Senin, 29 Desember 2014

Tingkatan dzikir

4 keadaan yg berkaitan dengan dzikir:
1. Tidak berdzikir langsung.
2.berdzikir dalam keadaan hati tidak ingat kepada Allah.
3.berdzikir disertai kehadiran Allah dalam hati.
4.berdzikir dalam keadaan fana dari makluk,lenyap segala sesuatu dari hati, hanya Allah saja yang ada.

Kerohanian manusia berada dalam keadaan yang berbeda beda, demikian juga suasana dzikir berbeda beda.
Untuk golongan pertama cahaya syetan dan fatamorgana dunia menutupi hatinya sehingga dia tidak sedikitpun mengingat Allah. Seruan,peringatan dan ayat yang Allah tidak melekat pada hatinya. Inilah golongan islam yang dijajah sifat munafik.

Golongan ke2 berdzikir dengan lidah tetapi hati tidak ikut berdzikir.lidah menyebut nama Allah tetapi ingatan tertuju pada harta,pekerjaan,perempuan dan alain lainya( dunia dan isinya yg uenak uenak).
Ini adalah golongan orang islam yang awam. Mereka diamanatkan jangan
meninggalkan dzikir karena dengan meninggalkan dzikir ia makin tenggelam dihanyutkan oleh kelalaian.tanpa dzikir syetan akan lebih mudah memancarkan gambaran gambaran tipuan kepada cermin hatinya dan dunia akan lebih kuat menutupinya.
Zikir pada tingkat ini berfungsi sebagai juru ingat.
Sebutan lidah menjadi teman yang mengingatkan hati yang lalai. Lidah dan hati berperanan seperti dua orang yang mempunyai minat yang berbeda. Seseorang enggan mendengar sebutan nama Allah,sementara yang seorang lagi memaksanya mendengar dia menyebut nama Allah. Sahabat yang berdzikir( lidah) mestilah memaksa,bersungguh sungguh agar temanya( hati) mendengar ucapannya. Disinilah terjadi peperangan diantara tenaga zikir dengan tenaga syetan yang didukung oleh tenaga dunia yg mencoba menghalangi tenaga dzikir masuk ke hati.

Hilang an ke tiga adalah yang tenaga dzikirnya sudah mengalahkan untuk memecahkan dinding yang dibina oleh sultan dan dunia. Ucapan dzikir sudah masuk kehati. Energi dzikir bertindak menyucikan hati dari karat karat yang melekat dihati. Pada mulanya ucapan dzikir masuk kedalam hati sebagai sebutan nama nama Allah.
Setelah karat karat hati sudah hilang maka sebutan nama nama Allah akan disertai rasa mesra yang mengandung kenikmatan.
Pada tingkat ini dzikir  Zikir tidak lagi dibuat secara paksa,hati akan berdzikir tanpa mengunakan lidah.sebutan nama Allah menunjukkan kepada yg mempunyai nama,merasa sifat sifatnya sebagai mana namanya.

Golongan ke empat adalah mereka yg telah sepenuhnya dikuasai oleh haq atau hal ketuhanan. Mereka telah keluar dari garis mahmud dan masuk kedalam hal yang tidak ada alam,yang ada hanya Allah.tubuh kasar mereka masih ada diatas bumi bersama maklum makluk yang lain,tetapi kesadaranya terhadap dirinya dan makhluk sekalian sudah tidak ada maka keberadaan wujud yang lain tidak sedikitpun mempengaruhi hatinya. Mereka tenggelam dalam dzikir dan didzikirkanNya. Mereka yang berada pada tahap ini telah terlepas dari ikatan manusia dan seterusnya mencapai penglihatan mata hati.

Mohon maaf ustad abu gak bisa datang di malang, tapi ini saya dapatkan dari ustad abu dalam diskusi di malam hari waktu tidur.

Minggu, 28 Desember 2014

Kenapa doa tidak terkabulkan

Sebab tidak terkabulnya doa ...

Wahai Abu Ishaq, Kami Selalu Berdoa Tapi Kenapa Doa Kami Tidak Kunjung Terkabul?

Suatu hari Ibrahim bin Adham melewati sebuah pasar di Kota Bashrah. Lalu orang-orang pun mengerumuninya dan bertanya kepadanya,

يا أبا إسحاق إن الله تعالى يقول في كتابه : ادعوني أستجب لكم ونحن ندعوه منذ دهر فلا يستجيب لنا

"Wahai Abu Ishaq, Allah Ta'ala berfirman dalam kitab-Nya : 'Berdoalah kepada-Ku, niscaya Aku akan Aku mengabulkan doamu.' Sementara kami selalu berdoa semenjak lama, namun kenapa doa kami tidak kunjung terkabul?"

Lalu beliau pun menjawab,

يا أهل البصرة ماتت قلوبكم في عشرة أشياء

"Wahai penduduk Bashrah, karena hati kalian telah mati disebabkan sepuluh perkara."

أولها: عرفتم الله و لم تؤدوا حقه

"Pertama: Kalian mengenal Allah. Namun kalian tidak menunaikan hak Allah."

الثاني: قرأتم كتاب الله و لم تعملوا به

"Kedua: Kalian membaca Kitabullah. Namun kalian tidak mengamalkan apa yang ada di dalamnya."

والثالث: ادعيتم حب رسول الله صلى الله عليه وسلم وتركتم سنته

"Ketiga: Kalian mengaku cinta Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Namun kalian meninggalkan sunnahnya."

والرابع: ادعيتم عداوة الشيطان ووافقتموه

"Keempat: Kalian mengatakan syaithan adalah musuh yang nyata. Namun kalian malah akur dengannya."

والخامس: قلتم نحب الجنة و لم تعملوا لها

"Kelima: Kalian mengaku cinta surga. Namun kalian tidak beramal untuk mendapatkannya."

والسادس: قلتم نخاف النار ورهذهتم أنفسكم بها

"Keenam: Kalian mengatakan takut akan neraka. Namun kalian justru menggadaikan diri kalian kepadanya."

والسابع: قلتم أن الموت حق و لم تستعدوا له

"Ketujuh: Kalian juga meyakini bahwa kematian pasti akan datang. Namun kalian tidak mempersiapkan untuk menyambutnya."

والثامن: اشتغلتم بعيوب إخوأنكم ونبذتم عيوبكم

"Kedelapan: Kalian sibuk mencari aib saudara-saudara kalian. Namun lalai dari aib diri kalian sendiri."

والتاسع: أكلتم نعمة ربكم و لم تشكروها

"Kesembilan: Kalian memakan kenikmatan dari Rabb kalian. Namun kalian lupa untuk mensyukurinya."

والعاشر: دفنتم موتاكم و لم تعتبروا بهم

"Kesepuluh: Kalian menguburkan orang yang meninggal. Namun kalian tidak mau mengambil pelajaran darinya."

حلية الأولياء جزء السابع صفحة 426

(Hilyatul Auliya juz 7 halaman 426)

Sabtu, 27 Desember 2014

Jantung tanpa ring

Tidak Selalu Harus Pasang Ring atau Operasi. .                                       Sehubungan dengan banyaknya kasus penyempita HVn pembuluh darah terutama di jantung yang pada awalnya dirasakan sebagai sesak napas atau napas terengah–engah atau cepat lelah (misalnya naik tangga), bersama ini di informasikan bahwa penanganan penyempitan pembuluh darah tsb TIDAK SELALU harus dilakukan dengan pemasangan ring (Stent) atau bahkan operasi by pass.
Saat ini penanganan pembuluh darah di jantung yang menyempit dapat dilakukan dengan cara di infus.Cairan infus yang di import tsb mampu mengikis (membersihkan) plaque (gumpalan² yang umumnya berupa calsium) pada bagian dalam pembuluh darah yang menghambat aliran darah.Tergantung dari parah atau tidaknya penyempitan tsb,
Dr. Yahya Kiswanto, yang alamat prakteknya di daerah Cikini, menggunakan dua macam cairan infus. Pengobatan penyempitan pembuluh darah dengan cara di infus ini biayanya sangat terjangkau oleh masyarakat umum dan sudah banyak pasien yang berhasil ditangani.
Sebagai catatan :
1. Dr. Yahya Kiswanto merupakan dokter yang sangat senior di bidang Cardiologist dan Internist - sangat sosial dan sangat membantu pasien, bahkan pasien yang datang pada hari Minggu pun dilayani.
2. Biaya yang dibebankan juga sangat sosial. Ada 2  macam cairan infus yang digunakan harganya sekitar Rp 750 ribu dan Rp 1,5 juta – per infus - tergantung parahnya penyempitan. Harga ini jauh lebih sosial dibanding dengan klinik Cardiologi lainnya.
3. Jam praktek Dr. Yahya Kiswanto, dari jam 08 pagi sampai jam 14 siang dan sore jam 18 sampai jam 22 atau dengan perjanjian.
Nomor telepon yang dapat dihubungi adalah (021) 31925353. Klinik Abdi Medika (Cikini).
Informasi ini tidak ada salahnya Anda sebarkan kepada pihak lain untuk menmbantu sesama yang mungkin sedang membutuhkan. Semoga bermanfaat

Selasa, 23 Desember 2014

Doa ketika kita marah

ROSULULLOH BERMANJA KETIKA AISYAH MARAH.
Nabi saw biasa memijit-menjepit hidung ‘Aisyah jika 'Aisyah sedang
marah dan beliau berkata, Wahai ‘Aisya, bacalah do’a:
“Wahai Tuhanku, Tuhan Muhammad, ampunilah dosa-
dosaku, hilangkanlah kekerasan hatiku, dan lindungilah
diriku dari fitnah yang menyesatkan.” (HR. Ibnu Sunni). Rosululloh tahu kalau 'Aisyah sedang marah tidak mau menyebut Tuhan Muhammad tetapi menyebut Tuhan Ibrohim.

Rabu, 17 Desember 2014

Pelajaran darj Sakit

Sarapan pgi ini
15 Hikmah Sakit
By: Salim A Fillah

1. Sakit itu dzikrullah
Mereka yang menderitanya akan lebih sering dan syahdu menyebut Asma ALLAH di banding ketika dalam sehatnya.

2. Sakit itu istighfar
Dosa-dosa akan mudah teringat, jika datang sakit,sehingga lisan terbimbing untuk mohon ampun.

3. Sakit itu tauhid
Bukankah saat sedang hebat rasa sakit,kalimat thoyyibat yang akan terus digetar?

4. Sakit itu muhasabah
Dia yang sakit akan punya lebih banyak waktu untuk merenungi diri dalam sepi,menghitung-hitung bekal kembali.

5. Sakit itu jihad
Dia yang sakit tak boleh menyerah kalah,di wajibkan terus berikhtiar,berjuang demi kesembuhannya.

6. Bahkan Sakit itu ilmu
Bukankah ketika sakit,dia akan memeriksa,berkonsultasi dan pada akhirnya merawat diri untuk berikutnya ada ilmu untuk tidak mudah kena sakit.

7. Sakit itu nasihat
Yang sakit mengingatkan si sehat untuk jaga diri,yang sehat hibur si sakit agar mau bersabar,ALLAH cinta dan sayang keduanya.

8. Sakit itu silaturrahim
Saat jenguk, bukankah keluarga yang jarang datang akhirnya datang membesuk,penuh senyum dan rindu mesra? Karena itu pula sakit adalah perekat ukhuwah.

9. Sakit itu gugur dosa
Barang haram tercelup di tubuh dilarutkan di dunia, anggota badan yang sakit dinyerikan danndi cuci-Nya.

10. Sakit itu mustajab doa
Imam As-Suyuthi keliling kota mencari orang sakit lalu minta didoakan oleh yang sakit.

11. Sakit itu salah satu keadaan yang menyulitkan syaitan,di ajak maksiat tak mampu tak mau,dosa lalu malah disesali kemudian diampuni.

12. Sakit itu membuat sedikit tertawa dan banyak menangis,satu sikap keinsyafan yang disukai Nabi dan para makhluk langit.

13. Sakit meningkatkan kualitas ibadah,rukuk-sujud lebih khusyuk,tasbih-istighfar lebih sering,tahiyyat-doa jadi lebih lama.

14. Sakit itu memperbaiki akhlak,kesombongan terkikis,sifat tamak di paksatunduk,pribadi dibiasakan santun,lembut dan tawadhu.

15. Dan pada akhirnya sakit membawa kita untuk selalu ingat mati,mengingat mati dan bersiap amal untuk menyambutnya,adalah pendongkrak derajat ketaqwaan.

Share agar kebaikan terus menyebar....��������

Kamis, 04 Desember 2014

Larangan debat-Jidal

Wasiat salafush shålih untuk meninggalkan
debat kusir
1. Nabi Muhammad shållallåhu ‘alayhi wa
sallam
“ Aku akan menjamin sebuah rumah di dasar
surga bagi orang yang meninggalkan debat
meskipun dia berada dalam pihak yang benar .
Dan aku menjamin sebuah rumah di tengah
surga bagi orang yang meninggalkan dusta
meskipun dalam keadaan bercanda. Dan aku
akan menjamin sebuah rumah di bagian
teratas surga bagi orang yang membaguskan
akhlaknya.”
(HR. Abu Dawud dalam Kitab al-Adab, hadits
no 4167. Dihasankan oleh al-Albani dalam
as-Shahihah [273] as-Syamilah)
2. Nabi Sulaiman ‘alaihissalam
Nabi Sulaiman ‘alaihissalam berkata kepada
putranya:
“Tinggalkanlah mira’ (jidal, mendebat karena
ragu-ragu dan menentang) itu, karena
manfaatnya sedikit. Dan ia membangkitkan
permusuhan di antara orang-orang yang
bersaudara.”
[Ad-Darimi: 309, al Baihaqi, Syu’abul Iman:
1897]
3. Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhumaa
“Cukuplah engkau sebagai orang zhalim bila
engkau selalu mendebat. Dan cukuplah
dosamu jika kamu selalu menentang, dan
cukuplah dosamu bila kamu selalu berbicara
dengan selain dzikir kepada Allah.”
[al-Fakihi dalam Akhbar Makkah]
4. Abud Darda radhiyallahu ‘anhu
“Engkau tidak menjadi alim sehingga engkau
belajar, dan engkau tidak disebut mengerti
ilmu sampai engkau mengamalkannya.
Cukuplah dosamu bila kamu selalu mendebat,
dan cukuplah dosamu bila kamu selalu
menentang. Cukuplah dustamu bila kamu
selalu berbicara bukan dalam dzikir tentang
Allah.”
[Darimi: 299]
5. Muslim Ibn Yasar rahimahullah
“Jauhilah perdebatan, karena ia adalah saat
bodohnya seorang alim, di dalamnya setan
menginginkan ketergelincirannya.”
[Ibnu Baththah, al-Ibanah al-Kubra; Darimi:
404]
6. Hasan Bashri rahimahullah
Ada orang datang kepada Hasan Bashri
rahimahullah lalu berkata,
“Wahai Abu Sa’id kemarilah, agar aku bisa
mendebatmu dalam agama!”
Maka Hasan Bashri rahimahullah berkata:
“Adapun aku maka aku telah memahami
agamaku, jika engkau telah menyesatkan
(menyia-nyiakan) agamamu maka carilah.”
[Ibnu Baththah, al-Ibanah al-Kubra: 588]
7. Umar ibn Abdul Aziz rahimahullah
“Barangsiapa menjadikan agamanya sebagai
sasaran untuk perdebatan maka ia akan
banyak berpindah-pindah (agama).”
[Ibnu Baththah, al-Ibanah al-Kubra: 565]
8. Abdul Karim al-Jazari rahimahulah
“Seorang yang wira’i 1 tidak akan pernah
mendebat sama sekali.”
[Ibnu Baththah, al-Ibanah al-Kubra: 636;
Baihaqi dalam Syu’ab: 8249]
9. Ja’far ibn Muhammad rahimahullah
“Jauhilah oleh kalian pertengkaran dalam
agama, karena ia menyibukkan
(mengacaukan) hati dan mewariskan
kemunafikan.”
[Baihaqi dalam Syu’ab: 8249]
10. Mu’awwiyah ibn Qurrah rahimahullah
“Dulu dikatakan: pertikaian dalam agama itu
melebur amal.”
[Ibnu Baththah, al-Ibanah al-Kubra: 562]
11. al Auza’i rahimahullah
“Jika Allah menghendaki keburukan pada
suatu kaum maka Allah menetapkan jidal
pada diri mereka dan menghalangi mereka
dari amal.”
[Siyar al-A’lam 16/104; Tadzkiratul Huffazh:
3/924; Tarikh Dimsyq: 35/202]
12. Imran al-Qashir rahimahullah
“Jauhi oleh kalian perdebatan dan
permusuhan, jauhi oleh kalian orang-orang
yang mengatakan: Bagaimana menurutmu,
bagaimana pendapatmu.”
[Ibnu Baththah, al-Ibanah al-Kubra: 639]
13. Muhammad ibn Ali ibn Husain rahimahullah
“Pertikaian itu menghapuskan agama dan
menumbuhkan permusuhan di hati orang-
orang.”
[al-Adab al-Syar’iyyah: 1/23]
14. Abdullah ibn Hasan ibn Husain rahimahullah
Dikatakan kepada Abdullah ibn al Hasan ibn al
Husain rahimahullah,
“Apa pendapatmu tentang perdebatan
(mira’)?”
Dia menjawab:
“Merusak persahabatan yang lama dan
mengurai ikatan yang kuat. Minimal ia akan
menjadi sarana untuk menang-menangan itu
adalah sebab pemutus talit silaturrahim yang
paling kuat.”
[Tarikh Dimasyq: 27-380]
15. Bilal ibn Sa’d rahimahullah (kedudukannya
di Syam sama dengan Hasan Bashri di Bashrah)
“Jika kamu melihat seseorang terus-terusan
menentang dan mendebat maka sempurnalah
kerugiannya.”
[al-Adab al-Syar’iyyah: 1/23]
16. Wahab ibnu Munabbih rahimahullah
“Tinggalkanlah jidal dari perkaramu, karena ia
tidak akan dapat mengalahkan salah satu dari
dua orang: seseorang yang lebih alim
darimu, bagaimana engkau memusuhi dan
mendebat orang yang lebih alim darimu? Dan
seseorang yang engkau lebih alim
daripadanya, bagaimana engkau memusuhi
orang yang engkau lebih alim daripadanya
dan ia tidak mentaatimu? Maka tinggalkanlah
itu.”
[Tahdzibul Kamal: 31/148; Siyarul A’lam:
4/549; Tarikh Dimasyq: 63/388]
17. Malik ibnu Anas rahimahullah
Ma’n rahimahullah berkata:
“Pada suatu hari Imam Malik ibn Anas
berangkat ke masjid sambil berpegangan
pada tangan saya, lalu beliau dikejar oleh
seseorang yang dipanggil dengan Abu al-
Juwairah yang dituduh memiliki Aqidah
Murji’ah.”
Dia berkata:
‘Wahai Abu Abdillah dengarkanlah dariku
sesuatu yang ingin saya kabarkan kepada
anda, saya ingin mendebat anda dan
memberi tahu anda tentang pendapatku.’
Imam Malik berkata,
‘Hati-hati, jangan sampai aku bersaksi
atasmu.’
Dia berkata,
‘Demi Allah, saya tidak menginginkan
kecuali kebenaran. Dengarlah, jika memang
benar maka ucapkan.’
Imam Malik bertanya,
‘Jika engkau mengalahkan aku?’
Dia menjawab,
‘Maka ikutlah aku!’
Imam Malik bertanya lagi,
‘Kalau aku mengalahkanmu?’
Dia menjawab,
‘Aku mengikutimu?’
Imam Malik bertanya,
‘Jika datang orang ketiga lalu kita ajak
bicara dan kita dikalahkannya?’
Dia berkata,
‘Ya kita ikuti dia.’
Imam Malik rahimahullah berkata:
“Hai Abdullah, Allah azza wa jalla telah
mengutus Muhammad dengan satu agama,
aku lihat engkau banyak berpindah-pindah
(agama), padahal Umar ibnu Abdil Aziz
telah berkata, “Barangsiapa menjadikan
agamanya sebagai sasaran untuk
perdebatan maka dia akan banyak
berpindah-pindah”.”
Imam Malik rahimahullah berkata:
”Jidal dalam agama itu bukan apa-apa (tidak
ada nilainya sama sekali).”
Imam Malik rahimahullah berkata:
“Percekcokan dan perdebatan dalam ilmu itu
menghilangkan cahaya ilmu dari hari seorang
hamba.”
Imam Malik rahimahullah berkata:
“Sesungguhnya jidal itu mengeraskan hati
dan menimbulkan kebencian.”
Imam Malik rahimahullah pernah ditanya
tentang seseorang yang memiliki ilmu sunnah,
apakah ia boleh berdebat membela sunnah? Dia
menjawab,
”Tidak, tetapi cukup memberitahukan tentang
sunnah.”
(Tartibul Madarik wa Taqribul Masalik, Qadhi
Iyadh: 1/51; Siyarul A’lam: 8/106; al-Ajjurri
dalam al-Syari’ah, hal.62-65)
18. Muhammad ibn Idris as-Syafi’I rahimahullah
“Percekcokan dalam agama itu mengeraskan
hati dan menanamkan kedengkian yang
sangat.”
[Thobaqat Syafiiyyah 1/7, Siyar, 10/28]
19. Ahmad bin Hambal rahimahullah
Imam Ahmad rahimahullah pernah ditanya oleh
seseorang,
“Saya ada di sebuah majelis lalu disebutlah
didalamnya sunnah yang tidak diketahui
kecuali oleh saya, apakah saya mengatakan?”
Dia menjawab:
“Beritakanlah sunnah itu, dan janganlah
mendebat karenanya!”
Orang itu mengulangi pertanyaannya, maka
Imam Ahmad rahimahullah berkata:
“Aku tidak melihatmu kecuali seorang yang
mendebat.”
[al-Adab as-Syar’iyyah: 1/358, dalam bab
menyebar sunnah dengan ucapan dan
perbuatan tanpa perdebatan dan kekerasan;
al-Bashirah fid-Da’wah Ilallah: 57]
20. Shafwan ibn Muhammad al-Mazini
rahimahullah
Saat Shafwan rahimahullah melihat para
pemuda berdebat di Masjid Jami’ maka ia
mengibaskan tangannya sambil berkata:
“Kalian adalah jarab2 , kalian adalah
jarab.” [Ibnu Battah: 597]
Dahulu dikatakan:
“Janganlah engkau mendebat orang yang
santun dan orang yang bodoh; orang yang
santun mengalahkanmu, sedang orang yang
bodoh menyakitimu.”
[Al-Adab al-Syar’iyyah: 1/23]
“Ya Allah jauhkanlah kami dari jidal, dan
anugerahkan pada kami istiqomah. Janganlah
Engkau simpangkan hati kami setelah engkau
memberi hidayah pada kami.”
Aamiin.
Sumber: alqiyamah
Wasiat asy-Syaikh Muhammad bin Abdul
Wahhab bin Ali al-Yamani al-Wushobi al-Abdali
Wahai Penuntut ilmu, jika kamu membuka pintu
debat bersama temanmu maka sungguh kamu
telah membuka pintu penyakit fitnah buat
dirimu. Apabila seseorang penuntut ilmu tidak
menjauhkan diri darinya tentu akan
mendapatkan marabahaya.
Rasulullah shållallåhu ‘alayhi wa sallam
bersabda :
ﻣﺎ ﺿﻞ ﻗﻮﻡ ﺑﻌﺪ ﻫﺪﻯ ﻛﺎ ﻧﻮﺍ ﻋﻠﻴﻪ ﺇﻻﺃﻭﺗﻮﺍﺍﻟﺠﺪﺍﻝ :
ﺛﻢ ﻗﺮﺃ : ﻣﺎﺿﺮﺑﻮﻩ ﻟﻚ ﺇﻻﺟﺪ ﻻ ﺑﻞ ﻫﻢ ﻗﻮﻡ ﺧﺼﻤﻮﻥ
– ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﺃﻣﺎﻣﺔ ﺍﻟﺒﺎﻫﻠﻲ –
ِArtinya : “Tidaklah sesat suatu kaum setelah
mereka mendapatkan petunjuk kecuali Allah
berikan kepada mereka ilmu debat. Kemudian
beliau membaca : mereka tidak memberikan
perumpamaan itu kepadamu melainkan
dengan maksud membantah saja, sebenarnya
mereka adalah kaum yang suka bertengkar.”
(HR Tirmidzi dari Abu Umamah al Bahily)
Saya masih teringat seorang teman ketika awal
belajar di Madinah, mungkin kurang lebih dua
puluh empat atau dua puluh lima tahun yang
silam, dia terkenal banyak berdebat. Terkadang
dia mulai berdebat dari setelah Isya’ sampai
akhir malam. Ternyata pada akhirnya dia
mendapatkan kegagalan, tidak menjaga waktu,
tidak beristighfar, bertasbih, bertahlil, bangun
malam, dan tidak melaksanakan bimbingan
Rasulullah shållallåhu ‘alayhi wa sallam.
Rasulullah shållallåhu ‘alayhi wa sallam
bukanlah pendebat. Tatkala Rasulullah
shållallåhu ‘alayhi wa sallam pergi kerumah
Fatimah dan Ali ketika beliau ingin
membangunkan keduanya untuk sholat malam,
beliau mengetuk pintu dan berkata :
”Tidaklah kalian bangun untuk melaksanakan
sholat?”
‘Ali mengatakan :
”Sesungguhnya jiwa kami di Tangan Allah,
Dia membangunkan sesuai kehendak-Nya.”
Beliau Sholallahu Alaihi Wa Sallam balik sambil
memukul pahanya dan berkata :
ﻭَﻛَﺎﻥَ ﺍﻹﻧْﺴَﺎﻥُ ﺃَﻛْﺜَﺮَ ﺷَﻲْﺀٍ ﺟَﺪَﻻ
” Dan manusia adalah makhluk yang paling
banyak mendebat/membantah.”
(QS Al Kahfi :54 )
Rasulullah tidak mendebat Ali dan beliau
menganggap bahwa apa yang dijawab Ali
termasuk dari jidal (debat) dengan berdalilkan
firman Allah :
ﻭَﻛَﺎﻥَ ﺍﻹﻧْﺴَﺎﻥُ ﺃَﻛْﺜَﺮَ ﺷَﻲْﺀٍ ﺟَﺪَﻻ
” Dan manusia adalah makhluk yang paling
banyak mendebat/membantah.”
(QS Al Kahfi :54 )
Wahai penuntut ilmu jauhilah dari perdebatan,
karena hal yang demikian itu menyebabkan
kemurkaan dan kebencian di dalam hati.
Katakan kepada temanmu apa yang kamu
ketahui, kalau temanmu mengatakan tidak,
kembalikanlah permasalahannya kepada
Syaikhmu, dan sekali lagi menjauhlah kamu dari
perdebatan, Rasulullah bersabda :
ﺇﺫﺍﺍﺧﺘﻠﻔﺘﻢ ﻗﻲ ﺍﻟﻘﺮﺍﻥ ﻓﻘﻮﻣﻮﺍ – ﻣﺘﻔﻖ ﻋﻠﻴﻪ
“Apabila kalian berselisih di dalam Al Qur’an
maka tinggalkan tempat tempat itu.”
(Muttafaqun Alaihi)
Apabila terjadi disuatu majelis perdebatan, satu
menyatakan demikian yang lain menyatakan
demikian, maka dengarkan sabda Rasulullah
diatas dan janganlah kalian duduk ditempat itu
dan jangan mencoba untuk membuka
perdebatan. Berhati-hatilah kamu dari debat dan
peliharalah waktumu, insya Allah kamu akan
saling mencintai dan saling menyayangi.
[Disalin oleh Abu Aufa dari buku ﻋﺸﺮﻭﻥ ﺍﻟﻨﺼﻴﺤﺔ
ﺍﻟﻄﺎﻟﺐ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻭ ﺍﻟﺪ ﺍ ﻋﻲ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻠﻪ yang sudah
diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia
dengan judul ” 20 Mutiara Indah bagi penuntut
Ilmu dan Da’i Ilallah“]
Maksud perkataan ‘ulama diatas
Syaikhul Islam berkata,
“Jadi,yang dimaksud larangan para salaf
dalam berdebat adalah yang dilakukan oleh
- orang yang tidak memenuhi syarat untuk
melakukan perdebatan (kurang ilmu dan lain-
lain)
- atau perdebatan yang tidak mendatangkan
kemaslahatan yang pasti;
- berdebat dengan orang yang tidak
menginginkan kebenaran,
- serta berdebat untuk saling unjuk kebolehan
dan saling mengalahkan yang berujung
dengan ujub (bangga diri) dan kesombongan.
Beliau melanjutkan,
“Jidal (adu hujjah) adalah masalah yang
hukumnya belum pasti; dan untuk
menentukan hukum tentang masalah ini,
tergantung kepada kondisi yang ada.
Sedangkan debat yang sesuai dengan syari’at,
maka hukumnya terkadang wajib dan
terkadang mustahab.
Kesimpulannya, debat itu terkadang terpuji
dan terkadang tercela; terkadang membawa
mafsadat (kerusakan) dan terkadang
membawa mashlahat (kebaikan); terkadang
merupakan sesuatu yang haq dan terkadang
merupakan sesuatu yang bathil.”
Wallåhu ta’ala a’lamu bish shåwwab..

Senin, 06 Oktober 2014

Fi sabilillah

Sejenak Pagi :
Alhamdulillah hari senin telah muncul lagi.
Mari semangat hidup, semangat bekerja, semangat menjemput Rezeki Alloh.

Hadits Rasululloh : "Telah lewat seorang laki-laki dihadap Rasululloh, maka para sahabat melihat kegagahannya dan giatnya dalam bekerja. Kemudian mereka bertanya: apakah ini termasuk fisabilillah? Maka bersabda Rasululloh : sesungguhnya kalau dia bekerja untuk anaknya yang masih kecil, maka itu termasuk fisabilillah, dan sesungguhnya jika dia bekerja untuk kedua orang tuanya dan kakeknya maka itu termasuk fisabilillah, dan jika ia bekerja untuk mencukupi dirinya sendiri, maka itu fisabilillah, dan jika ia bekerja untuk mencari kemegahan dan kemewaan maka dai berada di jalan syetan"

Firman Alloh dlm srt Al Taubah ayat 105 : "Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, Maka Alloh & rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Alloh) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang Telah kamu kerjakan"

Dalam srt az-Zumar ayat 39 : "Katakanlah: Hai kaumku, bekerjalah sesuai dg keadaanmu masing2. Sesungguhnya akupun bekerja, mk kelak kamu akan mengetahui".

Semoga hari ini dstnya Alloh senantiasa melindungi, memberikan petunjuk ke jln yg lurus & benar, membarokahi & meridhoi langkah kita, aamiin.

Salam sukses selalu, bersama Alloh Bisa & tersolusikan.



Kamis, 18 September 2014

Macam2 Rezeki

[7:51 19/09/2014] Fuadi Dupak: Unggah Seluler - TAHUKAH ANDA

BERAPAKAH GAJI KHALIFAH ISLAM?

Ketika diangkat sebagai khalifah, tepat sehari sesudahnya Abu Bakar r.a. terlihat berangkat ke pasar dengan barang dagangannya. Umar kebetulan bertemu dengannya di jalan dan mengingatkan bahawa di tangan Abu Bakar sekarang terpikul beban kenegaraan yang berat. "Mengapa kau masih saja pergi ke pasar untuk mengelola bisnis? Sedangkan negara mempunyai begitu banyak permasalahan yang harus dipecahkan?" sentil Umar.

Mendengar itu, Abu Bakar tersenyum. "Untuk mempertahankan hidup keluarga," ujarnya singkat. "Maka aku harus bekerja."

Kejadian itu membuat Umar berpikir keras. Maka ia pun, bersama sahabat yang lain berkonsultasi dan menghitung pengeluaran rumah tangga khalifah sehari-hari. Tak lama, mereka menetapkan gaji tahunan 2,500 dirham untuk Abu Bakar, dan kemudian secara bertahap, belakangan ditingkatkan menjadi 500 dirham sebulan. Jika dikonversikan pada rupiah, maka gaji Khalifah Abu Bakar hanya sebesar Rp. 72 juta dalam setahun, atau sekitar Rp 6 juta dalam sebulan. Sekadar informasi, nilai dirham tidak pernah berubah.

Meskipun gaji khalifah sebesar itu, Abu Bakar tidak pernah mengambil seluruhnya gajinya. Pada suatu hari istrinya berkata kepada Abu bakar, "Aku ingin membeli sedikit manisan."
Abu Bakar menyahut, "Aku tidak memiliki wang yang cukup untuk membelinya."

Istrinya berkata, "Jika engkau ijinkan, aku akan mencoba untuk menghemat wang belanja kita sehari-hari, sehingga aku dapat membeli manisan itu."

Abu Bakar menyetujuinya.

Maka mulai saat itu istri Abu Bakar menabung sedikit demi sedikit, menyisihkan wang belanja mereka setiap hari. Beberapa hari kemudian wang itu pun terkumpul untuk membeli makanan yang diinginkan oleh istrinya. Setelah wang itu terkumpul, istrinya menyerahkan wang itu kepada suaminya untuk dibelikan bahan makanan tersebut.

Namun Abu Bakar berkata, "Nampaknya dari pengalaman ini, ternyata wang tunjangan yang kita peroleh dari Baitul Mal itu melebihi keperluan kita." Lalu Abu bakar mengembalikan lagi wang yang sudah dikumpulkan oleh istrinya itu ke Baitul Mal. Dan sejak hari itu, wang tunjangan beliau telah dikurangi sejumlah wang yang dapat dihemat oleh istrinya.

Pada saat wafatnya, Abu Bakar hanya mempunyai sebuah sprei tua dan seekor unta, yang merupakan harta negara. Ini pun dikembalikannya kepada penggantinya, Umar bin Khattab. Umar pernah mengatakan, "Aku selalu saja tidak pernah bisa mengalahkan Abu Bakar dalam beramal sholeh."

Sumber :

Saad Saefullah – Kamis, 24 Zulqa'dah 1435 H / 18 September 2014 09:11 WIB

m.eramuslim.com

http://m.eramuslim.com/berita/tahukah-anda/berapa-gaji-khalifah-islam.htm
[7:53 19/09/2014] Fuadi Dupak: Ada 4 cara Allah memberi rezeki kpd makhluk-Nya:

1. REZEKI TINGKAT PERTAMA (YANG DIJAMIN OLEH ALLAH)
"Tidak suatu binatangpun (termasuk manusia) yg bergerak di atas bumi ini yg tdk dijamin oleh Allah rezekinya."(QS. 11: 6)

Artinya Allah akan memberikan kesehatan,makan,minum utk seluruh makhluk hidup di dunia ini. Ini adalah rezeki dasar yg terendah.

2. REZEKI TINGKAT KEDUA
"Tidaklah manusia mendapat apa2 kecuali apa yg telah dikerjakannya" (QS. 53: 39)

Allah akan memberikan rezeki sesuai dengan apa yg dikerjakannya. Jika ia bekerja dua jam, dapatlah hasil yg dua jam. Jika kerja lebih lama, lebih rajin, lebih berilmu, lebih sungguh2, ia akan mendapat lebih banyak. Tdk pandang dia itu muslim atau kafir.

3. REZEKI TINGKAT KETIGA
“... Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (QS. 14: 7)

Inilah rezeki yang disayang Allah. Orang2 yg pandai bersyukur akan dapat merasakan kasih sayang Allah & mendapat rezeki yg lebih banyak. Itulah Janji Allah! Orang yg pandai bersyukurlah yg dapat hidup bahagia, sejahtera & tentram. Usahanya akan sangat sukses, karena Allah tambahkan selalu.

4. REZEKI KE EMPAT (UNTUK ORANG2 BERIMAN DAN BERTAQWA)
".... Barangsiapa yg bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yg tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yg bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap2 sesuatu.”
(QS.Ath-Thalaq/65:2-3)

Peringkat rezeki yg ke empat ini adalah rezeki yg istimewa, tidak semua orang bisa meraihnya. Orang istimewa ini (muttaqun) adalah orang yg benar2 dicintai & dipercaya oleh Allah utk memakmurkan atau mengatur kekayaan Allah di bumi ini.
Wallaahu alam..

Selamat Menjemput Rejeki.

Rabu, 17 September 2014

Hakekat sombong

Berilmu Jangan Sombong

Seringkali para penuntut ilmu terjebak dalam sifat sombong, membanggakan diri atas ilmu yang dimiliki. Perkara ini, kerap didapatkan justru pada para pemula.

Sebagaimana disampaikan dalam kitab Tadzkiratus Sami’ wal Mutakallim hal.65 :
العلم ثلاثة أشبار من دخل في الشبر الأول تكبر، والثاني تواضع الثالث علم أنه ما يعلم.. "

Ilmu itu ada 3 langkah, barangsiapa yang baru masuk pada langkah pertama ia sombong, langkah kedua akan tawadhu’ dan langkah ketiga akan mengetahui dirinya tidak mengetahui..." (Kitabul ‘ilmi Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin) 

Padahal kesombongan tidak selayaknya terdapat dalam hati seorang muslim, apalagi penuntut ilmu.  Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ 

“Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi” Ada sahabat yang bertanya, “Bagaimana halnya seseorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus...?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya Allah itu Maha Indah dan menyukai keindahan. 

Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain...“ (HR. Muslim: 91)

Yuk, jauhi sifat sombong agar ilmu yang kita miliki menjadi barakah.

@sahabatilmu

Adab berdoa

Dzikir dan Doa No. 5
# Adab Berdoa #

Fokus terhadap permintaan, mengulang-ulanginya, serta tidak pesimistis. Sebagaimana dalam hadits yang di riwayatkan oleh Abu Hurairah r.a ia berkata; 

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالْإِجَابَةِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لَاهٍ
"Rasulullah shallallahu wa'alaihi wa sallam bersabda: Berdoalah kepada Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai. 
[Sunan Tirmidzi No: 3401, Kitab: Do'a, Bab: Doa-doa ringkas berisi].

Mengawali doa dengan berdzikir kepada Allah. Selalu bertobat, menjauhi yang haram, tidak berbuat dzalim dan berusaha mengembalikan semua hak orang lain.

@mangestiwaluyos
Pin BB: 2B8B947E

Selasa, 16 September 2014

Titik balik 2014

Titik baru 2014
Assalamualaikum wr wb. Alhamdulilah saya baru melihat apa yang pak saifudin sampaikan, shodaqta saya meng imani hal tersebut, sekarang saya takut, takut sekali untuk meminta. Saya takut ketika Allah mewujudkan permintaan saya menggunakan cara tercepat yang Allah punya. Saya ikut alur, saya ikut setingan Allah saja berjalan menurut sunnatullah. Terimakasih pak. Saya jadi paham.='(

Nanti pak Rendra ibarat kta sudah berilmu dan bergelar sarjana kemudian kita masuk dalam dunia kerja, persoalan2 nyata dlm dunia kerja lah yg akan membangun kesempurnaan diri kita sbg sarjana dan insaAllah itu yang membawwa kita mnjadi ahli Allah ahli ma'rifat, tdk lagi umeg mmpertanyakn apa diri ini sudah khusyuk, sudah terbimbing melalui ilhamy dst.

Gmbaran umum 24 jam aktivitas kita persis spt selama menunaikan haji atau umrah, atau selama mendirikan salat. wes sampean rasakan saja, dan tetap halaqah sbg wahana agar kita mnjadi "mumpuni" bukan hanya ahli ma'rifat.

Badan saya merinding, tubuh rasanya gregesi, isinya dari tadi istighfar terus.

Ya bgt keadaannya 24 jam kita akan istighfr (dzikr), memuji, bekerja fisik, bersyukur, dan itu artinya khusni ibadatik dlm arti tundu patuh manut menghamba diri kpd NYA

tidak ada keinginan khendak dan aktivitas fisik kita yg kluar dari ilham fujur maupun taqwa, kita tahu dan merasakan itu dan anehnya tidak perlu lagi mncari carinya, dan kita nggak perlu takut dgn ilham fujur krn koreksi terus mnerus berlangsung sebab Allah bersembunyi dan mnjadi batin setiap sel tubuh kita.

Wahuwa ala kulli syai in muhiithun Allah meliputi segala sesuatu ciptaannya, dan dzat Allah menjadi BATIN seluruh ciptaannya. Kalo demikian Allah selalu dekat dan selalu mngawasi selalu melihat memahami apa saja termasuk yang kita sembunyikan, maka tunduk patuh kita dalam pengawasannya, puja puji kita serius apa main2 Dia mengetahuinya, doa kita hanya dibibir saja Dia mengetahuinya. Kita, setiap bagian terkecil tubuh kita batinnya adalah dzat Allah dan juga  apa saja disekitar kita. Kita dan apa saja adalah wujud dari batin atau dzat Allh yg sedikit, yang wujud hakiki adalah dzat Allah yg sedikit itu, sesungguhnya kita dan semua ciptaannya TIDAKLAH WUJUD

Allah tuhanku, Islam Agamaku skn


Indahnya Jalan-ku
Minggu, 24 Agustus 2014

Ust. sukanan: Pembelajaran halaqah di rmh b. Rusmi. Manisnya IMAN hanya bisa dirasakan : jika betul2 ridho Allah sbg Robnya, Islam sbg agamanya dan Nabi Muhammad sbg utusan Allah. (HR. Muslim).                      Hadis ini ketika masih SD hanya dibaca menjelang belajar : roditu billahi robba wabil islami diina wabimuhammadin nabiyyaw warasula.                              Ternyata doa ini bukan sekedar bacaan. Tapi sebuah keadaan jiwa yg sangat dekat bersama Allah, mengenal Allah, mencintai Allah, dan dicintai-Nya. kemudian berikrar dlm belaian cinta-Nya Rodiitu billlah robba.                 ruhani berjumpa dg Allah irjii ilaa robbiki rodhiyatan mardhiyah. Ridho dan diridhoi, cinta dan dicintai.                    Subhanallah manisnya iman bersama Allah, manis iman bersama dg perintah2 kekasih-Nya yaitu Allah, berupa rukun Islam. keimanan yg sempurna akan menghasilkan keislaman yg kaffah, dan kesadaran insan ihsani (insan kamil : manusia sempurna, kemana2 selalu bersama Allah.

Ust. sukanan: Coba kita diperintah oleh org yg tdk dikenal, bgm responnya ? Diperintah oleh org yg kita kenal, bgn responnya. Diperintah kekasih kita, bgm responnya ?    Maaf bersyariat tapi tdk mengenal dg yg membuat syariat dan yg membawa syariat. Bgm mungkin menemukan manisnya bersyariat ?                         

Manisnya bersyariat hanya mampu dirasakan oleh org yg makriafatullah dan mahabbatullah. Siapa itu ? Org yg mukmin. Ibaratnya Iman adl cinta, syariat adl pengorbanan, sedangkan ihsan adl bermesraan dg Allah. Wajah Allah terbayang2 dlm segala keadaan faina ma tuwallu wujuhakum fatsamma
Ust. sukanan: Manis Iman dapat dirasakan dg tiga hal :                              1. Allah dan Rasulnya lebih dicintai dari pd segala2nya.           
2. Mencintai seseorang semata2 krn Allah.                       
3. Takut hidayahnya dicabut atau kembali kpd kekafiran sebagaimana takutnya dilemparkan ke dlm api neraka.   (HR. Mutafaq alaih)

Allah hadir kejahatan hilang

Seorang profesor yg ateis berbicara dlm sbuah kelas.

Profesor: "Apakah Tuhan menciptakan sgala yg ada?"
Para mahasiswa: "Betul, Dia pencipta segalanya."

Profesor: "Jika Tuhan menciptakan segalanya, berarti Tuhan jg menciptakan kejahatan."
(Semua terdiam, kesulitan menjawab hipotesis profesor itu).

Tiba², suara seorang mahasiswa memecah kesunyian.

Mahasiswa: "Prof, saya ingin bertanya. Apakah dingin itu ada?"
Profesor: "Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja, dingin itu ada."
Mahasiswa: "Prof, dingin itu tidak ada. Menurut hukum fisika, yg kita anggap dingin sbenarnya adalah ketiadaan panas. Suhu -460 derajat Fahrenheit adalah ketiadaan panas sama sekali. Smua partikel mnjadi diam, tidak bisa bereaksi pd suhu tsb. Kita menciptakan kata 'dingin' untuk mengungkapkan ketiadaan panas. Slanjutnya, apakah gelap itu ada?"
Profesor: "Tentu saja ada!"

Mahasiswa "Anda salah, Prof! Gelap jg tidak ada. Gelap adalah keadaan di mana tiada cahaya. Cahaya bisa kita pelajari, sedangkan gelap tidak bisa. Kita bisa mgunakan prisma Newton untuk mengurai cahaya mnjadi bbrapa warna dan mempelajari panjang gelombang stiap warna. Tapi, Anda tidak bisa mengukur gelap. Sberapa gelap suatu ruangan diukur melalui berapa besar intensitas cahaya di ruangan itu. Kata 'gelap' dipakai manusia untuk menggambarkan ketiadaan cahaya. Jadi, apakah kejahatan itu ada?"

Profesor mulai bimbang, tp menjawab: "Tentu saja ada."

Mahasiswa: "Sekali lagi anda salah, Prof! Kejahatan itu tidak ada. Tuhan tidak menciptakan kejahatan. Sperti dingin dan gelap, 'kejahatan' adalah kata yg dipakai manusia utk menggambarkan ketiadaan Tuhan dalam dirinya. Kejahatan adalah hasil dari tidak hadirnya Tuhan dlm hati manusia."

Profesor terpaku dan terdiam!
++++++++++++
Dosa terjadi karena manusia lupa hadirkan Tuhan dalam hatinya..
Hadirkan Tuhan dalam hati pada setiap saat, maka akan selamat..
Itulah IMAN..
Dosa lahir saat IMAN tidak berada dalam hati..
+++++++++
Semoga ada hikmah dan manfaat nya.

Sabtu, 13 September 2014

Sibuk di manakah kita


Indahnya Jalan-ku
Selasa, 26 Agustus 2014
Sibuk dimanakah kita?
Dari grup tetangga ...

" Kata ustad, apabila Allah tidak mengkehendaki kita lagi:

Allah akan sibukkan kita dengan urusan dunia.

Allah akan sibukkan kita dengan urusan anak-anak.

Allah akan sibukkan kita dengan urusan menjalankan perniagaan.

Allah akan sibukkan kita dengan urusan menambah-nambah harta.

Allah akan sibukkan kita dengan urusan mencari pengaruh, pangkat dan kuasa.

Alangkah ruginya kerana kesemuanya itu akan kita tinggalkan.

Sekiranya kita mampu bertanya pada orang-orang yang telah pergi terlebih dulu menemui Allah SWT dan jika mereka diberi peluang untuk hidup sekali lagi, sudah semestinya mereka memilih tidak lagi akan bertarung mati-matian untuk merebut dunia.

Karena tujuan kita diciptakan adalah untuk menyembah Allah dan beribadah kepada Allah.

Tidak akan Allah ciptakan manusia sekiranya tujuan hidup untuk merebut imbalan dunia.

Sebenarnya apa yang kita dapat dari imbalan dunia ini telah pun ditentukan oleh Allah SWT.

Kita mungkin cemburu apabila melihat orang lain lebih dari kita, dari segi gaji, pangkat, harta, rumah besar, mobil mewah dll.

Namun,,
Kenapa kita tidak pernah cemburu melihat ilmu orang lain lebih dari kita.

tidakkah kita cemburu melihat orang lain lebih banyak amalan dari kita.

Kita tidak pernah cemburu apabila melihat orang lain bangun di sepertiga malam, solat tahajud dan bermunajat.

Tidakkah kalian cemburu melihat saudara antum menyelesaikan amanahnya kholas terlebih dahulu,,

Apakah jangan jangan benar Allah tidak mengkehendaki kita lagi:
Sehingga Allah biarkan kita lebih mencintai dunia dari pada akhirat,,

Posisi jiwa dan Annafs


Indahnya Jalan-ku
Rabu, 27 Agustus 2014
Posisi jiwa dan annafs
(rose) *gift* <3

Di buku " khusyu fi sholah" . Ibnu Qoyyim rahimhullah dalam pembagian tingkatan manusia dalam sholt menjadi lima tingkat.

Beliau menyebutkan bahwa tingkat ketiga adalah orang yg menjaga batasan-batasan sholat dan rukun-rukunnya serta berusaha untuk melawan berbagai was-was dan lintasan pikiran yg datang. Disini ,orang tersebut sibuk berperang melawan musuhnya agar jangan sampai mencuri sholatnya sehingga bisa dikatakan bahwa dia sedang sholat sekaligus berjihad.
Kemudian beliau rahimahullah menjelaskan bahwa orang dalam tingkatan ini dosa-dosanya diampuni.

Selanjutnya pda tingkat keempat beliau katakan bahwa orang yg dalam mengerjakan sholat menyempurnakan seluruh kewajiban,rukun dan batasan-batasannya. Disamping itu ,hatinya juga tenggelam dalam kensentrasi untuk menjaga agar tidak ada satupun yg terlewatkan. Bahkan,seluruh daya pikirnya tertumpah untuk dapat mendirikan dan menyempurnakan sholat sebagimana mestinya. Hatinya benar-benar tenggelam dalam sholat dan ibadah kepada Allah swt. Kemudian beliau menjelaskan bhwa orang dalam tingkatan ini mendapatkan pahala.

Berikutnya pada tingkatan kelima beliau katakan bahwa orang yang mendirikan sholat seperti tingkat keempat,tapi disertai dengan mengambil hatinya dan meletakkannya di hadapan Allah swt. Dia melihat Tuhannya melalui hatinya tersebut, merasa diawasi oleh-Nya dan penuh dengan kecintaan dan pengagungan kepada- Nya, seakan dia benar-benar melihat dan menyaksikanNya,segala was-was dan lintasan pikirannya telah sirna . Tabir penutup antara dirinya dengan Tuhan telah tersingkap. Orang pada tingkat inilah yang memiliki sholat terbaik dan terbesar di seluruh jagat. Orang ini dalam sholatnya sibuk dengan Rabbnya Azza wa jalla dan berbahagia karena-Nya. Kemudian beliau rahimahullah menjelaskan bahwa orang pada tingkat kelima ini dekat dengan Rabbnya karena dia termasuk orang yg kesejukan mata dn kebahagiaannya dijadikan terletak dalam sholat.

Alloohumaj' alnii minal mutathohhiriin <3

Kasih Sayang


Indahnya Jalan-ku
Kamis, 28 Agustus 2014
Kasih sayang
Asm wr wb. Seharusnya cinta kepada suami istri Bukan cinta hawa nafsu,tapi cinta sejati shg tidak akan menyakitkan antara keduanya.
Nabi bersabda Tahabba fillah, saling mencintai karena Allah, keadaan ini telah sirna karena keduanya tidak menemukan sakinah mawaddah warahmah. Maknanya keduanya menjadi tenang (sakinah) makatsa wa sakana, keadaan ini berupa keadaan yang sangat tenang dan damai, kemudian mawaddah maknanya menempati satu jiwa dan warahmah yaitu kasih sayang Allah yang turun kepada orang yang saling mencintai sehingga turun kehendak Allah berupa kekuatan pengkabulan doa doa yang disampaikan, ightanimuu du'a 'inda riqqati fa innaha rahmah. Oleh karena itu bertemunya dua batin yang saling mencintai karena Allah akan menghasilkan petunjuk berupa riqqah dari Allah yaitu rahmat.

Jika bathin kita tidak menjumpai rahmat pada teman kita atau suami kita, cukupah kita hanya bersama Allah saja untuk menemukan kasih sayang Allah tanpa harus melepaskan pasangan kita atau teman kita. Kita akan menikmati kebersamaan dengan Allah dengan penuh gembira. Karena jika rahmat turun kepada hati kita rasanya melampaui keadaan mencintai antara suami istri. Nabi bersabda 'cintailah' seseorang sedang-sedang saja, karena suatu ketika akan menjadi sangat benci kepadamu melampaui batas dan 'bencilah' sedang-sedang saja kepada seseorang karena suatu ketika kamu akan mencintainya suatu ketika( Ahbib habibaka  yaumama asa ayakuna baghidhoka yaumamma , wabghid baghidhoka yaumamma asa ayakuna habibaka yaumamaa..) Cinta yang berasal dari hawa nafsu adalah cinta yang ditunggangi oleh syetan sehingga mudah hilang yang akan menghasilkan pertengkaran dan perceraian, demikian juga marah sedang sedang saja karena marahnyapun berupa hawa nafsu sehingga marahnya akan sirna berganti senang dan cinta. Bandingkan dengan rasa cinta kepada Allah yang murni dan bersih, ia tetap ada rasa cinta itu walaupun musibah turun, karena sebentar lagi ada petunjuk Allah. Jadi sakinah itu , tidak disebabkan oleh persepsi pikiran ia datang tanpa sebab pikiran. Atau perdebatan antara kedua pikiran yg menghasilkan kedamaian ataupun pertengkaran. Rasa yg asli tiba-tiba turun kedalam hati sebuah ketenangan tanpa sebab, demikian juga sebuah kesedihan turun ke dalam hati namun tanpa ada sebab, maka itulah petunjuk yg sebenarnya. (pak Abu)

Cinta Suami pada istri

�� BEGINILAH CARA YANG BENAR DARI SEORANG SUAMI YANG MENCINTAI ISTRINYA ��

 SUAMI selalu menggandeng tangan istrinya saat berjalan, jikapun satu tangan jg tak bisa menggandeng krn suatu hal, SUAMI selalu meminta istrinya yg menggandeng tangannya. Alasannya dia bertanggung jawab atas jalan istrinya supaya selalu aman.

 SUAMI selalu mencium kening istrinya disaat-saat tertentu, sebelum & sepulang bekerja, sebelum dan sesudah tidur. Alasannya sebagai tanda bahwa dialah pelindung & penenang istrinya agar istrinya selalu merasa nyaman

 SUAMI tidak pernah berteriak pd istrinya, alasannya suara yang keras dari suami utk istrinya adalah cambuk yang menyakitkan.

 SUAMI tdk prnah mencela dan memaki istrinya sebesar apapun kesalahan yang diperbuat alasannya makian dan celaan bukan kata yang bijak mengajarkan kebenaran.

 SUAMI selalu memeluk dan membelai istrinya jika istrinya berbuat salah, alasannya mulut dan perbuatan istri adalah tanggung jawab suami, bila istri sampai tidak terkontrol itu adalah salah suami, sebab itu dia selalu memeluk dan membelai istrinya sambil berkata "maafkan ayah, lain kali jangan kamu ulangi kesalahan itu lagi, jadilah istri yang beriman dan baik, salahkan ayah saja".

 SUAMI selalu bangun sebelum dan berangkat tidur setelah istrinya, alasannya kewajibannyalah utk melindungi hidup istrinya dimulai saat bangun tidur dan sampai αƙαn tidur, itulah janji suami pd istrinya.

�� Semoga para lelaki Yang membaca Coretan Ini dan Dapat Mencintai Istrinya
Sepenuh Hati dan Bisa menerima Kekurangan Istrinya Aamiin

Pepatah mengatakan  hati wanita akan luluh jika disiram dengan air dingin daripada menyiramnya dengan minyak panas, krn pada dasarnya mereka butuh perhatian dan kasih sayang.

������������