Rabu, 18 November 2015

Memahami Keridhaan

Sinopsis syarahan keredhaan

MEMAHAMI KEREDHAAN

Pada syarahan ini insya Allah akan membawa paradigma kita Mengenal kebesaranNya sehingga memahami untuk bisa menerima seluruh kejadian yang terjadi baik secara global/ umum maupun individu/pribadi dengan redha dan sukarela. Karena keredhaan adalah sebuah KONDISI yang dibangun dari Iman dan ilmu, bukan sebuah usaha dari diri sendiri.

Sebelum masuk pada kindisi redha, ada beberapa pertanyaan yang patut untuk diajukan, antara lain:
-Bagaimana cara memahami keredhaan itu?
-Mengapa mesti redho?
-Seperti apakah ciri-ciri orang yang di ridhoi Allah itu?
- Bagaimana cara membangun untuk senantiasa bergantung (menjaga koneksitas) sama Allah Swt itu?

Berbekal syarahan yang telah di lalui sebelumnya ( Makrifatullah, pembukaan pintu makrifat, lauhul mahfudh dan sistem Ilahi, ujian serta penyerahan) insyaAllah secara otomatic kita telah mendapatkan pemahaman untuk menerima seluruh kejadian yang terjadi secara umum ataupun pribadi dengan redha atau sukarela ( orang jawa mengatakan sukolilo, melakukan dengan senang, ringan dan penuh cinta).

Ingat, hanya dengan keredhaan seseorang itu masuk surga.

جَزَاؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۖ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ۚ ذَٰلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهُ

Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.

Rasullullah Saw bersabda;
Tiadak seseorang itu masuk surga dengan amaalnnya tetapi dengan keredhaan Allah Swt, begitu juga diriki ( Terjemahan Shahih Muslim Jilid 4, 819 (1994).

Ingat, orang-orang yang diridhoi Allah Swt adalah yang ridho dengan semua kehendakNya, sehingga ciri-ciri mereka tiada ketakutan dan kekhawatiran, menggapai menuju ketenteraman serta senantiasa berpaut rujuk (kembali) selalu ingat Allah Swt.

يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ

Hai jiwa yang tenang

ارْجِعِي إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً

Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.

فَادْخُلِي فِي عِبَادِي

Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku,
وَادْخُلِي جَنَّتِي

masuklah ke dalam surga-Ku.(Al Fajr : 27-30).

1. Memahami keredhaan

Pintu keredhaan itu "terbuka" setelah melewati pintu ujian dan penyerahan,

Lewat ujian ;
-ilmu diturunkan sehingga dihapus dari sifat kejahilan (bodoh karena masih ada kewujudan / ke "aku" an.
- pertolongan didatangkan, sehingga iman bertambah.
- Allah meninggikan kedudukan hambaNya
- Terjadi perubahan paradigma (paradigm shift) yang semula "memandang" ujian sebagai momok yang menakutkan, berubah pandangan menjadi kesempatan dan peluang agar bisa masuk ke dalam jamaahNya / golongan "orang-orang" Nya.

Lewat penyerahan, terjadi impact (dampak)  perubahan pola pikir dan pola hidup
- Yang selalu bergantung kepadaNya.
- Yang selalu menerima segala ketentuan dan ketetapanNya.
- Menerima bahwa takdir semuanya adalah terbaik dan sempurna serta tidak berubah karena di tetapkan oleh Sang Maha Bijaksana dan Sang Maha Sempurna.

berikut pintu keredhaan itu "terbuka":

- Setelah mengenal Allah tentu kita semakin beriman kepadaNya.
- Orang yang mengaku beriman pasti diuji oleh Nya.
- Ujian hanya bisa di lalui dengan ilmu ( penyerahan kepada Allah).
- Ujian ini bisa teratasi dengan iman ( meredhai segala kehendak dan ketetapanNya).
- Pertolongan Allah akan datang kepada orang yang beriman dan menyerah bulat-bulat (total / kaffah) kepadaNya.
- Dengan menyaksikan pertolonganNya, keyakinan kepadaNya akan semakin kuat.
- Awalnya adalah kuat beribadah dan taat, akhirnya ialah redha dengan ketetepanNya baik maupun buruk sebuah ketetapan (takdir) semuanya diyakininya terbaik karena Dia Allah Maha Bijaksana, mereka menyerah diri pada jalanNya dan bergantung hanya padaNya semata.
- Berpuas hati dengan apa yang ada, patuh kepadaNya dan bergantung hanya kepada Allah semata.
- Kebaikan adalah redha dan menjaga kondisi atau keadaan yang ada pada diri kita sekarang.

Melalui keadaan redha, terjadi impact (dampak)
- Keyakinan yang kuat tidak terbelah lagi karena bergantung kepadaNya semata.
- Mempersembahkan apapun jua hanya untuk Allah. Sehingga Allah meredhainya.

قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.

لَا شَرِيكَ لَهُ ۖ وَبِذَٰلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ

Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)".
( Al An'am : 162-163)

2. Mengapa Mesti redha

Mengapa mesti redha?

- Karena hanya dengan keredhaanlah seseorang itu masuk surga.
- Yang mendapatkan kerelaan Allah adalah orang-orang yang rela dengan semua kehendak. Yaitu mereka yang "keadaannya" bisa menerima seluruh perjalanan hidupnya (masa lalu, sekarang dan yang akan datang) yang baik maupun yang buruk dengan rela.
- Mereka yang selalu menyerah bulat-bulat kepada Allah, dengan keyakinan dan ilmu yang sudah difahaminya, yaitu:
* Menerima segala ketentuan dan ketetapanNya.
* Menerima bahwa loh mahfudh sempurna tidak ada perubahan.
* Meyakini bahwa semua yang terjadi atas izinNya dan sudah tertulis.
* Takdir (ketetapan dari Allah kepada semua ciptaan) adalah sempurna karena terbaik dan tidak bisa berubah.

فَانْقَلَبُوا بِنِعْمَةٍ مِنَ اللَّهِ وَفَضْلٍ لَمْ يَمْسَسْهُمْ سُوءٌ وَاتَّبَعُوا رِضْوَانَ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ ذُو فَضْلٍ عَظِيمٍ

Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridhaan Allah. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. (Ali Imran :174)

أَفَمَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَ اللَّهِ كَمَنْ بَاءَ بِسَخَطٍ مِنَ اللَّهِ وَمَأْوَاهُ جَهَنَّمُ ۚ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ

Apakah orang yang mengikuti keridhaan Allah sama dengan orang yang kembali membawa kemurkaan (yang besar) dari Allah dan tempatnya adalah Jahannam? Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.(Ali Imran :162)

Renungkan lagi, Lalu siapakah orang-orang yang diredahaiAllah itu?
Mereka adalah orang-orang yang redha dengan ketetapan dan kehendakNya.

قَالَ اللَّهُ هَٰذَا يَوْمُ يَنْفَعُ الصَّادِقِينَ صِدْقُهُمْ ۚ لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

Allah berfirman: "Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka. Bagi mereka surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; Allah ridha terhadap-Nya. Itulah keberuntungan yang paling besar".(Al Maidah :119)

Dengan memahami keredhaan ini, mengantarkan kita untuk meyakini seyakin-yakinnya bahwa ALLAH SWT MAHA SEMPURNA DAN MAHA BIJAKSANA.

فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ ۖ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ

Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki 'Arsy yang agung".
(At Taubah :129)

3. Indikasi orang yang diredhaiNya.

Siapakah mereka? Mereka adalah yang sudah masuk dalam "kondisi", sebagai berikut:
- Mereka yang sudah merasa tiada kewujudan baginya. Ke"aku"annya sudah hilang karena sudah dibangun melalui iman serta ilmu dan kefahaman.

وَمَا فَعَلْتُهُ عَنْ أَمْرِي ۚ ذَٰلِكَ تَأْوِيلُ مَا لَمْ تَسْطِعْ عَلَيْهِ صَبْرًا
dan bukanlah aku (Khidir) melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. Demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya".( Al Kahfi :82)

- Orang yang telah dihancurkan ( dibersihkan / laundry) semua kehendaknya.
Allah Swt tidak bersama kamu sekiranya semua nafsu dan kehendak kamu tidak dihancurkan, jika ada lagi dari kamu walaupun sedikit Allah akan menghancurkan itu pula sehingga kamu kosong semula ( Syaikh Abdul Qodir Al Julani, Futuh Ghoib, 24 (1990)

وَاذْكُرْ عَبْدَنَا أَيُّوبَ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الشَّيْطَانُ بِنُصْبٍ وَعَذَابٍ

Dan ingatlah akan hamba Kami Ayyub ketika ia menyeru Tuhan-nya: "Sesungguhnya aku diganggu syaitan dengan kepayahan dan siksaan".
(Shad :41)
Kosongkanlah kamu dari semua lakuan-lakuan kemanusian dan diri kamu (Syaikh Abdul Qodir Al Jilani, Futuh Ghoib, 24 (1990).

Selepas pengalaman ini akan bertambah hancurlah "hati" kamu sehingga hapuslah hawa nafsu dan kehendak kamu umpama tempayan ( gentong ) yang pecah yang tidak mengandungi air walau setetespun ( Syaikh Abdul Qodir Al Jilani, Futuh Ghoib, 23-24 (1990).

- Mereka yang telah menjadi perkakas/ alat Allah semata.

Apabila semua hancur dan tidak ada lagi yang tinggal pada kamu maka kamu pun sesuai untuk "diisi" dengan Allah (Syaik Abdul Qodir Al Jilani, Op Cit, 24)

Ini adalah sesuai bagi abdal ( setelah kosong dari kehendak di ganti dengan kehendakNya ) dan orang-orang yang mempunyai ilmu kebatinan, orang yang mengetahui Allah Swt ( Syeikh Abdul Qodir Al Jilani Op Cit,24 )

- Orang yang telah Allah tanamkan keimanan dalam hati mereka.

هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَعَ إِيمَانِهِمْ ۗ وَلِلَّهِ جُنُودُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا

Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana,(Fath :4)

- Orang yang segala pergerakannya di tangan Allah semata.

Pada hakikatnya tifak ada pelaku atau penggerak atau yang menduamkan kecuali Allah Swt tidak ada baik dan tidak ada jahat, tidak ada rugi dan tidak ada untung dan tidak ada faedah dan tidak ada anugrah dan tidak ada sekatan, tidak terbuka dan tidak tertutup, mati dan hidup, mulia dan hina, kaya dan papa, bahkan segala-galanya adalah dalam tangan Allah ( Syeikh Abdul Qodir Al Jilani, Op Cit, 20)

Lakuan Allah pun terzahir pada kamu dan masa pergerakan kehendak dan lakuan Allah itu, kamu hanya pasif pada badan, tenang dalam hati, luas fikiran, muka kamu berseri-seri dan jiwa kamu bertambah subur ( Syeikh Abdul Qodir Al Jilani, Op Cit, 23)

أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

Ingatlah, sesungguhnya wal

Safaat Al Qur':an

📙 SYAFA'AT AL-QUR'AN DI ALAM KUBUR DATANG DALAM  BENTUK SESEORANG YANG BERWAJAH TAMPAN

❓PERTANYAAN :

Ustadz afwan apakah artikel di bawah ini shahih tidak ? ana copas dari group sebelah.
(dari Umu Umair di Kuningan)
👇
SYAFA'AT AL QUR'AN DI DALAM KUBUR

Merinding bacanya... Semoga kita termasuk di dalam golongan orang ini...aamiin

Pertolongan Al-Quran di Alam Kubur.

- Dari Sa’id bin Sulaim ra, Rasulullah SAW bersabda: “Tiada penolong yg lebih utama derajatnya di sisi Allah pada hari Kiamat daripada Al-Qur’an. Bukan nabi, bukan malaikat dan bukan pula yang lainnya.” (Abdul Malik bin Habib-Syarah Ihya).

Bazzar meriwayatkan dalam kitab La’aali Masnunah bahwa jika seseorang meninggal dunia, ketika orang - orang sibuk dgn kain kafan dan persiapan pengebumian di rumahnya, tiba -tiba seseorang yang sangat tampan berdiri di kepala mayat. Ketika kain kafan mulai dipakaikan, dia berada di antara dada dan kain kafan.

Setelah dikuburkan dan orang - orang mulai meninggalkannya, datanglah 2 malaikat. Yaitu Malaikat Munkar dan Nakir yang berusaha memisahkan orang tampan itu dari mayat agar memudahkan tanya jawab.

Tetapi si tampan itu berkata: ”Ia adalah sahabat karibku. Dalam keadaan bagaimanapun aku tidak akan meninggalkannya. Jika kalian ditugaskan utk bertanya kepadanya, lakukanlah pekerjaan kalian. Aku tidak akan berpisah dari orang ini sehingga ia dimasukkan ke dalam syurga.”

Lalu ia berpaling kepada sahabatnya dan berkata,”Aku adalah Al quran yang terkadang kamu baca dengan suara keras dan terkadang dengan suara perlahan.

Jangan khawatir setelah menghadapi pertanyaan Munkar dan Nakir ini, engkau tidak akan mengalami kesulitan.”

Setelah para malaikat itu selesai memberi pertanyaan, ia menghamparkan tempat tidur dan  permadani sutera yang penuh dengan kasturi dari Mala’il A’la. (Himpunan Fadhilah Amal : 609)

Allahu Akbar, selalu saja ada getaran haru selepas membaca hadits ini. Getaran penuh pengharapan sekaligus kekhawatiran. Getaran harap karena tentu saja mengharapkan Al-Quran yang kita baca dapat menjadi pembela kita di hari yang tidak ada pembela. Sekaligus getaran takut, kalau-kalau Al-Quran akan menuntut kita.

Allah…terimalah bacaan Al-Quran kami. Sempurnakanlah kekurangannya.

Banyak riwayat yang menerangkan bahwa Al-Quran adalah pemberi syafa’at yang pasti dikabulkan Allah SWT. Aamiin.

📌 JAWABAN :

Barokallahu fikum ...Umu Umair semoga senantiasa dimudahkan dalam urusan,  ditambah ilmu dan pemahaman.
Terkait postingan diatas sebelumnya kita paparkan dulu beberapa poin penting diantaranya :

(1) Al-Qur'an mampu memberi syafaat  kepada yang membacanya adalah benar sebagaimana termaktub  didalam Hadits-hadits yang shahih, diantaranya

Dari 'Abdullah bin 'Amer Bahwa Rasulullah shalallahu 'alaihi wadallam bersabda,  "Puasa dan Al-Qur'an akan memberi syafa'at kepada seorang hamba pada hari kiamat,  Puasa berkata,  wahai Rabb aku telah menghalanginya dari makan dan minum disiang hari (karena ia berpuasa)  maka jadikan aku  Syafa'at padanya,  lalu Al-Qu'ran berkata Wahai Rabb aku telah menghalanginya dari tidur pada malam hari (karena dia baca al-Qur'an)  maka jadikan aku syafa'at padanya" (HR Ahmad 2/174 : 6626 Al-Hakim 1/554 Hadits dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani di kitab shahih at-Targhib wat-Tarhib 1/579)

Dari Abu Hurairah Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Satu surat didalam Al-Qur'an ang jumlahnya 30 ayat mampu memberikan syafa'at kepada yang membacanya hingga ia diampuni dosa-dosanya yaitu Tabarokalladzi biyadihil mulku" (HR Abu Dawud : 1400, Tirmidzi : 2891)

Bahkan surat Tabarak itu pemberi syafa'at berupa penyelamat dari siksa kubur.

Dari Ibnu Abbas Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda,  "(surat Tabarak) itu Al-Mãni'ah (penghalang) dia juga adalah Al-Munjiyat (penyelamat) yang menyelamatkan dari siksa kubur" (HR Tirmidzi : 2890, As-shahihah no. 1140)

(2) Syafaat ini akan bermanfaat apabila terpenuhi syarat-syaratnya, diantara syarat yang paling penting agar kita mendapatkan syafa'at baik syafa'at dari Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam, ataupun syafa'at dari para Malaikat ataupun syafa'at dari Al-Qur'an adalah kita nya wajib punya modal tauhid dan ketika mati dalam keadaan tidak punya dosa syirik atau  menyekutukan Allah sedikitpun.

Dari Abu Hurairah,  Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda,  "Setiap Nabi punya do'a mustajab (pamungkas)  dan semuanya telah digunakannya (do'anya) , adapun aku menangguhkan do'aku untuk memberi SYAFA'AT kepada umatku pada hari kiamat,  maka ia (syafa'atku itu)  akan dicapai oleh umatku yang mati dalam keadaan tidak melakukan kesyirikan kepada Allah sedikitpun" (HR Ahmad : 9504)

Jadi mustahil syafaat diberikan kepada orang yang melakukan kesyirikan lalu dosa syirik tadi terbawa mati dan belum sempat ditobati, karena Allah tidak akan mengampuni dosa syirik yang terbawa mati..kecuali kalau ia bertobat sebelumnya.

(3) Setiap amal shalih akan menyertai mayyit dialam kuburnya dan menyerupai seseorang dalam bentuk yang berwajah  tampan.

Didalam Hadits Al-Bara bin ' Azib , ketika Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam menceritakan kisah perjalanan Ruh Beliau menuturkan....Lalu mayit (orang shalih) itu didatangi seseorang yang wajahnya indah, harum baunya,  bagus pakaiannya, seraya mengatakan,  "Bergembiralah..dengan kemulian dari Allah dan nikmat yang kekal abadi",  Lalu Mayyit bertanya,  "alangkah menyenangkannya, siapa engkau ?"  Ia menjawab, "aku adalah amal shalihmu...." (HR Ahmad : 18614)

(4) Inilah keyakinan kita berdasarkan dalil-dalil yang shahih tentang syafa'at dari amal shalih dan akan menyertai seorang hamba dialam kubur,  serta Amal shalih tersebut berbentuk seseorang dengan wajah yang indah lagi menyenangkan.

Adapun terkait riwayat yang ditanyakan seperti yang dipostingan diatas,  dimana disebutkan secara spesifik kondisi pembaca al-Qur'an ketika meninggal dunia,  seseorang yang sangat tampan berdiri dikepala mayat,  lalu diantara dada dan kain kafan... dst maka kita katakan ini adalah riwayat yang dusta yang diada-adakan sebagaimana yang dijelaskan oleh Imam Ibnu Jauzi didalam kitabnya Al-Maudhu'at.

Beliau rahimahullah berkata,  "Hadits diatas telah diriwayatkan oleh Al-'Uqaili dari Ibrahim Bin Muhammad dari 'Amer bin Marzuq dari Dawud ...dari Ubadah bin Shamit.. dengan lafadz lebih singkat dari hadits ini..Hadits ini tidak benar datangnya dari Rausulullah shalallahu 'alaihi wasallam dan yang ditengarai memalsu hadits ini adalah Dawud.
Imam Yahya bin Ma'in berkata,  Dawud At-Thafawie yang meriwayatkan hadits tentang (syafaat ) Qur'an ini adalah bukan apa-apa (tifak dianggap) .

Al-'Uqaili sendiri menyatakan bahwa Haditsnya Dawud ini adalah Bathil tidak ada asal-usulnya,  lalu didalam sanad hadits inipun ada rowi bernama Al-Kudaimiy yang memalsukan Hadits.
(Kitab Al-Maudhu'at 1/252, Al-Alãil Mashnu'ah 1/219)

Syaikh Al-Albani pun menyatakan Hadits ini palsu dan dusta dikitabnya Dha'if At-Targhib wat-Tarhib

(5) Oleh karena riwayat tersebut dusta atas nama Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam atau mengatasnamakan Agama dan syari'at kita,  maka haram bagi seorang muslim untuk menyebarkan postingan tersebut. Wallahu a'lam.

✒ Abu Ghozie As-Sundawie

Minggu, 15 November 2015

Memahami ujian & Cobaan

Sinopsis
Memahami Ujian dan cobaan

Sabtu,14 November 2015

Dengan memahami syarahan ini. InsyaAllah langsung mindset kita terhadap apapun yang terjadi menjadi lebih arif dan bijak.
Yang semula menganggap ujian adalah sebagai momok atau sesuatu yang menakutkan yang harus dihindari bersama, berubah sudut pandangnya menjadi suatu kesempatan dan sebuah peluang emas yang diberikan Allah Swt kepada para hambaNya untuk:
- bertambah ilmunya
- bertambah imannya
- bertambah yakinnya bahwa pertolonganNya itu sangatlah dekat dengan "time"nya.

Bagaimana mungkin, ilmu diturunkan tanpa melalui ujian?
Bagaimana mungkin iman bertambah tanpa melalui ujian?
Bagaimana mungkin tahu bahwa pertolonganNya itu sangat dekat tanpa melalui ujian?
Bagaimana mungkin Allah memilih dan menseleksi orang-orangNya tanpa melalui ujian?
Bagaimana mungkin anda dibiarkan mengatakan aku beriman, sebelum di uji?

Yakinlah bahwa cobaan, musibah, ujian apapun namanya bukan akhir dari segala2 galanya...
Bersambung...

Selama masih menganggap alqur,'an adalah dialog antara Allah dan hamba bukan Allah sendiri yang "berbicara" sama DzatNya ( yang sedikit) maka biasanya masih bingung dan belum faham karena dulu saya juga begitu...

Kalau sudah faham setiap masa hanya satu kewujudan, maka dia akan faham bahwa Al Qur'an sebenarnya monolog...
Al Anfal ;17

فَلَمْ تَقْتُلُوهُمْ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ قَتَلَهُمْ ۚ وَمَا رَمَيْتَ إِذْ رَمَيْتَ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ رَمَىٰ ۚ وَلِيُبْلِيَ الْمُؤْمِنِينَ مِنْهُ بَلَاءً حَسَنًا ۚ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin, dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Saya dulu sangat tidak faham ayat ini ..karena masih memahami bahwa al qur' an itu dialog...bukan monolog

Allah " berbicara sendiri" pada DzatNya yang sedikit...
Baru ngeh....

Ya bang Al Qur'an sebagai penolong DzatNya yang diperankan menjadi orang yang beriman...
Dan Al Qur'an juga menjadi "hijab" bagi DzatNya yang di perankan menjad orang yang "kafir".

Perlu dipahami bahwa kehidupan dunia ini hanya sandiwaraNya, pentas Ilahi, yang bermain itu tunggal Dia saja...

إِنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ ۚ وَإِنْ تُؤْمِنُوا وَتَتَّقُوا يُؤْتِكُمْ أُجُورَكُمْ وَلَا يَسْأَلْكُمْ أَمْوَالَكُمْ

Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau. Dan jika kamu beriman dan bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta harta-hartamu.
(Muhammad :36)
Kalimat (la'ib) artinya bermain itu bentuk kalimah mufrod/ tunggal , jamaknya Al lu'ub.
Begitu juga Al Lahwu artinya sendau gurau juga kalimatnya berbentuk mufrod / tunggal bukan jamak.
Jadi kehidupan dunia inu yang bermain cuma tunggal, Al qur'an juga monolog. Ini kalau dilihat dari prespektif filologi.

Kembali ke makrifatullah.
Ingat semua ciptaan termasuk kita berasal dari sedikit DzatNya..
Imam Ghozali berkata: orang yang sudah mengenal Tuhannya, maka dia merasa tidak wujud karena yang wujud cuma Dia yang wajibul wujud.

Logika terbaliknya..
Kalau belum mengenal Tuhannya. Maka dia masih merasa wujud..."keakuan"nya masih nempel...

Cara Allah mengajari hamba-Nya

==================
Segala yang terjadi merupakan cara Allah mengajar makhluqnya.

Setiap kejadian merupakan ejawantah dari asma dan sifatNya.

Karena Allah SWT Maha Mengampunkan dosa, maka akan selalu ada orang-orang yang tertakdir berdosa, kemudian bertaubat, kemudian Allah ampuni. [jika tak ada kejadian seperti itu, maka sifat Allah SWT sebagai Yang Maha Pengampun hanya akan tinggal sebuah asma semata tanpa bukti]

Manusia seperti debu di galaksi bima sakti. Tak ada pentingnya Allah menyiksa manusia. Melainkan apapun yang terjadi adalah cara Allah mengajari kita tentang Dia.

Pelajaran-pelajaran atau pengertian-pengertian tentang Dia itulah yang kita kenal dengan istilah sifat, atau asmaNya. Yang ada 99 asma bahkan lebih, yang semuanya HUSNA (baik).

Pengertian-pengertian tentang asma dan sifatNya, kata syaikh Abdul Qadir Jailani bisa dikelompokkan dalam dua kategori besar:

-sifat yang menjelaskan keagunganNya [JALAL], semisal DIA Maha Agung, Maha Membalas, dst

- sifat yang menjelaskan mengenai keindahanNya [JAMAL] misalnya Rahman, Rahim, Maha Pengampun, dst.

Bagaimana kita mengenal sifat2 atau pengertian2 itu? Sederhana, tengok kejadian hidup kita, semua adalah cara DIA bercerita. Yang hikmah dari cerita itu pasti berkaitan dengan sifatNya.

Bagaimana kita tahu bahwa diantara sekian banyak pengertian itu Dia tak hendak menyiksa kita?

Karena DIA telah berfirman bahwa rahmatNya mengalahkan kemurkaanNya.

Karena DIA menyuruh kita memulakan segala sesuatu dengan bismillahirRahmanirrahim. Agar kita merasakan manifestasi jamalNya.

Ga penting buat Allah menyiksa manusia. Melainkan semua ini sebagai cara Dia mengajar kita, cara DIA mengenalkan diri.

Itulah kita dituntut IQRO. Membaca kehidupan kita, dalam konteks ISMI ROBBIKA.

Pagelaran pengertian atau makna-makna yang DIA ajarkan pada kita.

Wallahualam
==================

Manfaat Takbir sd Salam

http://8intisari.blogspot.co.id/2015/07/masya-allah-inilah-manfaat-setiap.html?utm_source=facebook.com&utm_medium=social&utm_campaign=Postcron.com&m=1

Kapan Malaikat berdoa

Orang-orang yang Didoakan Malaikat

#1. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci.

"Barang siapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa 'Ya Alloh, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci.'" (hadits ini dishohihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shohih At Targhib wat Tarhib I/37)

#2. Orang yang duduk menunggu sholat.

Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Huroiroh rodliyallaahu 'anhu, bahwa Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda, "Tidaklah salah seorang diantara kalian yang duduk menunggu sholat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya 'Ya Alloh, ampunilah ia. Ya Alloh sayangilah ia.'" (Shohih Muslim no. 469)

#3. Orang-orang yg berada di shof bagian depan di dalam sholat.

Imam Abu Dawud (dan Ibnu Khuzaimah) dari Barro' bin 'Azib rodliyalloohu 'anhu, bahwa Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya Alloh dan para malaikat-Nya bersholawat kepada (orang-orang) yang berada pada shof-shof terdepan." (hadits ini dishohihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shohih Sunan Abi Dawud I/130)

#4. Orang-orang yang melakukan sholat subuh dan 'ashr secara berjama'ah.

Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Huroiroh rodliyalloohu 'anhu, bahwa Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda, "Para malaikat berkumpul pada saat sholat subuh lalu para malaikat (yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu sholat 'ashr dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga sholat 'ashr) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Alloh bertanya kepada mereka, 'Bagaimana kalian meninggalkan hambaku?', mereka menjawab, 'Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan sholat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan sholat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat.'" (Al Musnad no. 9140, hadits ini dishohihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir)

#5. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan.

Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummud Darda' rodliyalloohu 'anhu, bahwasannya Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda, "Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata 'aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan.'" (Shohih Muslim no. 2733)

#6. Orang-orang yang berinfak.

Imam Bukhori dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Huroiroh rodliyalloohu 'anhu, bahwa Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda, "Tidak satu hari pun dimana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu diantara keduanya berkata, 'Ya Alloh, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak.' Dan lainnya berkata, 'Ya Alloh, hancurkanlah harta orang yang pelit.'" (Shohih Bukhori no. 1442 dan Shohih Muslim no. 1010)

#7. Orang yang makan sahur.

Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath Thobroni, meriwayatkan dari Abdullah bin Umar rodliyalloohu 'anhu, bahwa Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya Alloh dan para malaikat-Nya bersholawat kepada orang-orang yang makan sahur." (hadits ini dishohihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shohih At Targhiib wat Tarhiib I/519)

#8. Orang yang menjenguk orang sakit.

Imam Ahmad meriwayatkan dari 'Ali bin Abi Tholib rodliyalloohu 'anhu, bahwa Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda, "Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Alloh akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bersholawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga shubuh." (Al Musnad no. 754, Syaikh Ahmad Syakir berkomentar, "Sanadnya shohih")

#9. Seseorang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.

Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al Bahily rodliyalloohu 'anhu, bahwa Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda, "Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah di antara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bersholawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain." (dishohihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Kitab Shohih At Tirmidzi II/343)

Sabtu, 14 November 2015

Dialog SAW dengan Iblis

Berasa blm bisa jd hamba Allah yg baik setiap habis baca ini, selalu saya ulang baca dan bikin nangis, maaf ya Allah... :( maaf..

Suatu ketika Allah SWT memerintahkan seorang Malaikat menemui Iblis agar menghadap Baginda Rasul saw untuk memberitahu segala rahasianya, baik yang disuka maupun yang dibencinya. Hal ini dimaksudkan untuk meninggikan derajat Nabi Muhammad saw dan juga sebagai peringatan dan perisai umat manusia.

Kemudian Malaikat itupun mendatangi Iblis dan berkata : “Hai Iblis! Engkau diperintah Allah untuk menghadap Rasulullah saw. Bukalah semua rahasiamu dan jawablah setiap pertanyaan Rasulullah dengan jujur. Jika engkau berdusta walau satu perkataanpun, niscaya akan terputus semua anggota badanmu, uratmu serta disiksa dengan azab yang amat pedih”.

Mendengar ucapan Malaikat yang dahsyat itu, Iblis sangat ketakutan, maka segera ia menghadap Rasulullah saw dengan menyamar sebagai orang tua yang buta sebelah matanya dan berjanggut putih 10 helai yang panjangnya seperti ekor lembu.

Iblis pun memberi salam sampai 3 (tiga) kali salam, Rasulullah saw tidak juga menjawabnya, maka Iblis berkata : “Ya Rasullullah! Mengapa engkau tidak menjawab salamku? Bukankah salam itu sangat mulia di sisi Allah?” Maka jawab Nabi dengan marah : “Hai musuh Allah! Kepadaku engkau menunjukkan kebaikanmu? Jangan kau coba menipuku sebagaimana kau tipu Nabi Adam as sehingga beliau keluar dari syurga, kau hasut Qabil sehingga ia tega membunuh Habil yang masih saudaranya sendiri, ketika sedang sujud dalam sembahyang kau tiup Nabi Ayub as dengan asap beracun sehingga beliau sengsara untuk beberapa lama, kisah Nabi Daud as dengan perempuan Urya, Nabi Sulaiman meninggalkan kerajaannya karena engkau menyamar sebagai isterinya dan begitu juga beberapa Anbiya dan pendeta yang telah menanggung sengsara akibat hasutanmu.

Hai Iblis! Sebenarnya salam itu sangat mulia di sisi Allah azza wa jalla, tapi aku diharamkan Allah menjawab salammu. Aku mengenalmu dengan baik wahai Iblis, Raja segala Iblis. Apa tujuanmu menemuiku?”.

Jawab Iblis : “Ya Nabi Allah! Janganlah engkau marah. Engkau dapat mengenaliku karena engkau adalah Khatamul Anbiya. Aku datang atas perintah Allah untuk memberitahu segala tipu dayaku terhadap umatmu dari zaman Nabi Adam as hingga akhir zaman nanti. Ya Nabi Allah! Setiap apa yang engkau tanya, aku bersedia menerangkan satu persatu dengan sebenarnya, aku tidak berani menyembunyikannya”.

Kemudian Iblispun bersumpah menyebut nama Allah dan berkata : “Ya Rasulullah! Sekiranya aku berdusta barang sepatahpun niscaya hancur leburlah badanku menjadi abu”.

Ketika mendengar sumpah Iblis itu, Nabipun tersenyum dan berkata dalam hatinya, inilah kesempatanku untuk menyiasati segala perbuatannya agar didengar seluruh sahabat yang ada di majlis ini dan menjadi perisai seluruh umatku.

Pertanyaan Nabi (1) :

“Hai Iblis! Siapakah musuh besarmu?”

Jawab Iblis : “Ya Nabi Allah! Engkaulah musuhku yang paling besar di antara musuh-musuhku di muka bumi ini”.

Kemudian Nabipun memandang muka Iblis dan Iblispun gemetar karena ketakutan. Sambung Iblis : “Ya Khatamul Anbiya! Aku dapat merubah diriku seperti manusia, binatang dan lain-lain hingga rupa dan suarapun tidak berbeda, kecuali dirimu saja yang tidak dapat aku tiru karena dicegah oleh Allah. Andaikan aku menyerupai dirimu, maka terbakarlah diriku menjadi abu.

Aku cabut iktikad / niat anak Adam supaya menjadi kafir karena engkau berusaha memberi nasihat dan pengajaran supaya mereka kuat untuk memeluk agama Islam, begitu juga aku berusaha menarik mereka kepada kekafiran, murtad atau munafik. Aku akan menarik seluruh umat Islam dari jalan yang benar menuju jalan yang sesat supaya masuk ke dalam neraka dan kekal di dalamnya bersamaku”.

Pertanyaan Nabi (2) :

“Hai Iblis! Apa yang kau perbuat terhadap makhluk Allah?”

Jawab Iblis : “Adalah satu kemajuan bagi perempuan yang merenggangkan kedua pahanya kepada lelaki yang bukan suaminya, setengahnya hingga mengeluarkan benih yang salah sifatnya. Aku goda semua manusia supaya meninggalkan sholat, berbuai dengan makanan dan minuman, berbuat durhaka, aku lalaikan dengan harta benda, emas, perak dan permata, rumahnya, tanahnya, ladangnya supaya hasilnya dibelanjakan ke jalan yang haram.

Demikian juga ketika pesta di mana lelaki dan perempuan bercampur. Di sana aku lepaskan godaan yang besar supaya mereka lupa peraturan dan akhirnya minum arak. Apabila terminum arak itu, maka hilanglah akal, fikiran dan malunya. Lalu aku ulurkan tali cinta dan terbukalah beberapa pintu maksiat yang besar, datang perasaan hasad dengki hingga perbuatan zina. Apabila terjadi kasih antara mereka, terpaksalah mereka mencari uang hingga menjadi penipu, peminjam dan pencuri.

Apabila mereka sadar akan kesalahan mereka lalu hendak bertaubat dan berbuat amal ibadah, akan aku rayu supaya mereka membatalkannya. Semakin keras aku goda supaya mereka berbuat maksiat dan mengambil isteri orang. Jika hatinya terkena godaanku, datanglah rasa ria’, takabur, iri, sombong dan melengahkan amalnya. Jika lidahnya yang tergoda, maka mereka akan gemar berdusta, mencela dan mengumpat. Demikianlah aku goda mereka setiap saat”.

Pertanyaan Nabi (3) :

“Hai Iblis! Mengapa engkau bersusah payah melakukan pekerjaan yang tidak mendatangkan faedah bahkan menambah laknat yang besar dan siksa yang besar di neraka yang paling bawah? Hai yang dikutuk Allah! Siapa yang menjadikanmu? Siapa yang melanjutkan usiamu? Siapa yang menerangkan matamu? Siapa yang memberi pendengaranmu? Siapa yang memberi kekuatan anggota badanmu?

Jawab Iblis : “Semuanya itu adalah anugerah dari Allah Yang Maha Besar. Tetapi hawa nafsu dan takabur membuatku menjadi jahat sebesar-besarnya. Engkau lebih tahu bahwa diriku telah beribu-ribu tahun menjadi Ketua seluruh Malaikat dan pangkatku telah dinaikkan dari satu langit ke langit yang lebih tinggi. Kemudian aku tinggal di dunia ini beribadah bersama para Malaikat beberapa waktu lamanya.

Tiba-tiba datang firman Allah SWT hendak menjadikan seorang Khalifah di dunia ini, maka akupun membantah. Lalu Allah menciptakan manusia yang pertama (Nabi Adam as) dan seluruh Malaikat diperintah supaya memberi hormat sujud kepada lelaki itu, hanya aku saja yang ingkar. Oleh karena itu, Allah murka kepadaku dan wajahku yang tampan rupawan dan bercahaya itu berubah menjadi keji dan menakutkan. Aku merasa sakit hati. Kemudian Allah menjadikan Adam raja di syurga dan dikaruniakan seorang permaisuri (Siti Hawa) yang memerintah seluruh bidadari. Aku bertambah dengki dan dendam kepada mereka.

Akhirnya aku berhasil menipu mereka melalui Siti Hawa yang menyuruh Adam memakan buah khuldi, lalu keduanya diusir dari syurga ke dunia. Keduanya berpisah beberapa tahun dan kemudian dipertemukan Allah (di Padang Arafah), hingga mereka mendapat beberapa orang anak. Kemudian kami hasut anak lelakinya Qabil supaya membunuh saudaranya Habil. Itupun aku masih belum puas dan berbagai tipu daya aku lakukan hingga hari kiamat kelak.

Sebelum engkau lahir ke dunia, aku beserta bala tentaraku dengan mudah dapat naik ke langit untuk mencuri segala rahasia, tulisan yang menyuruh manusia berbuat ibadah dan balasan pahala serta syurga mereka. Kemudian aku turun ke dunia dan memberitahu manusia yang lain tentang apa yang sebenarnya aku dapatkan dengan berbagai tipu daya hingga tersesat dengan berbagai kitab bid’ah dan kehancuran.

Tetapi ketika engkau lahir ke dunia ini, maka aku tidak diijinkan oleh Allah untuk naik ke langit dan mencuri rahasia karena banyak Malaikat yang menjaga di setiap lapisan pintu langit. Jika aku memaksa untuk naik, maka Malaikat akan melontarkan anak panah dari api yang menyala. Sudah banyak bala tentaraku yang terkena lontaran Malaikat itu dan semuanya terbakar menjadi abu, maka semakin beratlah pekerjaanku dan bala tentaraku untuk menjalankan tugas menghasut manusia”.

Pertanyaan Nabi (4) :

Rasullullah bertanya “Hai Iblis! Apa yang pertama kali kau tipu dari manusia?”

Jawab Iblis : “Pertama kali aku palingkan iktikad / niatnya, imannya kepada kafir dan juga dari segi perbuatan, perkataan, kelakuan atau hatinya. Jika tidak berhasil juga, akan aku tarik dengan cara mengurangi pahala. Lama-kelamaan mereka akan terjerumus mengikuti kemauanku”.

Pertanyaan Nabi (5) :

“Hai Iblis! Jika umatku sholat karena Allah, apa yang terjadi padamu?”

Jawab Iblis : “Sungguh penderitaan yang sangat besar. Gemetarlah badanku dan lemah tulang sendiku, maka aku kerahkan berpuluh-puluh iblis datang menggoda manusia pada setiap anggota badannya.

Beberapa iblis datang pada setiap anggota badannya supaya malas sholat, was-was, lupa bilangan raka’atnya, bimbang pada pekerjaan dunia yang ditinggalkannya, merasa terburu-buru supaya cepat selesai sholatnya, hilang khusyuknya, matanya senantiasa melirik ke kanan dan ke kiri, telinganya senantiasa mendengar percakapan orang dan bunyi-bunyi yang lain.

Beberapa iblis yang lain duduk di belakang badan orang yang sembahyang itu supaya tidak kuat sujud berlama-lama, penat waktu duduk tahiyat dan dalam hatinya selalu merasa terburu-buru supaya cepat selesai sholatnya, itu semua membuat berkurangnya pahala. Jika para iblis tidak dapat menggoda manusia itu, maka aku sendiri akan menghukum mereka dengan hukuman yang berat”.

Pertanyaan Nabi (6) :

“Jika umatku membaca Al-Qur’an karena Allah, apa yang terjadi padamu?”

Jawab Iblis : “Jika mereka membaca Al-Qur’an karena Allah, maka terbakarlah tubuhku, putuslah seluruh uratku lalu aku lari dan menjauh darinya”.

Pertanyaan Nabi (7) :

“Jika umatku mengerjakan haji karena Allah, bagaimana perasaanmu?”

Jawab Iblis : “Binasalah diriku, gugurlah daging dan tulangku karena mereka telah mencukupkan rukun Islamnya”.

Pertanyaan Nabi (8) :

“Jika umatku berpuasa karena Allah, bagaimana keadaanmu?”

Jawab Iblis : “Ya Rasulullah! Inilah bencana yang paling besar bahayanya buatku. Apabila masuk awal bulan Ramadhan, maka memancarlah cahaya Arasy dan Kursi, bahkan seluruh Malaikat menyambut dengan suka cita. Bagi orang yang berpuasa, Allah akan mengampunkan segala dosa yang lalu dan digantikan dengan pahala yang amat besar serta tidak dicatat dosanya selama dia berpuasa. Yang menghancurkan hatiku ialah segala isi langit dan bumi, yakni Malaikat, bulan, bintang, burung dan ikan-ikan semuanya siang malam memohonkan ampunan bagi orang yang berpuasa. Satu lagi kemudian orang berpuasa ialah dimerdekakan pada setiap masa dari azab neraka. Bahkan semua pintu neraka ditutup manakala semua pintu syurga dibuka seluas-luasnya dan dihemb

Jumat, 13 November 2015

Lahul Mahfudz

Lauhul Mahfudh
(Memahami Sistem Ilahi )

Jum'at, 13 November 2015
Tujuan mengenal sistem Ilahi adalah untuk memahami keadaan apa saja yang sudah berlaku baik masa lampau, masa sekarang dan masa yang akan datang semua berdasarkan Al Qur'an dan Hadits dan sinopsis dari syarahan loh mahfud Arifbillah Ustadz Hussein bin Abdul Latif.

Kalau seseorang belum mengenal dengan perjalanan sistem Ilahi, maka selalu bergejolak dalam hati dan selalu protes dengan Tuhan. Kenapa ini terjadi??

1. DzatNya Wajibul wujud artinya : DzatNya yang sedikit menjadi unsur dari semua ciptaan termasuk ruang dan masa. Ini berati adanya semua ciptaan termasuk ruang dan masa membutuhkan DzatNya, karena kalau DzatNya tidak ada maka semua ciptaan tidak mungkin ada, analoginya ; untuk bisa menjadi es batu dia membutuhkan adanya air sebagai unsurnya. Konklusinya DzatNya adalah wujud yang wajib ada (wajibul wujud), ini berarti wujud ciptaan adalah wujud yang mungkin (mungkinul wujud).

2.DzatNya yang Awal
, yang Akhir, yang Dzahir dan yang Bathin.

هُوَ الْأَوَّلُ وَالْآخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ ۖ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

Dialah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Zhahir dan Yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.
(Al Hadid : 3)

Dari ayat ini jelaslah bahwa kewujudan DzatNya adalah Awal dari adanya / kewujudannya semua ciptaan.
- karena semua ciptaan membutuhkan DzatNya, Maka Dia lah yang Awal.
- semua ciptaan berunsurkan DzatNya, maka apabila semua ciptaan binasa dan kembali ke asalnya yaitu DzatNya, Maka DzatNya lah yang Akhir.
- semua ciptaan tercipta / terzahir dari DzatNya. Maka semua ciptaan adalah penzahiran DzatNya. Seperti es batu adalah penzahiran dari air. Maka DzatNya lah yang Zahir
- apabila DzatNya terzahir maka tersembunyilah DzatNya dibalik "rupa yang terzahir" atau penzahiranNya. DzatNya tersembunyi di balik ruoa yang terzahir atau penzahiranNya, namun tidak pisah antara DzatNya dengan penzahiranNya, sebagaimana tidak terpisah antara air dengan es batu, maka DzatNya yang Dzahir.

Siapaun yang yang terlihat DzatNya dalam keadaan asliNya pasti binasa.

3. DzatNya ada di mana- mana

Karena DzatNya adalah unsur yang wajib ada untuk adanya / kewujudan semua ciptaan termasuk ryang dan masa, maka dimana ada ciptaan termasuk ruang dan masa di situ ada DzatNya.

وَلِلَّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ ۚ فَأَيْنَمَا تُوَلُّوا فَثَمَّ وَجْهُ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah (Dzat) Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui.
(Al Baqoroh : 115)

4. DzatNya (yang sedikit) meliputi segala sesuatu

Dari DzatNya terzahirlah semua ciptaan termasuk ruang dan masa, namun tidak pisah dari DzatNya dengan semua ciptaan yang zahir dari ciptaanNya. Seperti tidak bisa terpisahnya antara air dengan es batu, maka dengan ini DzatNya ( yang sedikit) meluputi semua ciptaan. Maka ini berarti DzatNya yang menjadi unsur semua ciptaan termasuk ruang dan masa itu adalah bagian kecil dari (Dzat) Allah Swt, ini berarti Allah Swt Maha Meliputi.

وَلِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ مُحِيطًا

Kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan apa yang di bumi, dan adalah (pengetahuan) Allah Maha Meliputi segala sesuatu.
( An Nisa' : 126)

5. DzatNya ( yang sedikit) ada bersama anda.

Anda juga ciptaan yang berunsur dari ciptaanNya. Ini berarti, DzatNya senantiasa ada bersama anda.

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ ۖ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya,
( Qaaf : 16)

6. Allah Maha Besar, Maha Luas dan Maha Tinggi

Sekiranya semua ciptaan termasuk ruang dan masa di jadikan satu adalah lebih kecil dari sebutir pasir di antara lautan pasir bila dibandingkan dengan Dzat yang diluar Dzat yang Maha Indah. Maka sudah tentu Allah Swt Maha Besar, Maha Luas dan Maha Tinggi.

Allah Maha Besar dan Maha Tinggi

ذَٰلِكُمْ بِأَنَّهُ إِذَا دُعِيَ اللَّهُ وَحْدَهُ كَفَرْتُمْ ۖ وَإِنْ يُشْرَكْ بِهِ تُؤْمِنُوا ۚ فَالْحُكْمُ لِلَّهِ الْعَلِيِّ الْكَبِيرِ

Yang demikian itu adalah karena kamu kafir apabila Allah saja disembah. Dan kamu percaya apabila Allah dipersekutukan. Maka putusan (sekarang ini) adalah pada Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.
(Al Mukmin : 12)

Allah Maha Luas

وَلَا تُؤْمِنُوا إِلَّا لِمَنْ تَبِعَ دِينَكُمْ قُلْ إِنَّ الْهُدَىٰ هُدَى اللَّهِ أَنْ يُؤْتَىٰ أَحَدٌ مِثْلَ مَا أُوتِيتُمْ أَوْ يُحَاجُّوكُمْ عِنْدَ رَبِّكُمْ ۗ قُلْ إِنَّ الْفَضْلَ بِيَدِ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

Dan janganlah kamu percaya melainkan kepada orang yang mengikuti agamamu. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk (yang harus diikuti) ialah petunjuk Allah, dan (janganlah kamu percaya) bahwa akan diberikan kepada seseorang seperti apa yang diberikan kepadamu, dan (jangan pula kamu percaya) bahwa mereka akan mengalahkan hujjahmu di sisi Tuhanmu". Katakanlah: "Sesungguhnya karunia itu di tangan Allah, Allah memberikan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Luas karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui";
( Ali Imron : 74)

7. Allah Maha Mendengar, Maha Melihat, Maha Mengawasi dan Maha Mengetahui

Kalau DzatNya tidak terpisah dari semua ciptaan karena kewujudan semua ciptaan membutuhkan kewujudanNya maka sudah tentu dimana ciptaan ada di situ ada DzatNya. Dengan ini :
- Allah Maha Mendengar
- Allah Maha Mengawasi
- Allah Maha Melihat
- Allah Maha Mengetahui apa yang berlaku kepada semua ciptaanNya. Kalau DzatNya adalah bagian kecil dari ( Dazt) Allah Swt, maka sudah tentu dan logis bahwa Allah Maha Mendengar, Maha Melihat, Maha Mengawasi dan Maha Mengetahui.

Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.



إِنَّ الَّذِينَ يُجَادِلُونَ فِي آيَاتِ اللَّهِ بِغَيْرِ سُلْطَانٍ أَتَاهُمْ ۙ إِنْ فِي صُدُورِهِمْ إِلَّا كِبْرٌ مَا هُمْ بِبَالِغِيهِ ۚ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ ۖ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

Sesungguhhnya orang-orang yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah tanpa alasan yang sampai kepada mereka tidak ada dalam dada mereka melainkan hanyalah (keinginan akan) kebesaran yang mereka sekali-kali tiada akan mencapainya, maka mintalah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
( Al Mukmin : 56)

Allah Maha Mengetahui

وَإِنَّ رَبَّكَ هُوَ يَحْشُرُهُمْ ۚ إِنَّهُ حَكِيمٌ عَلِيمٌ

Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang akan menghimpunkan mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.
( AlHijr : 25)

Allah Maha Mengawasi segala sesuatu

أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۖ مَا يَكُونُ مِنْ نَجْوَىٰ ثَلَاثَةٍ إِلَّا هُوَ رَابِعُهُمْ وَلَا خَمْسَةٍ إِلَّا هُوَ سَادِسُهُمْ وَلَا أَدْنَىٰ مِنْ ذَٰلِكَ وَلَا أَكْثَرَ إِلَّا هُوَ مَعَهُمْ أَيْنَ مَا كَانُوا ۖ ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِمَا عَمِلُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dialah keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dialah keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia berada bersama mereka di manapun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.
( Al Mujadila :7)

Apabila anda sudah mengenal disebalik tiap ciptaan termasuk ruang dan masa ada Dzat Allah yang sedikit itu. Dengan ini meski kedua mata anda melihat kepada semua ciptaan yang ada di hadapan anda. Namun matahati anda tetap melihat DzatNya disebalik ciptaan itu.

Maka anda sudah bermakrifatullah yaitu anda sudah mengenal Allah dimanapun anda memandang matahati anda tidak tertutup dari melihat kewujudan DzatNya yang sedikit disebalik semua ciptaan.
Kalau sudah faham akan hal ini.

Masihkah anda merasa wujud?

Selasa, 10 November 2015

Zikrullah & Latihannya

Artikel berikut ini merupakan terjemah bebas dari artikel Ust. Hj. Hussien Bin Abdul Latiff, yang berjudul Dzikrullah

MENGINGAT ALLAH…

Saat mengingat Allah, tidak boleh ada bentuk / bayangan apapun, tulisan, suara, cahaya, warna, dan apapun juga di dalam fikiranmu. Semua itu bukanlah Allah, melainkan ciptaan.

Mengingat Allah adalah seperti mengingat namamu atau nama seseorang. Kamu tidak membayangkan namamu, tidak juga kamu mengeja namamu di dalam fikiranmu ketika seseorang memanggil namamu, melainkan kamu langsung meresponnya.

Maka dari itu, saat mengingat Allah, kamu tidak boleh memvisualisasikan/ membayangkan Allah, tidak juga mengeja nama-Nya. Cukup ingat Allah seperti kamu mengingat dirimu sendiri saat ada orang lain memanggil kamu. Atau seperti kamu ingat kepada orang tua kamu. Misalnya ingat kepada ibumu, atau bapakmu.

Allah telah berfirman bahwa tiada apapun serupa dengan Dia, tidak ada pengelihatan yang mampu mencapai-Nya. Simpelnya, Dia adalah Tuhan yang tidak tercapai oleh penglihatan matamu.

Untuk mengingat Allah dalam pikiranmu (minda), kamu harus membersihkan dulu pikiranmu itu dari segala kotoran.
Kekotoran atau pikiran yang kotor akan menghambat peningkatan spiritualmu. Seperti yang Nabi telah katakan, di dalam tubuh anak Adam terdapat segumpal daging, bila segumpal daging itu baik; maka baik pulalah pemiliknya, dan hal tersebut adalah HATI (hati yang halus/ minda / akal). Bukan hati LEVER atau JANTUNG.

Untuk membersihkan semua kotoran di dalam pikiranmu, lakukan hal berikut:

1. Tutup kedua mata fisikmu dan (dengan mata fisik yang masih tertutup) fokuskan kedua matamu secara internal menuju yang ada di dalam fikiranmu. HITAM bola matamu di naikkan sedikit keatas. Setelah itu, coba tarik kelopak matamu, kamu akan mendapati bahwa kelopak matamu seperti tertutup kuat / terkunci. Ini menandakan bahwa matamu sekarang sudah fokus secara internal. Matamu yang fokus secara internal itu (fokus meski dalam keadaan tertutup itu) disebut juga mata hati / mata mental / mata batin.

2. Sekarang, dengan menggunakan fikiranmu, baca ayat-ayat Al Quran berikut: Al Ikhlas 3x, Al Falaq 1x, An Nas 1x, Al fatihah 1x. Semua bacaan itu dilakukan di dalam fikiranmu atau secara mental, bukan kamu ucapkan dengan lidah atau mulutmu. Jika setelah membaca ayat2 tersebut, mata mental atau mata hatimu masih melihat bahwa fikiranmu masih belum bersih dan belum kosong, maka ulangi lagi membaca ayat-ayat diatas di dalam fikiranmu sampai mata hati atau mata mentalmu melihat bahwa di dalam fikiranmu sudah kosong atau bersih.

3. Setelah fikiranmu bersih atau kosong, letakkan ingatan kepada Allah di dalam pikiranmu itu, atau ingatlah Allah segera di dalam fikiranmu, dan FOKUSKAN atau TUMPUKAN mata hatimu kepada INGATAN kepada ALLAH itu.

4. Tetaplah fokus selama kamu mampu. Jika kamu bisa terus menerus mempraktekkan ini, maka suatu saat ingatanmu kepada Allah akan terpatri / terkonci / berurat akar di dalam fikiranmu.

5. Begitu mata hatimu bisa fokus pada ingatan kepada Allah di dalam fikiranmu, bukalah pelan-pelan mata fisikmu, pada saat yang sama pertahankan mata mental atau mata hatimu fokus pada ingatan kepada Allah dalam fikiranmu tadi. Sekarang mata mentalmu tidak akan terganggu dengan apapun juga yang kamu lihat dengan mata fisikmu. Latihlah seperti ini secara ISTIQAMAH hingga kamu berhasil atau mahir.

Begitu kamu bisa mempertahankannya, mata mental atau mata hatimu akan fokus pada ingatan kepada Allah di dalam fikiranmu, meskipun saat itu mata fisikmu sedang terbuka. Sebagai latihan alternatif, kamu juga bisa memraktekkannya dalam keadaan mata fisikmu tertutup. Lakukalah masing-masingnya sekitar sepuluh menit.

Jika kamu melakukan praktek ini terus menerus, pada akhirnya mata mental / mata hatimu akan dapat fokus pada ingatan kepada Allah baik dengan mata fisik terbuka ataupun dengan mata fisik tertutup, setiap saat.

Mempertahankan ingatan kepada Allah di dalam fikiranmu, seperti kamu menyalakan lilin. Pastikan lilin itu menyala setiap saat, pastikan mata hatimu bisa tertumpu pada ingatanmu kepada Allah di dalam pikiranmu setiap saat, karena begitu padam, maka setan akan bermain di dalam fikiranmu.

Sekarang, dengan mata mental/ mata hatimu akan bisa pula menyaksikan “Dzat yang sedikit” meliputi segalanya, dan pada saat yang sama kamu juga akan mampu untuk fokus secara mental (dengan mata hati) pada ingatan kepada Allah di dalam fikiranmu / mindamu.

Inilah keadaan “IHSAN”, yang Nabi Muhammad SAW telah sabdakan:

Beribadahlah seperti melihat Allah, jika tidak mampu yakinkan bahwa Allah melihat kamu.

(Ustadz Hussien B. A Latiff)

Taqdir Jabariyah vs Zatiyah

ku temukan kebenaran...
(Topeng-topeng)

Rabu, 11 November 2015

Rasullullah Saw :RahmatKu mendahului murkaKu...
Sebelum...
Semua manusia dilahirkan mereka semua sudah "ditanamkan" oleh Allah di zaman azali...
Al A'rof : 179
وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُوا بَلَىٰ ۛ شَهِدْنَا ۛ أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَٰذَا غَافِلِينَ

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",

Setelah kelahiran
Semua manusia diberikan "topeng-topeng" masing-masing sesuai dengan peranannya, ada yang berperan "Fujur" ada yang berperan "Taqwa"

As Syam : 8
فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا

maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.

Yang di beri peranan "fujur" maka dia menjalankan peran ke-fujuran-nya. Sebaliknya yang diber peranan "Taqwa" mereka akan menjalankan peran ke-taqwaan-nya. Mereka tidak akan bisa melepaskan peranannya..
Karena peranannya itu di "tatap" kan sebagaimana tetapnya kalung pada lehernya.
Al Isro:13
وَكُلَّ إِنْسَانٍ أَلْزَمْنَاهُ طَائِرَهُ فِي عُنُقِهِ ۖ وَنُخْرِجُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كِتَابًا يَلْقَاهُ مَنْشُورًا

Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. Dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka.
Dan "ketetapan" peranan dari "topeng-topeng" itu sudah di tetapkan sejak kunNya, sebelum Allah menciptakan semua ciptaan.
Orang-orang golongan bahagia mereka akan di permudajkan untuk melakukan amalnya orang-orang bahagia. Adapun golongan orang celaka, dia juga pasti akan mengarah pada amalnya orang-orang celaka (terjemahan Sahih Muslim Bk.4, 575 (1994); terjemahan Sahih Al Bukhari Bk.8,402 (1987)

Tak seorang pun dari kamu kecuali sudah ditetapkan tempatnya di surga atau di neraka (terjemahan Sunan Ibnu Majah Bk.1, 66 (1992)
Kalau kehidupan manusia ini sudah ditetapkan sesuai dengan "topeng"nya masing-masing, terus kalau begitu kita pasrah saja? Pasif, toh semua sudah ditetapkan?
Rasullullah Saw bersabda : jangan begitu beramallah dan jangan berpasrah ( terjemahan Sunan Ibnu Majah Bk 1, 66 (1993)
Jangan menetapkan karena semua sudah ditetapkanNya...jangan difikirkan terlalu dalam karena semua adalah yang terbaik, tidak ada yang sia-sia, semua berhikmah..
(Al Mudatsir : 18-20)
إِنَّهُ فَكَّرَ وَقَدَّرَ

Sesungguhnya dia telah memikirkan dan menetapkan (apa yang ditetapkannya),
فَقُتِلَ كَيْفَ قَدَّرَ

maka celakalah dia! Bagaimana dia menetapkan?,
ثُمَّ قُتِلَ كَيْفَ قَدَّرَ

kemudian celakalah dia! Bagaimanakah dia menetapkan?,

Bagaimana kamu memikirkan dan menetapkan?
Kalau semua adalah dzatNya yang mengambil peran?
Bagaimana kamu memikirkan dan mentapkan?
Kalau semuanya adalah urusanNya? SemuanNya adalah milikNya dan hakNya?

أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكْكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ ۗ وَإِنْ تُصِبْهُمْ حَسَنَةٌ يَقُولُوا هَٰذِهِ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ ۖ وَإِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَقُولُوا هَٰذِهِ مِنْ عِنْدِكَ ۚ قُلْ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ ۖ فَمَالِ هَٰؤُلَاءِ الْقَوْمِ لَا يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ حَدِيثًا

Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun?
(An Nisa':78)

يَقُولُونَ هَلْ لَنَا مِنَ الْأَمْرِ مِنْ شَيْءٍ ۗ قُلْ إِنَّ الْأَمْرَ كُلَّهُ لِلَّهِِ

Kemudian setelah kamu berdukacita, Allah menurunkan kepada kamu keamanan (berupa) kantuk yang meliputi segolongan dari pada kamu, sedang segolongan lagi telah dicemaskan oleh diri mereka sendiri, mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan mereka.

Mereka berkata: "Apakah ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini?". Katakanlah: "Sesungguhnya urusan itu seluruhnya di tangan Allah".
(Ali Imron:154)
Kalau sudah faham dan tahu, what next?
Apa yang harus dilakukan?
Ssssstttt......diam.....diam...buatlah seperti tak tahu..ada mata lihat,ada telinga dengar, ada mulut diam.....ingatan hanya fokus ingat Allah...dengan selalu bersaksi dan menyaksikan (musyahadah)
Bahwa dzatNya dalam peranannya, bersaksi dan menyaksikan bahwa semua adalah haknya, semua terjadi atas izinNya, semuanya tidak ada yang di alpakan, semua berhikmah

Inilah yang disebut "penglihatan yang tajam"
Kamu hendaklah bersopan santun, diam dan banyak bercakap, bersabar, berserah dengan sukarela kepada Dia ( Syaikh Abdul Qadir Al Jilani, Futuhul Ghoib ; 94,96 (1990)
Sesungguhnya berkhidmat kepada Allah itu terdiri dari sepuluh bagian, sembilan darinya terletak dalam diam (Syaik Abdul Qadir Al Jilani, Futuhul Ghoib, 94 (1980)

Kalau semua "topeng-topeng" itu dibuka semuanya sama yaitu dzat...
Topeng-topeng adalah peranan yang "mesti" di pakai setiap "pemeran" dalam pagelaran pentasNya karena pementasan ini yang bermain adalah tunggal...
Setiap masa kewujudan hanya tunggal.
Kalau semuanya sudah ditetapkan...
Redha (orang jawa mengatakan suko lilo, melakukan peranan dengan suka dan cinta), jangan protes apalagi menyalahkanNya karena manusia hidung dengan "topeng-topeng"nya yang di dalam "pementasanNya"
Ingatlah yang bermain adalah dzatNya..dzatNya mengambil peranan...sadari betul bahwa semua ciptaan berasal dari dzatNya yang sedikit, dzatNya yang sedikit ini seperti setetes air bila dibandingkan dengan lautan, seperti sebutir pasir bila dibandingkan dengan gurun pasir.DzatNya yang sedikit inilah yang terzahir lauh mahfudh karena lauh mahfudh adalah wadah dari semua ciptaan termasuk ruang dan masa yang berjalan secara sistematis sesuai dengan rencanaNya sejak kun sampai kiamat ke dua

Ingatlah dalam kesadaran akan dzat...

إِنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ ۚ وَإِنْ تُؤْمِنُوا وَتَتَّقُوا يُؤْتِكُمْ أُجُورَكُمْ وَلَا يَسْأَلْكُمْ أَمْوَالَكُمْ

Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau. Dan jika kamu beriman dan bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta harta-hartamu.
(Muhammad:36)

Kalau semua tahu kalau semuanya adalah "topeng-topeng", masihkah kita menyalahkan topeng-topeng itu?
Kalau sudah tahu semuanya adalah pentas ilahi, masihkah bersedih? Masihkah galau?
Everything is ok
Que sera sera
Hanya jauhari kenali manikam
Hidup seperti biasa
Ingat Allah senantiasa
Menjaga halal haram
Memperkemaskan diri tuk bersungguh sungguh dalam beribadah...
Allahu A'lam
Salam makrifat..

Senin, 09 November 2015

Jalan Nabi & Wali

Perbedaan approach/ pendekatan tasawuf jalan Nabi-nabi dan jalan wali-wali.

Pertama sebagai catatan, istilah jalan Nabi-nabi dan jalan wali-wali dikutip oleh ust. Hussien dari istilah yang digunakan Syaikh Ahmad Sirhindi, untuk memberi istilah kepada dua pendekatan yang berbeda pada tasawuf, yang terjadi semenjak lepas abad ke 3H.

=========

Tasawuf Jalan wali-wali, berupa lembaga

Tasawuf jalan Nabi-Nabi tidak berupa lembaga, melainkan pengajaran melalui kajian-kajian (seseorang tidak usah memasuki lembaga tarikat tertentu, dan tak perlu baiat tertentu)

=========

Tasawuf jalan wali-wali, "makrifat" merupakan akhir perjalanan. Makrifat diharapkan akan diperolehi murid lewat ilham Rabbani, setelah murid menempuh perjalanan panjang menggenjot peribadatan dengan zikir-zikir.

Tasawuf jalan Nabi-nabi, "makrifat" bukanlah puncak pencapaian, melainkan pondasi keberagamaan. Makrifat diajarkan melalui kajian-kajian dengan berdasar kepada dalil-dalil yang jelas. Diharapkan setelah makrifat, orang-orang akan melaksanakan ibadah dengan lebih enak karena sudah kenal dengan Yang Disembah. Peribadatan akan meningkat sebagai imbas dari pengenalan.

=========

Tasawuf jalan wali-wali, mengutamakan pada pembersihan diri dari sifat-sifat tercela, lalu mengisinya dengan sifat-sifat terpuji. Semisal menghilangkan riya, ujub, dengki, dll....

Tasawuf jalan Nabi-nabi, mengutamakan pada pergeseran paradigma bahwa kita sejatinya tidaklah wujud. Jika kesadaran bahwa kita tidaklah wujud; sudah tertanam kuat; maka sifat-sifat tercela akan hilang dengan sendirinya. Sebab, sifat-sifat tercela butuh 'tempat' untuk menempel. Tempatnya adalah "rasa keakuan", mengutip kata Mas Agus, "jika tak ada 'aku', kepada siapa sifat melekat?

=========

Bedanya tasawuf jalan wali wali dengan tasawuf jalan nabi nabi yang bisa diambil pelajaran
Kalo jalan wali wali mengajarkan menghilangkan sifat "aku/wujud" seperti riya..ujub..takabur..sum'ah dan sebagainya..padahal sifat "aku" kalo dihilangkan akan tumbuh dan terua tumbuh lagi seperti rambut..kuku kalo dipotong dia akan tumbuh dan tumbuh lagi karena "aku"nya masih ada
Kalo jalan Nabi nabi.. Mengajarkan "aku/wujud" nya di hilangkan maka hilang pula sifat2 "aku" tadu
Bagaimana mungkin orang bisa sempurna (ikhlas) ibadahnya kalo "aku"nya masih ada?

Jumat, 06 November 2015

Hormon cinta & hormon rohani

Orang hidup ini dikendalikan oleh hormonal. Ada system yg mengendalikan dalam otak kita, yaitu hormon sedih, bahagia, hormon marah, hormon veromon. Ternyata sebuah system yg sdh tersedia secara otomatis. Ini normalnya, jadi selama ini yg mengendalikan kehidupan kita adalah system hormon ini, akan tetapi bagi yg berketuhanan dikendalikan oleh ruhaninya yg dekat dgn pusat hidup yaitu Allah.

Makanya ada perbedaan rasa cinta yg dikendalikan oleh hormon cinta dgn cinta yg dihasilkan ruhani ketuhanan.

Rasa tenang yg dihasilkan hormon serotonine dgn sakinah yg diturunkan dalam hati org beriman, jelas sangat jauh perbedaannya.

Ketenangan hormon dapat dikendalikan dgn menstimulus otak sedangkan sakinah didapat melalui ketundukan kpd Allah. (Ust. Abu Sangkan)

Selasa, 03 November 2015

Minda

Sedikit tambahan mengenai "ingat Allah" dengan metoda MINDA.

Umpamakanlah kita sedang melamun, merem, dan mengingat DURIAN. lalu terbayanglah gambar durian di benak kita. Pertanyaannya, apakah gambar durian di benak kita itu DURIAN beneran? Tentu bukan.... itu hanya "memori" atau gambaran tentang durian di MINDA kita.

Sama juga saat kita mengingati Allah. lalu MINDA kita 'kosong' dari gambaran apapun. Apakah 'kosong' itu Allah? jelas BUKAN. Tentu saja bukan.

Jadi, yang beliau ajarkan adalah kita mengingat Allah, kemudian kita tidak menyerupakan Allah dengan apapun, tak ada persepsi apapun, maka tak tergambar apa-apa.

kondisi dimana MINDA kita itu tak ada perumpamaan apapun saat kita mengingati Allah; secara istilah bahasa; itu kan 'kosong', ga ada apa-apa. Tapi kosong itu jelas bukan Allah. Maksud beliau adalah, jangan menyerupakan Allah dengan apapun saat kita mengingatNya.

Disitulah saya rasa kekeliruan sebagian orang memahami approach atau pendekatan yang beliau ajarkan.

Intinya, manusia tak bisa menyentuh / melihat / merangkum DIA secara zahir, atau secara makna sebenarnya. penelitian sains terhebat dengan alat apapun tak bisa menyentuh DIA dalam kedudukanNya yang Maha Rahasia itu. Dan pendakian spiritual terhebat siapapun saja juga tak bisa menyentuh DIA dalam kedudukanNya yang Maha Rahasia itu.

Pendek kata, apapun yang bisa diteliti, disentuh, dirasakan, oleh ciptaan yang berada di dalam lauh mahfudz; pastilah ciptaan juga. Sehebat-hebat ciptaan ingin menyentuh, meneliti, merasakan; dengan sains ataupun dengan cara spiritual; pastilah hanya sampai kepada ciptaan juga. Dzat yang sedikit di dalam lauh mahfudz. Dzat yang sedikit yang sudah mengambil sifat.

Maka itu pertalian kita hanyalah "mengingati" Allah.

Saat ingat, kita tak mengumpamakan, atau membayangkan DIA.

Adapun makna musyahadah (penyaksian), itu makna majazi. Penyaksian dengan ilmu yang yakin. Bukan dalam artian sebenarnya

Wallahualam bish shawab

Senin, 02 November 2015

Iqra'

Bismillah.

Saya coba rangkumkan syarahan IQRO kemarin sebatas catatan saya. Mohon dilengkapi bagi yang mencatat juga.

Intinya syarahan IQRO adalah rangkuman flow atau alur susunan kajian yang beliau sudah sampaikan.

Harapan beliau adalah dengan melalui YAMAS yang diketuai Mas Agus dan partnernya mbak Tuti, kita dapat bahu membahu menyampaikan amanah keilmuan makrifatullah ini tanpa agenda pribadi, dan tanpa keluar dari pakem susunan beliau.

Sehingga salah satu yang diharapkan adalah menyatukan golongan syariat dan tasawuf seperti yang pernah dilakukan Imam Ghozali.

=======================

Yang pertama adalah mengenai perbedaan konsep wahdatul wujud, nur muhammad, dan Dzatiyah.

Pada awalnya, ketiga konsep ini menganggap bahwa pada awalnya Allah saja yang ada, tak ada serupa, tak ada umpama. Akan tetapi

- wahdatul wujud menganggap keseluruhan diriNya-lah yang pada saat  DIA berfirman KUN termanifestasikan menjadi alam semesta (ciptaan) hingga tiada beda Dia dan CiptaanNya. ALLAH adalah hakikat alam.

- Nur Muhammad menganggap pada zaman azali Allah membelah menjadi dua. Sebagian menjadi Nur Muhammad. Lalu Allah berfirman KUN pada Nur Muhammad. (jadi pada zaman azali ada dua kewujudan, Allah yang tiada umpama, dan Nur Muhammad). Lalu Nur Muhammadlah yang menjadi kesemua ciptaan.

- Dzatiyah konsep yang beliau sampaikan, bahwa saat beliau berfirman KUN, sedikit atau setitik saja dari diriNya yang termanifestasikan menjadi ciptaan.

Satu hal yang membuat saya yakin bahwa betul beliau ini Arif Billah, adalah karena keilmuannya yang sangat jelas menjabarkan bahwa DIA itu tak serupa tak umpama.

Jadi sebelum DIA berfirman KUN, sama sekali tak ada definisi.

Nama dan sifat pun tak bisa dilekatkan pada DIA dalam kedudukannya yang Maha Rahasia sebelum DIA Kun.

=======================
Kemudian mengenai penjelasan sifat2 berikut ini.

Beliau menjelaskan, kapan sifat2 itu merujuk pada DIA. Kapan sifat2 itu merujuk pada DzatNya yang termanifestasikan jadi ciptaan di dalam LM.

- setiap sifat berikut, menjelaskan tentang DIA-nya. Allah. Bukan DzatNya: Maha Besar. Maha luas. Maha tinggi.

- setiap sifat atau penjelasan berikut maksudnya adalah DzatNya:

Yang wajibul wujud
Yang menjadi batin
Yang zahir
Yang halus lagi meliputi
Yang awal dan akhir
Yang berinteraksi

Sahabat lillah

PERSAHABATAN KARENA ALLOH TA'ALA

🍃 Saudaraku yang dimuliakan Alloh Ta'ala!                                                                                                                      Sebuah persahabatan yang dibangun atas dasar iman,bertemu dan berpisahnya karena Alloh Ta'ala memiliki kemuliaan yang tinggi disisi Alloh Subhanallohu Ta'ala.                         Kemuliaan yang diberikan atas ummat Nabi Muhammad ini,menjadikan iri para Nabi dan ummat-ummat terdahulu.             
Berikut hak- hak/ indikator sebuah perdahabatan yang mendapat kemuliaan disisi Alloh Ta'ala  tersebut :                   
1⃣Hak/indikator Pertama :

💎“أن يحب أخاه لله لا لغرض من الدنيا”

“Hendaknya seorang mencintai saudaranya “lillah” (karena Allah), BUKAN karena tujuan (kepentingan) dunia.”

2⃣Hak/indikator Kedua :

💎“أن يقدم الأخ لأخيه الإعانة بالمال وبالنفس”
“Hendaknya seorang saudara lebih mengutamakan saudaranya yang lain, dalam membantunya baik dengan harta dan juga jiwanya.”

3⃣Hak/ indikator Ketiga :

💎“حفظ العرض. لأداء هذا الحق مظاهر :
تسكت عن ذكر العيوب
لا تدقق معه السؤال
تحفظ أسراره
“Menjaga kehormatan saudaranya.
Untuk mewujudkan hak ini, ada beberapa faktor pendukung :
Diam dari menyebut (baca : menyebarkan) aib-aibnya.
Tidak berdalam-dalam ketika bertanya kepadanya.
Menjaga rahasia-rahasianya.

4⃣Hak/indikator Keempat :

💎“أن تجنب أخاك سوء الظن به”
“Hendaknya engkau menjauhi suudzon (prasangka yang jelek) terhadap saudaramu.”

5⃣Hak/indikator Kelima :

💎“أن تتجنب مع إخوانك المراء والممارة.
المراء له لأسباب :
يظهر أنه لم يستسلم لوجهة النظر
الرغبة في الانتصار
عدم رعاية آفات اللسان
“Seyogianya engkau menjauhi debat kusir, perdebatan dengan cara yang bathil dengan saudaramu.
Dan termasuk sebab yang bisa mengantarkan kepada debat kusir
Nampak bahwa ia tidak menerima pendapat dari suatu sisi pandang.
Menginginkan kemenangan (dari pendapatnya).
Tidak memperdulikan bahaya dari kejelekan lisannya.

6⃣Hak/indikator Keenam :

💎“بذل اللسان لأخيك. وله مظاهر :
لا تكن شحيحا بلسانك
شكره على بذله
أن تثني عليه في غيرn حضوره
“Hendaknya engkau mencurahkan nasihat kepada saudaramu, di sana ada beberapa faktor pendukung :
Janganlah engkau bakhil dari menasihati saudaramu.
Berterima kasih atas kebaikan yang telah ia curahkan.
Engkau senantiasa menyebut saudaramu dengan kebaikan tatkala ia tiada.

7⃣Hak/indikator Ketujuh :

💎“العفو عن الزلات”
“Memaafkan dari kesalahan-kesalahan (baca: kekhilafan) saudaranya”

8⃣Hak/indikator Kedelapan :

💎“الفرح بما آتاه الله جل وعلا في المال والعلم والدين والصلاح”
“Merasa senang, gembira atas apa yang Allah berikan kepada saudaranya.
Dari harta, ilmu, agama dan kebaikan (yang lainnya).”

9⃣Hak/indikator Kesembilan :

💎“أن يكون بينك   إخوانك تعاون في الخير والصلاح”

“Seyogianya engkau saling berta’awun (tolong-menolong) dengan saudaramu, dalam perkara kebaikan dan perkara yang bermanfaat”

🔟Hak/indikator Kesepuluh :

💎“أن يكون بين أصحاب الأخوة الخاصة تشاور وتآلف فيما بينهم”
“Seyogianya antar saudara secara khusus, untuk saling bermusyawarah dan menyatukan langkah pada perkara yang ada diantara mereka.”    
  🍃Semoga Alloh Ta'ala menjadikan persahabatan kita,kekal di dunia dan diakhirat,sebuah persahabatan karena Alloh . Aamiin...................   
📚 Referensi:
(SILSILAH AKHLAQ WAL ADAB, kary.Asy-Syaikh Sholih Alu Asy-Syaikh hafidzahullah)

📝KAMPUNG BERSIH HATI Grup Kajian Shalat Khusyu'