Minggu, 28 Agustus 2016

Qurban

قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Qul inna sholati wanusuki wamahyaya wamamati lillahi robbil alamin

Katakanlah: sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.

Dalam tafsir albaghawi disebutkan kata ibadat disebut nusuk

Nusuk dalam bahasa arab artinya ibadah. Adapun arti wanusuki adalah ibadahku.

Adapun maksud dari wanusuki dari ayat diatas menurut syekh albaghawi adalah

أراد بالنسك الذبيحة، وقال مقاتل : نسكي : حجي ، وقيل : ديني

Yang dimaksud kata nusuk adalah mufrad, adapun jamaknya adalah manasik.

Dan maksud dari kata wanusuki adalah sembelihan qurbanku. Ada juga yang mengatakan makna nusuki adalah hajiku dan agamaku.

ABS
Penjelasan tentang kurban, qaruba, yaqrubu qurbanun, artinya mendekat. Oleh karena itu makna qurban adalah dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah. Yang sampai kepada Allah bukan dagingnya akan tetapi ruhani kita.

Sejarah qurban terjadi ketika Nabi Ibrahim bersumpah, jika saya punya anak pasti akan saya qurbankan kepada Allah. perkataan ini disebabkan karena ia tidak memiliki anak. Nabi Ibrahim adalah orang yang paling banyak sedekah dan berkorban kambing untuk fakir miskin, saking gemar sedekah, sampai sampai keceplosan dalam hatinya, kalaupun saya punyak anak, pasti saya qurbankan. ketika Nabi ibrahim memiliki anak bernama ismail , Allah menagih Ucapannya yang dulu pernah bersumpah. Ibrahim akhirnya merelakan untuk dikurbankan, nabi ibrahim dengan berat hati  akhirnya melepaskan anaknya untuk dikurbankan atas perintah Allah, ia melepaskan anak satu satunya yg amat dicintainya untuk dikorbankan atas nama Allah sehingga ia mampu terlepas ikatan batinnya dengan anaknya,ketika hatinya lepas dari ikatan batin dengan anaknya yg dipersembahkan untuk Allah maka Allah menyelamatkan ismail dari penyembelihan, digantikan dengan kambing gibas, hikmah ini harus terjadi terhadap kita semua kita tidak boleh terikat hati kita kepada selain Allah, sehingga kita akan tersiksa akibat kecintaan kepada selain Allah swt, oleh karena itu kurban kita merupakan tanda kepatuhan kepada Allah yg Maha suci dan Allah akan memberikan rizki yg melimpah atas kurban yg kita serahkan,

(ust. Abu Sangkan)

Dzikir ke dzikir

Sedikit share pengajian pak abu ahad ini ,pak abu menjelaskan dzikir itu bukan hanya mengucapkan dzikir lisan saja kata pak abu kalau hanya dzikir bacaan itu masih ringan 1000 kalipun masih bisa kuat dilakukan tapi ada dzikir yg berat,yaitu sedekahmu, kurban sapi atau kambingmu, karena arti dzikir adalah ingat kepada Allah mengerjakan perintahnya adalah ingat kepada Allah,, seperti dzikir menurut ibnu Qoyyim kau melakukan dzikir dari dzikir yg satu ke dzikir yg lainnya, pak abu menjelaskan ibnu qoyyim ketika ada orang yg meninggal maka dia berhenti berzikir dan berpindah dari dzikir yang lainnya yaitu beliau bertakziah dan mengurus pemakamannya , itulah arti dzikir yaitu mengikuti perintahnya, ketika ada orang yg miskin dan terkena musibah maka dia berhenti berdzikir dan pergi menolong, haram hukumnya dia tetap duduk berdzikir sedangkan ada orang yg sedang membutuhkan pertolongannya, haram hukumnya dia duduk berdzikir sedangkan dia memiliki uang tapi dia tidak mau berkurban,

Doa untuk orang haji

⭐🕌⭐

Shbt..bulan2 ini adalah byk skl undangan tasyakuran haji.

Inilah sunah nabi kpd para tamu utk mendoakan para calon jamaah haji ato umroh.

زَوَّدَكَ اللَّهُ التَّقْوَى وَغَفَرَ ذَنْبَكَ  وَيَسَّرَ

لَكَ الْخَيْرَ حَيْثُمَا كُنْتَ

“Zawwadakallahut taqwa wa ghofaro dzanbaka wa yassaro lakal khoiro haytsuma kunta"

Artinya:

Semoga Allah membekalimu dengan takwa, mengampuni dosa-dosamu, dan memudahkanmu di mana saja engkau berada.”

Silahkan .... 🙂

Senin, 22 Agustus 2016

YMaha Meliputi

Allah Maha meliputi segala sesuatu.
Istilah meliputi sering kita artikan berada diluar yang diliputi, seperti dibungkus, dan karena pengertian sederhana seperti dibungkus inilah yang kiranya membuat kita lupa atau sering melupakannya sehingga kita merasa sendiriandan  terlepas dari jangkauan "peliput".

Ada suatau ontoh baik yang dapat "menyalahkan" pemahaman kita akan makna istilah "meliputi".

Jika kita perhatikan dengan seksama "Es-Batu" yang keras bahkan bisa dibentuk berbagai rupa, maka kita akan segera sadar dan paham bahwa yang berbentuk itu adalah sesungguhnya "AIR" saja dan tidak ada unsur lain kecuali air. Dan dengan mudah kita memahaminya bahwa Dhahir-batin Es-batu itu adalah AIR.

Kita masuk kedalam unsur terkecil dari Es-Batu itu ..ya..air juga...dan inilah makna "MELIPUTI". Tidak ada yang keliwatan dari peliputannya, sampai unsur terkecil sekalipun sesuatu adalah didalam peliputanNya juga, dan peliputannya atas semua unsur terkecil darii keseluruhan wujud Es-Batu, bukan hanya sebagian dari wujud Es-Batu itu.

Dan dari contoh itu pula kita mudah memahami "inna lillaahi wa inna ilaihi raaji'uuna".......awalnya dari air, menjadi Es-Batu, mempunyai berbagai bentuk, kemudian  kalau Es-Batu itu rusak dan meleleh Es-Batu itu kembali menjadi air, kembali ke asal."hua al awwalu wa alaakhiru"....Awal sebelum Es batu adalah air, dan akhir kewujudan es batu adalah air juga.

Dan dari contoh itu pula kita mudah memahami "Dia Maha Melihat" Maha mengawasi, Maha Tahu yang kita sembunyikan sekalipun, karena tidak ada unsur lain selain air saja didalam mewujudkan Es-Batu. Tidak ada unsur lain selain dzatNya saja didalam menciptakan keseluruhan makhluk.

Es-Batu adalah wujud pendhahiran sementara dari dzatNya, wujud sementara yang sewaktu waktu kembali  menjadi dzatNya.

yang perlu kita perhatikan agar tidak keliru bertauhid adalah bahwa dzatNya yang dhahir menjadi keseluruhan makhluk adalah bagaikan setetes air dzatNya di lautan dzatNya, hanya setetes air yang tidak mungkin akan menjadi lautan..

wahdatul wujud memahami akulah dzatNya akulah Allah.....ini betul tetapi salah karena merujuk kepada keseluruhan dzatNya, karena mana mungkin setetes air mengaku lautan. dzatNya yang sedikit tidak mungkin menjadi keseluruhan dzatNya.

Paham lain yang lebih "parah" kelirunya adalah paham Nur Muhammad, orang orang yang mengikuti paham ini memahami bahwa sebelum keluar perintah KUN Dzat Allah mesti Allah bagi menjadi dua bagian yang sama, kapan membaginya ya sebelum keluar perintah KUN, dzat itu separo  menjadi dan bernama Nurullah, dan separonya lagi menjadi dan bernama Nur Muhammad, dan Nur Muhammad inilah yang menadi keseluruhan makhluk. dan Separonya yang tidak menjadi makhluk menjadi Tuhan Allah.

Dengan pemahaman Nur Muhammad itu ayat ayat banyak menjadi sulit dipahami:

peliputan Allah tidak menjangkau unsur terkecil dari pendhahiran Nur Muhammad.

Rajiuun titik akhir kembali keseluruhan makhluk harusnya Nur Muhammad,

ya dengan paham Nur Muhammad ini kiranya....penganutnya nggak sadar telah secara halus menuhankan Muhamad saw,  perhatikan selawat ini : ya sayyidii yaa rasululllah ...qad khiilatii adriknii ya Rasulullah......mintanya kepada Rasulullah, selawat serupa juga ada. semoga saya salah

InsaAllah dengan tauhid yang benar akan menjauhkan kita dari kesulitan praktik senantiasa dzikir atas lakuan kita se hari hari, karena begitu dzikrullah...kita seketika akan sadar bahwa dhahir batihin dan semua sampai yang terkecil dari diri kita maupun yang ada disekitar kita yang bersama kita adalah semata mata dzatNya saja, kemanapun kita arahkan andangan kita yang terpandang adalah dzatNya saja.

Dengan kesadaran itu....lenyaplah rasa memiliki apapun, lenyaplah rasa heran, nggumun, takjub pada kehebatan kepintaran orang.....semua itu hanyalah pendhahiran dari dzatNya. nggak adaorang pinter, dukun hebat nan sakti, setengah wali, setengah gila, setengah ngulamak......nggak ada ...yang ada ...yang nampak adalah dzatNya..

Wallahu 'alam.

Rabu, 17 Agustus 2016

Perjalanan Sholat ABS

*_MUTIARA NASEHAT UST ABU_*

_Kamis 18 Agustus 2016_

_Tahajjud hari ini, disaat qiyam, dada terasa lapang, setiap bacaan menghasilkan keadaan daya._

_Keadaan ini tidak pernah terjadi ketika kita berdzikir biasa, karena shalat sedang berbicara kepada Allah baik memuja dengan pujian yg tinggi mengagungkannya dan melakukan doa apa yg kita minta._

_Sebagaimana didalam hadits qudsi Allah berfirman :_

عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ الخُدْرِيَّ رَضِيَ الله عَنْهُ عَنِ النَِّبِيِّ صَلَى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : يَقُوْلُ الرَّبُّ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى: مَنْ شَغَّلَهُ القُرْآنُ وَذِكْرِيْ عَنْ مَسْأَلَتِيْ, أَعْطَيْتُهُ اَفْضَلُ مَا أُعْطِيَ السَائِلِيْنَ.

_Dari Abu Sa’id Al-Khudri, dari nabi SAW, beliau bersabda bahwa Allah SWT berfirman, “Siapa yang membaca Al-Qur’an dan dzikir kepada-Ku sehingga ia tidak sempat memohon apa-apa kepada-Ku, maka ia akan Kuberi anugerah yang lebih baik, dari orang-orang yang meminta kepada-Ku." (HR. Al-Tirmidzi)._

_Sehingga keadaan ini menyebabkan mampu menangkap respon Allah berupa pengalaman batin yg dapat dirasakan langsung yaitu:_

صلة ولقاء بين العبد وربه

_"Shilatun wa liqaun bainal abdi waraabi."_

_"Rasa sambung dan perjumpaan antara hamba dengan Tuhaannya."_

_Ketika seorang hamba takbir mengagungkan Allah dan  membaca al faatihah ia akan merasakan sambutan sambutan Allah di setiap kita membacanya._

_Sebagaimana Allah berfirman dalam hadits qudsi:_

قَالَ اللَّهُ تَعَالَى قَسَمْتُ الصَّلاَةَ بَيْنِى وَبَيْنَ عَبْدِى نِصْفَيْنِ وَلِعَبْدِى مَا سَأَلَ فَإِذَا قَالَ الْعَبْدُ ( الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ). قَالَ اللَّهُ تَعَالَى حَمِدَنِى عَبْدِى وَإِذَا قَالَ (الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ). قَالَ اللَّهُ تَعَالَى أَثْنَى عَلَىَّ عَبْدِى. وَإِذَا قَالَ (مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ). قَالَ مَجَّدَنِى عَبْدِى  وَقَالَ مَرَّةً فَوَّضَ إِلَىَّ عَبْدِى فَإِذَا قَالَ (إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ ). قَالَ هَذَا بَيْنِى وَبَيْنَ عَبْدِى وَلِعَبْدِى مَا سَأَلَ. فَإِذَا قَالَ (اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ ). قَالَ هَذَا لِعَبْدِى وَلِعَبْدِى مَا سَأَلَ ».

_“Allah Ta’ala berfirman: Aku membagi shalat menjadi dua bagian, yaitu antara diri-Ku dan hamba-Ku, bagi hamba-Ku apa yang ia minta._

_Jika hamba mengucapkan ’alhamdulillahi robbil ‘alamin. Allah Ta’ala berfirman: Hamba-Ku telah memuji-Ku._

_Ketika hamba tersebut mengucapkan ‘ar rahmanir rahiim. Allah Ta’ala berfirman: Hamba-Ku telah menyanjung-Ku._

_Ketika hamba tersebut mengucapkan ‘maaliki yaumiddiin. Allah berfirman: Hamba-Ku telah mengagungkan-Ku. Beliau berkata sesekali: Hamba-Ku telah memberi kuasa penuh pada-Ku._

_Jika ia mengucapkan ‘iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in. Allah berfirman: Ini antara-Ku dan hamba-Ku, bagi hamba-Ku apa yang ia minta._

_Jika ia mengucapkan ‘ihdiinash shiroothol mustaqiim, shirootolladzina an’amta ‘alaihim, ghoiril magdhuubi ‘alaihim wa laaddhoollin’. Allah berfirman: Ini untuk hamba-Ku, bagi hamba-Ku apa yang ia minta.”  (HR. Muslim no. 395)._

_Kemudian  keadaan inilah yang menyebabkan ketika berdiri terasa nyaman dan luas, rasa inilah yg mempengaruhi sekujur tubuh dan hati, enggan rasanya untuk menghentikan bacaan al fatihah dan bacaan qur'an ini._

_Mengapa? Karena  al qur'an merupakan suara Tuhan (kalamullah) yg diturunkan kedalam hati Rasulullah saw. Dan kita mampu merasakannya._

_Disaat kita berdiri qiyam, aku merasakan Allah berdiri dihadapanku mana mungkin aku akan melepaskan peristiwa ini, inilah pengajaran ihsan._

أن تعبد الله كأنك تراه فإن لم تكن تراه فإنه يراك

_"Anta'budallaha ka annaka tarohu fainlam takun tarohu fainnahu yaroka"._

_Artinya "Engkau berdiri dihadapan Allah seperti engkau mampu melihat dengan matamu, namun jika engkau tidak mampu melihat dengan matamu sadari Allah melihatmu._

الَّذِي يَرَاكَ حِينَ تَقُومُ وَتَقَلُّبَكَ فِي السَّاجِدِينَ

_"Alladzi yarooka hina takumu watakallubaka fissajidin"._

_"Allah melihatmu disaat berdiri sholat dan melihat gerakanmu disaat menuju sujud". (QS. Asyuara 128)._

_Ayat ini menghunjamkan keadaan berdiriku dan menuju sujudku, sehingga tak kulepaskan keadaan ini._

سجدة لا يرفع رأسه عنها حتى يلقاه

_"Sajdatan layar'afau ro'sahu hatta yalqahu"._

_"Dalam sujudku tidak kuangkat kepalaku sehingga aku menemui Tuhanku."_

_Suasana ihsan inilah  yang akan menghilangkan lamunan kita._

_Dan ketika rukuk kurasakan jiwa yang tadinya tegak berdiri, kemudian  Allah  menuntun kita untuk melakukan ketundukan jiwa kita dengan cara melakukan rukuk,  disaat inilah Allah mengajarkan kita untuk  berdoa:_

اللَّهُمَّ لَكَ رَكَعْتُ ، وَبِكَ آمَنْتُ ، وَلَكَ أَسْلَمْتُ ، خَشَعَ لَكَ سَمْعِي وَبَصَرِي وَمُخِّي وَعِظَامِي وَعَصَبِي

_"Allahuma alaka rok'atu wabika amantu walaka aslamtu khisyaa'a lakaa syassi wabashori wamuhyi wa'adzmi awashobi."_

_"Ya Allah kepadamu aku rukuk kepadamu aku beriman kepadamu aku berserah diri kepadamu aku takut, baik pendengaranku, penglihatanku, isi otakku, seluruh tulang tulangku, dan seluruh anggota tubuhku tunduk takut kepadamu."_

_Kemudian ketika setelah mengungkapkan bacaan ini Allah memerintahkan untuk diam sejenak._

ثم امُكث حتى يأخذ كل عضو مأخذه

_"Tsummamkuts hatta ya'khuda kullu 'udhwin ma' khodhaahu"._

_"Kemudian diamlah sejenak sehingga tulang tulangmu tenang berada pada tempatnya"._

_Kemudian aku berdiri dengan tetap mengagungkan._

الله أكبر سمع الله لمن حمده

_"Allahuakbar sami'allahuliman hamidah"._

_"Aku memujanya dengan sebenar benarnya."_

ربنا لك الحمد ملء السماوات وملء الأرض وملء ما شئت من شيء بعد

_"Robbana walakal hamd seluas langit dan bumi, dan seluruh isi alam semesta yg tak terhingga."_

_Pada saat inilah suasana batin menjadi sangat luas karena pujianku kusampaikan dengan sebenar benarnya._

_Jiwa terasa sangat lapang melampaui tubuh ini dan alam semesta._

_Pada keadaan inilah kusujudkan kepalaku ke bumi karena tubuh tidak mampu melampaui rasa jiwa yg semakin meluas hanya dengan sujudlah tubuhku menjadi lebur menjadi satu dengan alam dan disaat bersatu dengan alam._

_Kita mampu merasakan keluasan tubuh ini, dan dengan leburnya tubuh bersama alam, maka kita mampu merasakan keberadaan yang Maha tak terhingga._

سجدة لا يرفع رأسه عنها حتى يلقاه

_"Sajdatan layar'afau ro'sahu anha hatta yalqahu"._

_"Dalam sujudku tidak kuangkat kepalaku sehingga aku menemui Tuhanku."_

*****

*_KH. Abu Sangkan_*

Merdeka

📆 Rabu, 14 Dzulqo'dah 1437H / 17 Agustus 2016

📚 *TAZKIROH*

📝 Pemateri: *Ustadz Abdullah Haidir Lc.*

📋 *Renungan Kemerdekaan*

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🍁

Kira-kira…
Saat dahulu mujahidin Indonesia berjuang mengusir penjajah, apakah teriakan takbir yang kerap mereka lantangkan ataukah teriakan merdeka..?

Kira-kira…
Nilai-nilai apakah yang paling ampuh menggelorakan semangat juang para mujahid saat mengusir pemjajah? Nilai agama atau nasionalisme..?

Kira-kira...
Tokoh-tokoh inspirator perjuangan mengusir penjajah di berbagai pelosok tanah air, ulama atau artis..?

Kira-kira…
Negara-negara mana yang sangat tulus menginginkan kemerdekaan bangsa kita saat itu…
Negeri-negeri Islam atau negeri-negeri  imperialis salibis?

Kira-kira…
Jargon para mujahid kita saat mengusir penjajah dahulu… “merdeka ataoe mati” atau *“hidup mulia atau mati syahid”…?*

Kira-kira…
Inpirasi perjuangan para mujahid kita mengusir penjajah didapat sepulang mereka dari Mekkah atau dari Washington dan London?

Kira-Kira....
Basis-basis perjuangan para mujahid kita saat mengusir penjajah, masjid atau night club? Pesantren atau bioskop? Surau atau discotic?

Kira-kira…
Yang paling cepat merespon seruan jihad mengusir penjajah saat itu santri apa anak band?

Kira-kira…
Yang kini paling diharapkan arwah para mujahid pengusir penjajah, lantunan doa tulus atau nyanyian dan joget di panggung dangdut…?

Tulisan ini bukan untuk mengungkit masalah SARA… hanya agar diketahui bahwa *tanpa Islam dan kaum muslimin…negeri ini bukan apa-apa*

_Maka.._
_Menjadi ironis dan ahistoris, jika setelah merdeka, teriakan takbir menjadi asing dan ditakuti sedangkan nilai-nilai agama justru dicurigai.._

_Maka..,_
_Menjadi ironis dan ahistoris, jika setelah merdeka bukannya membesarkan Allah, tapi justru mengagungkan materi dan jadi kacung imperialis…_

_Maka...,_
_Adalah ironis & ahistoris jika setelah merdeka para ulama yang menjadi inspirator jihad melawan penjajah diabaikan bahkan dilecehkan…_

Catatan kelam Bani Israel, ingin merdeka dari Fir’aun, minta pertolongan Allah dan taat terhadap Nabi Musa, namun setelah merdeka, Allah diingkari, Nabinya pun dimusuhi…

*_Selamat merdeka negeriku, moga kau makin sadar, darimana, apa, bagaimana dan untuk apa kemerdekaan itu….!!_*

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🍁

Sebarkan dan raihlah pahala ...

Yhati dalam dada?

Secara pribadi ...dahulu tapi belum lama diri in terusik juga dengan penggalan yang menyatakan bahwa tempat bersemayamnya hati adalah di dalam dada, dada yang phisik lagi, yang juga menunjuk bahwa dada physic itu pulalah sebagai tempat hati yang physic.
Butuh waktu Lama juga untuk mempraktekkan sehingga dapat menyaksikan:

bahwa Ruh itu ibarat sebuah pesawat terbang tanpa pilot atau ibarat badan wadag (bernyawa) kita tanpa pikiran.
bahwa jiwa adalah umpama diatas tetapi lengkap, pesawat yang di dalamnya ada pilotnya, pilotlah yang dapat membuat pesawat terbang itu terbang, atau badan wadag (bernyawa) kita ples pikiran atau mind atau hati atau sama dengan jasad yang masih hidup normal berotak waras dan sehat tidak gila.

Saya bertanya tanya...siapa yang mengamati saya sendiri ketika sedang melakukan apa saja terutama ketika berdzikir atau shalat
Siapa yang sesungguhnya yang mengalami mimpi dan siapa pula yang mengamatinya dan menceritakan mimpi saya itu.

yang di dalam mimpi seperti halnya saya yang hidup biasa (di dunia ) merasakan gerak, merasakan enak nggak enak, berbicara, tertawa, ber teriak,sedih susah senang gembira, berfikir, sama persis seperti hidup biasa.

yang di dalam mimpi adalah jiwa saya (sejatinya saya)...tetapi di mana hati saya yang di dalam jiwa itu sudah tidak bisa diketahui keberadaanya, didalam bagian ruh yang mana...apakah didalam dada ruh apakah di dengkul ruh ....nggak tahu.

Ketika kita ndongkol, sedih susah, marah marah....dada kita tersa amat sesak bahkan sulit bernapas, dan siapa yang sesungguhnya sedih susah marah ya jiwa kita juga yang saat itu memenuhi dada kita.

Pada saat sombong mengaku diri sebagai pahlawan kemerdekaan sampai berani ngomong "akulah, kalau bukan karena perjuanganku saat itu....kita akan masih dijajah londo....sambil menepuk nepuk DADAnya, menunjukkan jiwanya saat itu memenuhi dadanya.

tetapi ketika dzikirullah naik...naik...dan naik jasad terasa ditinggal lepas tiada apapun hanya kosong ....jiwa meninggalkan jasad.....namun masih dapat mersakan berfikir...karena hati tidak lagi di dalam dada yang wadag bahkan sudah lepas semua mengikuti ruh.....

Minggu, 14 Agustus 2016

Perjalanan Ruhani 2

[8/9, 04:50] Ust. Abu Sangkan:
_Faman kaana yarjuu liqa'a rabbihi fal ya'mal amalan shalihan_. Maka barang siapa mengharapkan perjumpaan dengan Rabb nya maka beramalah shaleh.

_Ya ayyuhal insaan innaka kadihun ila rabbika, kadhan fa mulaqihi !_ Wahai manusia, sesungguhnya kalian telah bersungguh sungguh menemui Tuhanmu, maka pasti dapat menjumpai-Nya.

Dua ayat yang sangat penting bagi kita untuk kembali menyadari bagaimana keadaan _shalat tahajjud_ kita, apakah sudah mencapai _liqa'_ perjumpaaan dengan Allah secara benar.

Adakah ruh kita melakukan perjalanan secara hakiki dimana ruh kita benar benar berjalan bukan _hayali,_ serta benar benar ada rasa yang mengalir akibat tarikan _Al inabatu ila daaril khulud wa tajaafi an daaril ghurur wa attahubu lil maut qab nuzulil maut._

Dalil ini bukan ilmu yang akan dilenyapkan oleh kita, karena ilmu ini benar benar ada yang lambat laun hilang pada diri kita dan ruhani kita, jika tidak ada yang menjaganya.

Anak anak kita serta murid kita akan asing dengan ilmu ini disebabkan kita tidak pernah merasakan lalu mengajarkannya kembali.

Islam adalah cahaya bukan suara !! _apakah sama orang yang dibukakan dadanya untuk menerima cahaya dari Rabbnya dengan orang yang tidak dibuka ? Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang yang ditutup hatinya untuk menerima cahaya islam. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata ( al ayat ),_ perbedaan orang yang dibuka dan yang tidak dibuka itu benar benar ada rasanya.

Keadaan ini diperlukan ilmu yang benar, sebab kalau tidak maka akan terjadi penyimpangan pada diri kita.

Cahaya Allah tidak mudah bersinar terhadap diri manusia, karena harus bersyarat _tazkiyyatun Nufus._ Jika tidak, maka yang muncul  adalah hawa dirinya.

Kita banyak tertipu dengan getaran hawa yang menjadi daya pada tubuh dan perasaan _Al hissi wal aql_. Tugas kita adalah bagaimana membedakan keadaan ini ?

Jika kita tidak bisa membedakan yang mana getaran dari perasaan dan mana yang berasal dari _dzat mutlaq Allah azza wajalla_.

Kita belum melakukan perjalanan ini secara nyata, kita hanya pandai copas ilmu tanpa melakukan perjalanan yang benar, kita terlanjur menempatkan diri sebagai penyandang _maqam_ kyai atau _ustadz,_ seharusnya _maqam_ jadi jadian ini kita lepaskan agar kita bisa mampu berjalan menemui-Nya.

Sabtu, 13 Agustus 2016

Ysholat islam imam ihsan

IHSAN
Juga bermakna sempurna, status sempurna didalam beragama, Ihsan juga merupakan pedoman standard operasinal beragama yang wajib dicapai, jika tidak maka pasti ada masalah dengan keimanan dan keislaman seseorang.

Islam Iman Ihsan TIDAK bisa dipengal penggal atau dipisahkan, Gagal mencapai ihsan artinya gagal berislam sekaligus beriman.

Bisa saja seseorang dengan lantangnya mengaku telah beriman, tetapi tanda tanda atau ciri ciri orang beriman tidak pernah ia alami atau rasakan, bagaimana mungkin pernytaan dia itu benar telah beriman jika didalam shalat saja dia tidak pernah terharu bergetar dan menangis. itu didalam shalat....bagaimana diluar shalat?....

Ingat yang memberi ukuran tanda tanda ciri ciri bagaimana orang beriman itu ya Allah sendiri : Orang mukmin itu ketika dibacakan ayat ayat yang maha rahman makadia terharu bergetar hatinya, lalu lemah tidak berdaya tersungkur bersujud tak mampu menahan tangisannya....

Kenapa bergetar karena  hatinya..(bagian dari ruh), minda aqalnya sadar mengakui dengan sebenar benar pengakuan bahwa betapa tidak berartinya dirinya, yang itupun harus segera dikembalikan kepada asalnya karena saat itu juga ia sadar bahwa dirinya adalah dzatNya yang didhahirkan. apa apa yang ada pada dirinya adalah dzatNya, semua dzatNya, tidak ada yang tersisa, maka direlakannya kembali,  semua dirinya lahir batin yang dapat ia rasa diserahkakan dan dikembalikan kepada dzatNya. inilah islam kamil islam sempurna.

Dan jikalau ditelusuri kiranya tidak mungkin sesorang dapat menyerahkan dirinya secara total sempurna jika tidak tahu dirinya dan asal usul dirinya (baca ilmu ma'rifatullah), itu sebab nya awaludin sebelum seseorang melangkahkan kaki untuk beragama maka wajib baginya ma'rifatullah mengenal Allah. Dengan mengenal Allah seseorang akan tahu dan paham sesungguhnya dirinya itu.

Perasaan haru munncul ketika kita "menyaksikan" kebenaran, kebenaran ke maha besaran Alla. DzatNYA yang sedikit itusaja tidak berati apa apa dibandingkan keseluruhan dzatNya, apalagi dia sebagai makhluk manusia yang juga bagaikan sebutir pasir di padang pasir terhadap keseluruhan dzatNya yang sedikit itu.

Menangis...karena tidak kuat merasakan ke tidak beratian dirinya, kehinaan dirinya, kerendahan dirinya dan kesadaran bahwa  dirinya dan semua yang telah dia akui ada sebagai miliknya hancur lebur...sadar mengakui bahwa semua itu datang dariMUya Allah...disitulah disaksikan kebenaran la haula wala quwwata illa billah, kebenaran laa maujud illa dzatillah, kebenaran Allah maha besar, kebenaran Allah maha meliputi, kebenaran Allah maha tahu yang tersembunyi....dst...dst....makin tersedu sedu ia menangis....makin deras air mata mengalir, ....nggak terasa berapa lama ia berdiri, rukuk,dan sujudnya.....terasa tidak cukup waktu untuk satu rakaat saja...tidak cukup.....

Rakaat beriikutnya pasti....takbir diucapkan dengan berat terbata bata bahkan bisa jadi seperti pekikan mengagungkan nama Allah...takkuat dia walau hanya membaca kalimah takbir, karena kalimah takbir itu sekarang adalah pernyataan atas pengakuan keagungan Allah.

Disusul membaca fatihah .....bismillah....mengawali fatihah seringkali hampir tidak bisa menyelesaikan kalimah bismillah, lagi lagi....ketika belum selesai mengucapkan bismillah hatinya seolah melesat kedepan dan memberitahu dirinya.....benarkah pernyataan atau sumpahmu yang kau ucapkan dihadapan Rabmu...benarkah berdirimu, shalatmu atas namaNYA saja....
dst dst....pasti akan lebih dalam lebih seru....tetapi asyik nikmat

Nikmatnya menangis dihadapan Allah. nikmatnya bergetar terharu tak berdaya didepan kuasa yang maha agung., nikmatnya hati hancur berkeping namun terasa seperti apa rasa  kepingan kepingan itu

Bukan saja hanya seolah olah dilihat Allah, tetapi dia pun sadar sedang berjumpa Allah dari awal shalatnya, Innii wajjahtu waj hiya lilladzi fatharas samaawati wal ardl...dst dst.

Apa yang ia ucapkan adalah apa yang ia saksikan.

Wallahu a'lam..

Minggu, 07 Agustus 2016

YMengingat Allah&Memandang Zat-Nya

Ilmu ma'rifat tidaklah cukup hanya dipahami..apalagi dipelajari hanya sebatas agar tahu.....tetapi juga harus benar benar dipraktikkan dengan sungguh sungguh sebab jika tidak seseorang tidak akan menjadi ma'rifatullah.

Didalam memraktikkan apa yang sudah dipahami juga berbeda, setidaknya bergantung kepada hal yang lebih dipahami dari pada hal hal yang lain. misalnya kalau saya dulu mengawali praktik dengan menerapkan "dzikir" yang tidak lagi bersuara atau mengucapkan kalimah tauhid dengan menggunakan hati, bukan hati yang yang saya pahami sebelumnya, yakni hati yang berkait dengan mind atau minda.

Di awal awal praktik memang masih bercampur, campurnya penggunaan hati lever dan hati minda, karena belum bisa utuh merasakan dzikir menggunakan minda sedangkan menggunakan hati (jantung atau lever) yang juga tidak pernah dapat dirasakan penggunaannya didalam berdzikir, apalagi bayangan yang sesungguhnya hanya dapat dilakukan oleh mata dalam atau mata-hati, bukannya mata lahiriyah.

Ketika berdzikir sudah terasa semakin ada perbaikan....terutama didalam mengingat dan memandang yang didzikiri. dzikirullah pastinya yang diingat adalah Allah dan yang dipandan adalah dzatNya, yang tidak serupa dengan apapun makhluk ciptaanNya baik yang physic maupun non physic, yang ghaib.

perbaikan itu awalnya terasa timbulnya haqqul yaqin akan " kebenaran yang dipandang", jika ketika saya berdzikir saya memandang atau melihat melalui mata hati adalah kosong (=tidak serupa dengan apapun), oh..dzikir saya tidak lagi salah, sedangkan ingatan atau dzikir itu sendiri tetap kepada Allah.

Tidak lama kemudian dzikirllah itu diikuti antara lain kesadaran dan pengakuan yang dalam akan keberadaan diri ini sehingga meuncul kesadaran dan sikap. menyerahkan diri secara total yang diikuti pengakuan bahwa sesungguhnya diri ini tidaklah wujud, lahir batin kita hanyalah seolah perubahan yang timbul adanya dari dzatNya.

kesadaran dan  Pengakuan  yang dalam akan ketidak wujudan diri dan semua makhluk...adalah tahap awal bagi sempurna dan totalitasnya penyerahan diri, tidak ada diri ini, tidak ada apapun lagi yang dapat kita miliki....dan tidak perlu lagi dipaksa.....dengan sendirinya berislam secara sempurna.....tidak ada apa apa lagi karena seluruhnya telah diserahkan kembali kepada dzatNya ....yang ada hanyalah dzatNya....kosong...kosong kosong..

Semua makluk semua benda semua tumbuhan semua binatang semua barang semua keadaan semua peritiwa semua kejadian semua hal, semua sifat semua karakter, semuanya itu juga sama dengan diri kita.....tidaklah wujud.....semua itu manakala terpandang....yang nampak hanyalah dzatNya.....yang kosong belaka tidak laki tidak perempuan tidak ada persepsi apapun di dalam minda ini, kecuali kosong.

Ketika mengingat Allah kita memandang KOSONG, maka artinya sama saja kita memandang bahkan sudah lebur di dalam liputan dzatNya.......he...he kita sadar...bahwa kita sudah sampai...........keyakinan yang mutlak bahwa dzatNya yang sedikit itupun tidak terpisah dari keseluruhan dzatNya......subhanallah Al Al Adziim......

Wallahu a'lam

Puasa AlQur'an Sholeh


🌴 MUTIARA SALAF 🌴
📚 IBNU MAS'UD Rd berkata :

ثَلَاثٌ مَن كُنَّ فِيهِ، مَلَأَ اللهُ قَلبَهُ إِيمَنًا : صُحبَةُ الفَقِيهِ، وَتِلَاوَةٌ القُرآن، وَالصِّيَامُ
Tiga hal yang apabila ada pada diri seseorang maka Allah akan memenuhi hatinya dengan keimanan : berteman dengan orang faqih ( alim ), membaca Al Qur'an dan berpuasa.

Ya Alloh penuhilah hati kami dengan keimanan.

🌾🌾🌾🌾🌾