Ass wr wb : setelah melihat dan mengevaluasi pengajaran yg pernah saya berikan kepada jamaah. Ada persoalan yg belum siap dalam diri jamaah selama saya mengajar hakikat.
Pada hampir mencapai tingkat senior selalu terjadi gejolak spiritual yg mengakibatkan mereka semakin tdk mampu memasuki alam hakikat. Bahkan cenderung semakin jahat dan kejam dalam jiwanya.
Seharusnya mereka semakin hilang atau fana, syetan semakin mahir menggunakan strategi berketuhanannya. Karena syetan lebih berpengalaman bermakrifat mencapai Allah dengan bermodalkan kesombongan sehingga mendapat laknat Allah.
Dalam setiap kitab hakikat keberhasilan para salik jika mereka mampu mengetahui keadaan dirinya lenyap dan semakin tenggelam bersama Allah serta petunjuk (ilham) dalam jiwa menjadi pengetahuan ruhaninya.
Saya mengevaluasi perjalanan mengajar hakikat sejak 1987 kegagalan demi kegagalan saya lalui sehingga mendapat kesimpulan mengapa sang murid gagal ?
Karena mereka tdk pernah berjalan sebagaimana seharusnya Salik yg meninggalkan keadaan hijab dirinya menuju Allah.
Mereka tdk memahami arti salik adalah yg selalu kembali jiwanya kepada Allah. Hatinya seharusnya dipenuhi Allah bukan dipenuhi oleh Syetan dan hawa nafsu.
Saya melihat sekumpulan para abid yg bodoh akan ilmu menghasilkan kelompok manusia ahli ruhani yg sakit jiwanya, ini lebih berbahaya dari ahli maksiat (madarijus salikin).
Saya tetap konsisten akan mengajarkan ahli salik yg sesungguhnya. Langkah pertama adalah pengajaran iman, sebab saya pernah menemukan seseorang yg sdh patrap 10 tahun namun ketika ada masalah ujian Allah mengenai proyeknya ternyata lebih bodoh dari orang yg paling rendah imannya menerima takdir Allah.
Hal ini wajar jika patrapnya gagal, sebab ia menghadap Allah tidak memiliki hubungan khusus sebagai org yg mengimani atas seluruh keberadaan Allah, dzat sifat asma dan af'al Allah. Orang seperti ini akan banyak merusak citra ketuhanan yg bersih dari ajaran para wali.
Saya sangat prihatin karena saya memahami betul bagaimana seharusnya menjadi ahli makrifat menurut ajaran Nabi. Saya teringat cerita Syekh Abdul qadir jailani memilki 1000 murid calon wali akan tetapi seluruhnya gagal kecuali hanya satu yg berhasil menghilangkan dirinya sehingga sang murid menjadi wali besar.
Saya tdk putus asa dalam mendidik yg resikonya sungguh amat besar, yaitu akan dimusuhi murid sendiri atau bahkan anak sendiri.
Namun ada sedikit ilmu yg perlu menjadi renungan mengapa kalian gagal. Untuk menuju alam tidur saja, harus hilang pikiran, hilang perasaan, hilang ikatan dunia dan kesibukannya, hilang rasa benci dan sombong,dan hilang keberadaan diri, maka kalian tiba2 berada dalam alam tidur atau mimpi.
Mungkinkah org menuju Allah mampu tanpa melepaskan ikatannya dgn selain Allah. Mungkinkah kalian menyimpan benci kemudia bisa mencapai alam ruhani.
Jika kalian mampu melepaskan seluruh ikatannya dan hijab dirimu, pasti kita berjumpa dalam alam ketuhanan yg sama.
assalamu'alaika ayyuhan nabiyu warahmatulahi wabarakatuh, assalamu'alaina wa'ala 'ibadillahish shalihin, asyhadu an laa ilaha ilallah wa asyhadu anna muhammadarrasulullah.
Tidak ada konflik didalam alam ruhani, tdk ada perbedaan dialam ruhani, tdk ada yg lebih tinggi dialam ruhani. Semua arwah para rasul, para wali, para syahidin, para shalihin berkumpul dalam kasih sayang Allah dan mendapatkan rizki yg tetap mengalir. Wallahu'alam.
Wassalam. Abu Sangkan As salik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar