Dialog fisika & islam
Fisika dan Islam.
Pada suatu hari, Syaiikh Hasan Al-Bashri Rahimahullah pergi mengunjungi Syaikh Habib Ajmi Rahimahullah, seorang sufi besar lain. Pada waktu shalatnya, Syaikh Hasan Al-Bashri mendengar Syaikh Habib Ajmi banyak melafadzkan bacaan shalatnya dengan keliru. Oleh karena itu, Syaikh Hasan Al-Bashri memutuskan untuk tidak salat berjamaah dengannya. Ia menganggap kurang pantaslah bagi dirinya untuk shalat bersama orang yang tak boleh mengucapkan bacaan shalat dengan benar.
Di malam harinya, Syaikh Hasan Al-Bashri bermimpi. Ia mendengar Tuhan berbicara kepadanya, “Hasan, jika saja kau berdiri di belakang Habib Ajmi dan menunaikan shalatmu, kau akan memperoleh keridaan-Ku, dan shalat kamu itu akan memberimu manfaat yang jauh lebih besar daripada seluruh shalat dalam hidupmu. Kau mencoba mencari kesalahan dalam bacaan shalatnya, tapi kau tak melihat kemurnian dan kesucian hatinya. Ketahuilah, Aku lebih menyukai hati yang tulus daripada pengucapan tajwid yang sempurna.
Seorang profesor yang atheis berbicara dalam sebuah kelas.
Profesor: "Apakah Allah menciptakan segala yang ada?"
Para mahasiswa: "Betul! Dia pencipta segalanya."
Profesor: "Jika Allah menciptakan segalanya, berarti Allah juga menciptakan kejahatan." (Semua terdiam. Agak kesulitan menjawab hipotesis profesor itu).
Tiba-tiba suara seorang mahasiswa memecah kesunyian.
Mahasiswa: "Prof! Saya ingin bertanya. Apakah dingin itu ada?"
Profesor: "Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja, dingin itu ada."
Mahasiswa: "Prof! Dingin itu tidak ada. Menurut hukum fisika, yang kita anggap dingin sebenarnya adalah ketiadaan panas. Suhu -460 degree Fahrenheit adalah ketiadaan panas sama sekali. Semua partikel menjadi diam. Tidak boleh bertindak pada suhu tersebut. Kita menciptakan kata 'dingin' untuk mengungkapkan ketiadaan panas ya.
Selanjutnya! Apakah gelap itu ada?"
Profesor: "Tentu saja ada!"
Mahasiswa: "Anda salah lagi Prof! Gelap juga tidak ada. Gelap adalah keadaan di mana tiada cahaya. Cahaya boleh kita pelajari. Sedangkan gelap tidak boleh. Kita boleh menggunakan prisma Newton untuk mengurai cahaya menjadi beberapa warna dan mempelajari panjang gelombang setiap warna. Tapi! Anda tidak boleh mengukur gelap. Seberapa gelap suatu ruangan diukur melalui berapa besar intensiti cahaya di ruangan itu. Kata 'gelap' dipakai manusia untuk menggambarkan ketiadaan cahaya. Jadi! Apakah kejahatan, kemaksiatan itu ada?"
Profesor mulai bimbang tapi menjawab juga: "Tentu saja ada."
Mahasiswa: "Sekali lagi anda salah Prof! Kejahatan itu tidak ada. Allah tidak menciptakan kejahatan atau kemaksiatan. Seperti dingin dan gelap juga. Kejahatan adalah kata yang dipakai manusia untuk menggambarkan ketiadaan Allah dalam dirinya. Kejahatan adalah hasil dari tidak hadirnya Allah dalam hati manusia." Profesor terpaku dan terdiam! Dosa terjadi kerana manusia lupa hadirkan Allah dalam hatinya.. Hadirkan Allah dalam hati pada setiap saat, maka akan selamatlah diri kita.. Itulah IMAN.. SESUNGGUHNYA DOSA ITU LAHIR SAAT IMAN TIDAK HADIR DALAM HATI KITA..
Semoga bermanfaat dulur...
Selasa, 01 September 2015
Tidak ada kejahatan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar