Sabtu, 13 Agustus 2016

Ysholat islam imam ihsan

IHSAN
Juga bermakna sempurna, status sempurna didalam beragama, Ihsan juga merupakan pedoman standard operasinal beragama yang wajib dicapai, jika tidak maka pasti ada masalah dengan keimanan dan keislaman seseorang.

Islam Iman Ihsan TIDAK bisa dipengal penggal atau dipisahkan, Gagal mencapai ihsan artinya gagal berislam sekaligus beriman.

Bisa saja seseorang dengan lantangnya mengaku telah beriman, tetapi tanda tanda atau ciri ciri orang beriman tidak pernah ia alami atau rasakan, bagaimana mungkin pernytaan dia itu benar telah beriman jika didalam shalat saja dia tidak pernah terharu bergetar dan menangis. itu didalam shalat....bagaimana diluar shalat?....

Ingat yang memberi ukuran tanda tanda ciri ciri bagaimana orang beriman itu ya Allah sendiri : Orang mukmin itu ketika dibacakan ayat ayat yang maha rahman makadia terharu bergetar hatinya, lalu lemah tidak berdaya tersungkur bersujud tak mampu menahan tangisannya....

Kenapa bergetar karena  hatinya..(bagian dari ruh), minda aqalnya sadar mengakui dengan sebenar benar pengakuan bahwa betapa tidak berartinya dirinya, yang itupun harus segera dikembalikan kepada asalnya karena saat itu juga ia sadar bahwa dirinya adalah dzatNya yang didhahirkan. apa apa yang ada pada dirinya adalah dzatNya, semua dzatNya, tidak ada yang tersisa, maka direlakannya kembali,  semua dirinya lahir batin yang dapat ia rasa diserahkakan dan dikembalikan kepada dzatNya. inilah islam kamil islam sempurna.

Dan jikalau ditelusuri kiranya tidak mungkin sesorang dapat menyerahkan dirinya secara total sempurna jika tidak tahu dirinya dan asal usul dirinya (baca ilmu ma'rifatullah), itu sebab nya awaludin sebelum seseorang melangkahkan kaki untuk beragama maka wajib baginya ma'rifatullah mengenal Allah. Dengan mengenal Allah seseorang akan tahu dan paham sesungguhnya dirinya itu.

Perasaan haru munncul ketika kita "menyaksikan" kebenaran, kebenaran ke maha besaran Alla. DzatNYA yang sedikit itusaja tidak berati apa apa dibandingkan keseluruhan dzatNya, apalagi dia sebagai makhluk manusia yang juga bagaikan sebutir pasir di padang pasir terhadap keseluruhan dzatNya yang sedikit itu.

Menangis...karena tidak kuat merasakan ke tidak beratian dirinya, kehinaan dirinya, kerendahan dirinya dan kesadaran bahwa  dirinya dan semua yang telah dia akui ada sebagai miliknya hancur lebur...sadar mengakui bahwa semua itu datang dariMUya Allah...disitulah disaksikan kebenaran la haula wala quwwata illa billah, kebenaran laa maujud illa dzatillah, kebenaran Allah maha besar, kebenaran Allah maha meliputi, kebenaran Allah maha tahu yang tersembunyi....dst...dst....makin tersedu sedu ia menangis....makin deras air mata mengalir, ....nggak terasa berapa lama ia berdiri, rukuk,dan sujudnya.....terasa tidak cukup waktu untuk satu rakaat saja...tidak cukup.....

Rakaat beriikutnya pasti....takbir diucapkan dengan berat terbata bata bahkan bisa jadi seperti pekikan mengagungkan nama Allah...takkuat dia walau hanya membaca kalimah takbir, karena kalimah takbir itu sekarang adalah pernyataan atas pengakuan keagungan Allah.

Disusul membaca fatihah .....bismillah....mengawali fatihah seringkali hampir tidak bisa menyelesaikan kalimah bismillah, lagi lagi....ketika belum selesai mengucapkan bismillah hatinya seolah melesat kedepan dan memberitahu dirinya.....benarkah pernyataan atau sumpahmu yang kau ucapkan dihadapan Rabmu...benarkah berdirimu, shalatmu atas namaNYA saja....
dst dst....pasti akan lebih dalam lebih seru....tetapi asyik nikmat

Nikmatnya menangis dihadapan Allah. nikmatnya bergetar terharu tak berdaya didepan kuasa yang maha agung., nikmatnya hati hancur berkeping namun terasa seperti apa rasa  kepingan kepingan itu

Bukan saja hanya seolah olah dilihat Allah, tetapi dia pun sadar sedang berjumpa Allah dari awal shalatnya, Innii wajjahtu waj hiya lilladzi fatharas samaawati wal ardl...dst dst.

Apa yang ia ucapkan adalah apa yang ia saksikan.

Wallahu a'lam..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar