==================
Segala yang terjadi merupakan cara Allah mengajar makhluqnya.
Setiap kejadian merupakan ejawantah dari asma dan sifatNya.
Karena Allah SWT Maha Mengampunkan dosa, maka akan selalu ada orang-orang yang tertakdir berdosa, kemudian bertaubat, kemudian Allah ampuni. [jika tak ada kejadian seperti itu, maka sifat Allah SWT sebagai Yang Maha Pengampun hanya akan tinggal sebuah asma semata tanpa bukti]
Manusia seperti debu di galaksi bima sakti. Tak ada pentingnya Allah menyiksa manusia. Melainkan apapun yang terjadi adalah cara Allah mengajari kita tentang Dia.
Pelajaran-pelajaran atau pengertian-pengertian tentang Dia itulah yang kita kenal dengan istilah sifat, atau asmaNya. Yang ada 99 asma bahkan lebih, yang semuanya HUSNA (baik).
Pengertian-pengertian tentang asma dan sifatNya, kata syaikh Abdul Qadir Jailani bisa dikelompokkan dalam dua kategori besar:
-sifat yang menjelaskan keagunganNya [JALAL], semisal DIA Maha Agung, Maha Membalas, dst
- sifat yang menjelaskan mengenai keindahanNya [JAMAL] misalnya Rahman, Rahim, Maha Pengampun, dst.
Bagaimana kita mengenal sifat2 atau pengertian2 itu? Sederhana, tengok kejadian hidup kita, semua adalah cara DIA bercerita. Yang hikmah dari cerita itu pasti berkaitan dengan sifatNya.
Bagaimana kita tahu bahwa diantara sekian banyak pengertian itu Dia tak hendak menyiksa kita?
Karena DIA telah berfirman bahwa rahmatNya mengalahkan kemurkaanNya.
Karena DIA menyuruh kita memulakan segala sesuatu dengan bismillahirRahmanirrahim. Agar kita merasakan manifestasi jamalNya.
Ga penting buat Allah menyiksa manusia. Melainkan semua ini sebagai cara Dia mengajar kita, cara DIA mengenalkan diri.
Itulah kita dituntut IQRO. Membaca kehidupan kita, dalam konteks ISMI ROBBIKA.
Pagelaran pengertian atau makna-makna yang DIA ajarkan pada kita.
Wallahualam
==================
Tidak ada komentar:
Posting Komentar