Minggu, 07 Agustus 2016

YMengingat Allah&Memandang Zat-Nya

Ilmu ma'rifat tidaklah cukup hanya dipahami..apalagi dipelajari hanya sebatas agar tahu.....tetapi juga harus benar benar dipraktikkan dengan sungguh sungguh sebab jika tidak seseorang tidak akan menjadi ma'rifatullah.

Didalam memraktikkan apa yang sudah dipahami juga berbeda, setidaknya bergantung kepada hal yang lebih dipahami dari pada hal hal yang lain. misalnya kalau saya dulu mengawali praktik dengan menerapkan "dzikir" yang tidak lagi bersuara atau mengucapkan kalimah tauhid dengan menggunakan hati, bukan hati yang yang saya pahami sebelumnya, yakni hati yang berkait dengan mind atau minda.

Di awal awal praktik memang masih bercampur, campurnya penggunaan hati lever dan hati minda, karena belum bisa utuh merasakan dzikir menggunakan minda sedangkan menggunakan hati (jantung atau lever) yang juga tidak pernah dapat dirasakan penggunaannya didalam berdzikir, apalagi bayangan yang sesungguhnya hanya dapat dilakukan oleh mata dalam atau mata-hati, bukannya mata lahiriyah.

Ketika berdzikir sudah terasa semakin ada perbaikan....terutama didalam mengingat dan memandang yang didzikiri. dzikirullah pastinya yang diingat adalah Allah dan yang dipandan adalah dzatNya, yang tidak serupa dengan apapun makhluk ciptaanNya baik yang physic maupun non physic, yang ghaib.

perbaikan itu awalnya terasa timbulnya haqqul yaqin akan " kebenaran yang dipandang", jika ketika saya berdzikir saya memandang atau melihat melalui mata hati adalah kosong (=tidak serupa dengan apapun), oh..dzikir saya tidak lagi salah, sedangkan ingatan atau dzikir itu sendiri tetap kepada Allah.

Tidak lama kemudian dzikirllah itu diikuti antara lain kesadaran dan pengakuan yang dalam akan keberadaan diri ini sehingga meuncul kesadaran dan sikap. menyerahkan diri secara total yang diikuti pengakuan bahwa sesungguhnya diri ini tidaklah wujud, lahir batin kita hanyalah seolah perubahan yang timbul adanya dari dzatNya.

kesadaran dan  Pengakuan  yang dalam akan ketidak wujudan diri dan semua makhluk...adalah tahap awal bagi sempurna dan totalitasnya penyerahan diri, tidak ada diri ini, tidak ada apapun lagi yang dapat kita miliki....dan tidak perlu lagi dipaksa.....dengan sendirinya berislam secara sempurna.....tidak ada apa apa lagi karena seluruhnya telah diserahkan kembali kepada dzatNya ....yang ada hanyalah dzatNya....kosong...kosong kosong..

Semua makluk semua benda semua tumbuhan semua binatang semua barang semua keadaan semua peritiwa semua kejadian semua hal, semua sifat semua karakter, semuanya itu juga sama dengan diri kita.....tidaklah wujud.....semua itu manakala terpandang....yang nampak hanyalah dzatNya.....yang kosong belaka tidak laki tidak perempuan tidak ada persepsi apapun di dalam minda ini, kecuali kosong.

Ketika mengingat Allah kita memandang KOSONG, maka artinya sama saja kita memandang bahkan sudah lebur di dalam liputan dzatNya.......he...he kita sadar...bahwa kita sudah sampai...........keyakinan yang mutlak bahwa dzatNya yang sedikit itupun tidak terpisah dari keseluruhan dzatNya......subhanallah Al Al Adziim......

Wallahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar