*Trying and learning by doing*
Dzikir yg baik adalah dzikir yg bisa menggetarkan hati atau jiwa. Ini bisa terjadi bila dzikir dilakukan dg sepenuh penghayatan. Kita bisa berdzikir dg penuh penghayatan bilamana paham apa yg diucapkan dan yg dikerjakan.
Bilamana dzikir dilakukan dg prinsip tsb maka akan menghasilkan dampak yg luar biasa, spt dampak thd kesehatan dan kecerdasan.
Dzikrullah adalah interaksi seorang hamba dg Tuhannya, yg hrs dilakukan dg penuh rasa. Karena itu kita hrs tahu dn paham 'siapa dan bagaimana Dia'. Kenali dan pahami tentang Allah lewat sifat2Nya. Lantas dekati melalui pertemuan yg berkali-kali. Keakraban itulah yg akan menghasilkan 'rasa' yg tdk bisa dipahami oleh logika dan rasionalitas. Jadi hrs dialami sendiri oleh orang yg bersangkutan.
Semakin akrab seseorang dg Tuhannya, maka semakin cinta dia kepadaNya, semakin berkualitas perasaan yg diperolehnya. Inilah yg disebut subyektifitas itu. Di tingkatan ini, objektifitas sdh terlewati. Dan hasilnya akan berbeda-beda pd setiap orang. Objektifitas sdh tdk mampu lagi mengukur kedalaman dzikir. Kecuali hanya melihat dr luar. Misalnya lewat pengukuran parameter kesehatan HSP-72 (heat shock protein, yaitu kadar hormon dlm darah yg berhubungan dg imunitas). Atau lewat kadar endorphine dlm darah yg berhubungan dg ketentraman atau kebahagian. Tapi itu semua tdk mewakili kualitas perasaan yg terjadi. Karena perasaan bukan variabel objektif, melainkan variabel subjektif, yg alat ukurnya adalah jiwa manusia, yg prosesnya hrs dialami sendiri oleh pelakunya.
Melalui amalan yg terus menerus maka 'rasa' dzikir akan di peroleh. Dan rasa itu pun sangat tergantung pd seberapa besar pemahaman dan penghayatan thd apa yg kita lakukan. Berdasarkan pd pengalaman itulah pelaku dzikir bisa mengambil pelajaran dan kemudian meningkatkan kualitasnya. Jadi melakui trying and learning by doing, akan bisa dirasakan secara nyata mendesir-desir di dlm dada. Inilah yg disebut Allah sebagai ayat2 yg nyata dlm dada, QS.29:49.
Di level ini'rasa kepahaman' itu memang spt terasa dlm dada, didesiran jantung yg lembut. Mirip dg desiran2 ketika terharu, sedih, gembira, bahagia dsb. Perasaan itu sebenarnya berada di dlm sistim limbik, dipusat kecerdasan hati, yg namanya 'fuaad'. Tetapi karena getaran perasaan di bagian tengah otak itu telah diresonansikan ke jantung, maka kita merasakannya spt desiran di dalam dada.
Ini bukan berarti hati berada dlm otak (minda). QS.22:46.
Dzikir tingkat selanjutnya adalah yg sdh mendapat adzkurkum, mendapat ilham. Dimana disini orang yg berdzikir tenggelam dlm ke Maha Besaran Allah. Ini sdh di atas rasa. Ini yg diajarkan ustadz Abu.
Utk tingkatan ini ane blm punya pengalaman. Mohon share bagi sahabat yg sdh mencapai maqom ini.
Mohon koreksi.
Salam
Patriade. SC Cikarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar