Pak Yunar yang baik.
Aql itu semakna dengan qalb, alias diri sejati. Kan ini sudah dipahami banyak pejalan spiritual. Ada sang pengamat dalam diri ini kan? Yang bahkan bisa membaca gerak perasaan? Itulah dalam bahasa ust Hussien "minda". Bukan otak.
Bacalah di penjelasan Ihya dari Prof Naquib Al Attas.
Kita tidak ngomongin otak.
Adapun otak, atau jantung, sama sekali bukan bahasan, karna itu adalah jasad.
Yang dibahas adalah yg ruhani. Bahasa ghozalinya lathifah ruhiyah rabbaniyah.
Qalb yg ruhani ini yg mengingat Allah.
Saat mengingat, bukan menyelami ruang perasaan dalam dada. Tapi menjaga gerbang ingatan agar tak dimasuki selain ingatan pada Allah.
Menjaga Ingatan bukan menyelami perasaan.
Karna menjaga ingatan itulah maka sang pengamat ini fokus ke dalam fikirannya sendiri dan mengunci fokusnya pada ingatan pada Allah.
Adapun rekan2 yg menggunakan metoda menyelami perasaan di dada mereka, ya boleh boleh saja.
Tapi lama kelamaan, zikir yg fokus ke dada akan naik ke atas juga hingga tinggal maknanya saja, hilang kata2.
Di tarikat menyebutnya zikir sirr.
Janganlah mengatakan "menjadi insan yang berkutat di wilayah otak". Bahasan aku sejati dan sang pengamat itu kita insyaAllah paham. Ya itulah bahasanya nelayunya minda. Bukan otak.
Minda maksudnya adalah yg ruhani. Bukan yg fisik. Lathifah ruhiyah rabbaniyah.
Tinggal apakah minda akan fokus mengingat Allah ataukah menyelami tirai perasaan satu demi satu.
Dua duanya metoda. Pahami saja pendekatan keduanya. Dan jalankan yang lebih praktis buat kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar