Jumat, 04 September 2015

Ikhlas

BAHAGIANYA ORANG YANG IKHLASH
(ustadz firanda andirja)

Oleh karena itu, Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullāh dalam kitabnya “Al Wasaail Al Mufidah Lil Hayati Sa’iidah” (Kiat-kiat Untuk Meraih Kabahagiaan), beliau menyebutkan:

💡“Di antara hal yang bisa mendatangkan kebahagian yaitu seseorang tatkala sedang berbuat baik kepada orang lain, jangan dia menganggap sedang bermuamalah dengan orang tersebut, tetapi sedang bermuamalah kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā”.

Tatkala dia memberikan sumbangan kepada orang lain, tatkala dia memberikan bantuan uang kepada orang lain, dia ingat bahwasannya sekarang ini sedang bermuamalah dengan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, Allāh sedang melihat dia memberi sumbangan.

Muamalah dia bukan dengan orang yang dia bantu, tapi muamalah dia dengan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.
Sehingga jika perkaranya demikian, yang dia harapkan hanyalah pujian Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, yang dia harapkan Allāh mengetahui siapa dirinya.

Semakin dia ikhlash, semakin tidak ada orang yang mengetahui amalannya, Allāh akan semakin mengetahui dia, Allāh akan semakin mengenalnya, Allāh akan semakin mencintainya.

Oleh karenanya dia tidak peduli dengan komentar orang-orang yang dia bantu, dia tidak perlu dengan komentar orang lain.

Dan syi'arnya sebagaimana orang-orang yang bertakwa yang Allāh sebutkan dalam Al Qur’an:

إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ الله لَا نُرِيدُ مِنْكُمْ جَزَاءً وَلَا شُكُورًا

“Kami memberi makan kepada kalian karena Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, muamalah kami dengan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, bukan dengan kalian. Kami tidak butuh dari kalian terima kasih dan kami tidak butuh dari kalian balasan.” (QS: Al-Insaan: 9)

Inilah orang yang paling ikhlash, orang yang paling bahagia.

Adapun orang yang tidak ikhlash, dia senantiasa sibuk mendengar komentar orang lain tentang bagaimana amalan dia. Apakah dia dipuji, apakah dia dicela.

Wallahu a'lam
Semoga bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar