Jumat, 16 September 2016

Sholat kejam mata

Bismillahirrahmanihim, Mengapa Rasulullah melarang kita Pejamkan mata ketika shalat ? Laa tudrikuhul absyar wa huwa yudrikul Abshar, wa huwa lathiful khabir. Allah tidak bisa dilihat oleh mata dan Allah yang melihat dirimu, Allah Maha halus lagi maha memberikan khabar. Alasan inilah kita dilarang memejamkan mata dalam shalat, karena Allah sangat lembut dan halus namun Allah dapat menurunkan keberadaan dan sambutannya ke dalam hati manusia. Dan Dialah Allah yang menurunkan ketenangan kedalam hati orang yang beriman untuk menambahkan keadaan iman dari iman yang sebelumnya. Orang yang memajamkan mata ketika shalat menunjukkan Ia tidak mampu merasakan turunnya keimanan dalam hatinya. Mengapa? Karena tidak mungkin keimanan akan lenyap hanya karena mata terbuka. Sebagaimana tidak mungkinnya perasaan cinta kepada seorang dicinta bisa hilang ketika mata terbuka. Orang hindu dan budha dalam melakukan jalan spiritualnya dengan cara menutup matanya untuk mencapai moksa atau pelepasan ruhaninya. Namun Islam mengcounter cara ini dengan mengatakan bahwa Allah sangat dekat bahkan lebih dekat dari urat nadi, hanya saja Allah tidak bisa dilihat oleh mata akan tetapi Allah yang melihat diri kita dan Allah sangat lembut dan halus serta memberikan khabar kedalam hati kita. Keadaan ini hanya bisa dirasakan bukan dilihat oleh mata, seperti rasa cinta, rasa sedih, rasa bahagia, walakinnallaha habbaba ilaikumul iman wazayyanahu fi qulubikum wa karraha ilaikum kufra wal fusuq wal isy yan. Akan tetapi Allahlah yang menurunkan rasa iman  dan menghiasinya rasa cinta ke dalam hatimu, dan Allah menjadikan dirimu membenci perbuatan kufuran, fasik dan isy yan. Keadaan ini terasa nempel di dalam dada sehingga menjadi keadaan diri kita. Jika keadaan rasa ini ada dalam dada kita, maka kita tidak akan mampu melepaskan. Jika hati kita ada rasa cinta dan khusyu' kepada Allah maka  kita akan merasakan sambutan Allah ketika diturunkan rasa tenang. Ketikda ada rasa tenang dalam dada itulah maka kabar dari Allah dapat kita tangkap. Keadaan ini tidak mungkin bisa dirasakan oleh orang yang memejamkan mata dalam shalat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar