Minggu, 15 November 2015

Memahami ujian & Cobaan

Sinopsis
Memahami Ujian dan cobaan

Sabtu,14 November 2015

Dengan memahami syarahan ini. InsyaAllah langsung mindset kita terhadap apapun yang terjadi menjadi lebih arif dan bijak.
Yang semula menganggap ujian adalah sebagai momok atau sesuatu yang menakutkan yang harus dihindari bersama, berubah sudut pandangnya menjadi suatu kesempatan dan sebuah peluang emas yang diberikan Allah Swt kepada para hambaNya untuk:
- bertambah ilmunya
- bertambah imannya
- bertambah yakinnya bahwa pertolonganNya itu sangatlah dekat dengan "time"nya.

Bagaimana mungkin, ilmu diturunkan tanpa melalui ujian?
Bagaimana mungkin iman bertambah tanpa melalui ujian?
Bagaimana mungkin tahu bahwa pertolonganNya itu sangat dekat tanpa melalui ujian?
Bagaimana mungkin Allah memilih dan menseleksi orang-orangNya tanpa melalui ujian?
Bagaimana mungkin anda dibiarkan mengatakan aku beriman, sebelum di uji?

Yakinlah bahwa cobaan, musibah, ujian apapun namanya bukan akhir dari segala2 galanya...
Bersambung...

Selama masih menganggap alqur,'an adalah dialog antara Allah dan hamba bukan Allah sendiri yang "berbicara" sama DzatNya ( yang sedikit) maka biasanya masih bingung dan belum faham karena dulu saya juga begitu...

Kalau sudah faham setiap masa hanya satu kewujudan, maka dia akan faham bahwa Al Qur'an sebenarnya monolog...
Al Anfal ;17

فَلَمْ تَقْتُلُوهُمْ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ قَتَلَهُمْ ۚ وَمَا رَمَيْتَ إِذْ رَمَيْتَ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ رَمَىٰ ۚ وَلِيُبْلِيَ الْمُؤْمِنِينَ مِنْهُ بَلَاءً حَسَنًا ۚ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin, dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Saya dulu sangat tidak faham ayat ini ..karena masih memahami bahwa al qur' an itu dialog...bukan monolog

Allah " berbicara sendiri" pada DzatNya yang sedikit...
Baru ngeh....

Ya bang Al Qur'an sebagai penolong DzatNya yang diperankan menjadi orang yang beriman...
Dan Al Qur'an juga menjadi "hijab" bagi DzatNya yang di perankan menjad orang yang "kafir".

Perlu dipahami bahwa kehidupan dunia ini hanya sandiwaraNya, pentas Ilahi, yang bermain itu tunggal Dia saja...

إِنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ ۚ وَإِنْ تُؤْمِنُوا وَتَتَّقُوا يُؤْتِكُمْ أُجُورَكُمْ وَلَا يَسْأَلْكُمْ أَمْوَالَكُمْ

Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau. Dan jika kamu beriman dan bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta harta-hartamu.
(Muhammad :36)
Kalimat (la'ib) artinya bermain itu bentuk kalimah mufrod/ tunggal , jamaknya Al lu'ub.
Begitu juga Al Lahwu artinya sendau gurau juga kalimatnya berbentuk mufrod / tunggal bukan jamak.
Jadi kehidupan dunia inu yang bermain cuma tunggal, Al qur'an juga monolog. Ini kalau dilihat dari prespektif filologi.

Kembali ke makrifatullah.
Ingat semua ciptaan termasuk kita berasal dari sedikit DzatNya..
Imam Ghozali berkata: orang yang sudah mengenal Tuhannya, maka dia merasa tidak wujud karena yang wujud cuma Dia yang wajibul wujud.

Logika terbaliknya..
Kalau belum mengenal Tuhannya. Maka dia masih merasa wujud..."keakuan"nya masih nempel...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar