Sabtu, 26 September 2015

Hakekat Wudhu

WUDHU🚰🚰 ( Copas dari sebelah)

“Barang siapa yang berwudhu dan membaguskan wudhunya, maka akan keluarlah dosa-dosa dari badannya, sampai-sampai ia akan keluar dari bawah kuku-kukunya.” (HR. Muslim dalam Kitab at-Thaharah)

Rasulullah menyuruh umatnya untuk menyempurnakan wudhu, ternyata memang banyak kesalahan berwudhu yang sering kita lakukan karena masih belum memahami makna dan fakta menakjubkan di balik menyempurnakan wudhu.

Prof. Dr. Leopold Werner von Ehrenfels, seorang psikiater dan sekaligus neurology berkebangsaan Austria, meneliti tentang keharusan wudhu sebelum melakukan sholat, ia menemukan sesuatu yang menakjubkan terhadap wudhu, sehingga menyampaikannya pada hidayah Islam.

Ia mengemukakan sebuah fakta yang sangat mengejutkan bahwa pusat-pusat syaraf yang paling peka dari tubuh manusia ternyata berada di sebelah dahi, tangan, dan kaki. Pusat-pusat syaraf tersebut sangat sensitif terhadap air segar. Dari sini ia menemukan hikmah di balik wudhu yang membasuh pusat-pusat syaraf tersebut.

Pada akhirnya Leopold memeluk agama Islam dan mengganti nama menjadi Baron Omar Rolf Ehrenfels.

Selain itu, ahli syaraf/neurologist pun telah membuktikan dengan air wudhu yang mendinginkan ujung-ujung syaraf jari-jari tangan dan jari-jari kaki berguna untuk memantapkan konsentrasi pikiran.
Perhatikanlah bahwa anggota tubuh yang wajib dan sunah dibasuh air wudhu merupakan bagian tubuh yang memiliki banyak titik-titik akupuntur. Setelah dihitung-hitung… ternyata terdapat 493 titik reseptor pada anggota wudhu !
Ratusan titik akupunktur tersebut bersifat reseptor terhadap stimulus berupa basuhan, gosokan, usapan, dan tekanan/urutan ketika melakukan wudhu.

Stimulus tersebut akan dihantarkan melalui meridian ke sel, jaringan, organ dan sistim organ yang bersifat terapi. Hal ini terjadi karena adanya sistem regulasi yaitu sistem syaraf dan hormon bekerja untuk mengadakan homeostasis (keseimbangan). Maasya Allah... Bayangkan jika kita melakukan hal tersebut setiap hari paling sedikit 5 kali sehari.

Berikut ini beberapa gerakan wudhu yang sering salah kita lakukan, begini cara menyempurnakannya:

1. Rangsangan di tangan & kaki
Coba ingat-ingat saat kita membasuh telapak kaki & tangan, apakah sela-sela jari tangan dan kaki sering kita abaikan?
Kita sering sekadar cuci tangan di bawah pancuran air tanpa menggosok-gosoknya,  padahal ada fakta menarik yang perlu diketahui:
Di antara sela-sela jari tangan dan kaki terdapat masing-masing satu titik istimewa (Ba Sie pada sela-sela jari tangan & Ba Peng pada sela-sela jari kaki). Jadi, keseluruhannya terdapat 16 titik akupunktur. Berdasarkan riset pakar akupunktur, titik-titik tersebut apabila dirangsang dapat menstimulasi bio energi (Chi) guna membangun homeostasis (keseimbangan). Sehingga menghasilkan efek terapi yang memiliki multi indikasi, seperti untuk mengobati migren, sakit gigi, tangan-lengan merah, bengkak dan jari jemari kaku. Subhanallah!

2. Membersihkan rongga hidung
Selanjutnya, hal yang sering diabaikan dalam wudhu adalah menghirup air ke dalam hidung. Kita sering kali hanya membasuh hidung, dan tidak menghirup air masuk ke rongga hidung kemudian mengeluarkannya kembali (istinsyaaq).
Penelitian dari Universitas Aleksandria membuktikan bahwa kebanyakan orang yang berwudhu secara kontinyu, maka hidung mereka bersih dan bebas dari debu, bakteri dan mikroba. Lubang hidung merupakan tempat yang rentan dihinggapi mikroba dan virus, tetapi dengan membasuh hidung secara kontinyu dan melakukan istinsyaaq (memasukkan air kedalam hidung kemudian mengeluarkannya ketika berwudhu), maka lubang hidung menjadi bersih dan terbebas dari radang dan bakteri.

3. Berkumur-kumur
Yang tak kalah penting adalah kumur-kumur dan bahkan Rasulullah menganjurkan setiap kali akan shalat. Penelitian modern membuktikan bahwa berkumur dapat menjaga mulut dan tenggorokan dari radang dan menjaga gusi dari luka. Berkumur juga dapat menjaga dan membersihkan gigi dengan menghilangkan sisa-sisa makanan yang terdapat di sela-sela gigi setelah makan.
Manfaat berkumur lainnya yg juga penting adalah menguatkan sebagian otot-otot wajah dan menjaga kesegarannya. Berkumur merupakan latihan penting yang diakui oleh pakar dalam bidang olahraga, karena berkumur jika dilakukan dengan menggerakkan otot-otot wajah dengan baik dapat menjadikan jiwa seseorang tenang.

4. Reseptor syaraf telinga
Lain lagi tentang telinga, kita sering kali hanya membasahi telinga, padahal di daun telinga ternyata terkandung banyak sekali titik reseptor syaraf telinga. Maka itu saat menyapu telinga jangan hanya membasuh saja, tapi harus dengan pijatan juga. Ini namanya aurikulopressure alias pijat akupunktur telinga.

Jelas bahwa menyempurnakan wudhu sungguh bermanfaat luar biasa untuk diri kita. Semoga Allah memudahkan kita untuk berwudhu ,

Rabu, 23 September 2015

Makna politik ied adha

Makna Politik Ibadah Haji
KH Hafidz Abdurrahman

06 Oct 2012  

Haji sebagai rukun Islam yang kelima merupakan bagian dari ibadah mahdhah. Sebagaimana ibadah mahdhah yang lain, Allah memang tidak pernah menjelaskan alasan disyariatkannya ibadah ini. Yang pasti banyak manfaat ibadah haji (QS al-Hajj [22]: 27-28). Ada yang bersifat individual dan komunal; ada yang berkaitan dengan hak-hak Allah dan makhluk. Di luar itu, ternyata haji memiliki makna politik.

Ibadah haji adalah ibadah jamaah yang dilaksanakan pada waktu yang sama di tempat yang sama. Dimulai dari persiapan ibadah haji (tarwiyyah) di Mina pada tanggal 8 Dzulhijjah. Dilanjutkan dengan wukuf di Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah, dimulai menjelang matahari tergelincir (zawâl) hingga terbenam (ghurûb). Dilanjutkan dengan mabit (menginap) di Muzdalifah pada malam harinya. Kemudian dilanjutkan dengan jumrah Aqabah pada tanggal 10 Dzulhijjah, tahallul shughrâ, menyembelih hadyu bisa di Mina atau di Makkah, dilanjutkan dengan thawaf Ifadhah dan sa’i di Masjid al-Haram. Lalu, kembali lagi ke Mina untuk mabit dan jumrah Ula, Wustha dan Aqabah pada tanggal 11 dan 12, bagi yang ingin meninggalkan Mina pada tanggal 12 Dzulhijjah (Nafar Awwal), ataupun 11, 12 dan 13 bagi yang ingin meninggalkan Mina pada tanggal 13 Dzulhijjah (Nafar Tsâni). Dengan berakhirnya rangkaian ini selesailah sudah ibadah haji seseorang.

Di tempat-tempat itulah, seluruh jamaah haji dari berbagai penjuru dunia berkumpul, bertemu dan berinteraksi. Mereka disatukan oleh akidah dan pandangan hidup yang sama. Di sana, mereka mempunyai tujuan yang sama. Pemandangan inilah yang disebut masyhad al-a’dham (pemandangan agung) yang dibanggakan oleh Allah dari penghuni bumi kepada para malaikat di langit. Nabi menyatakan, “Sesungguhnya Allah membanggakan Ahli Arafah (orang-orang yang berkumpul dan wukuf di Arafah) kepada penghuni langit.” (HR Ibn Hibban dari Abu Hurairah). Jika Allah saja membanggakan mereka di hadapan malaikat, maka umat Islam yang menyadari posisinya itu tidak akan merasa inferior, apalagi di hadapan orang-orang kafir, seperti Amerika, Inggris dan lain-lain.
Selain itu, mereka juga solid, terbukti bahwa mereka bisa melakukan manasik yang sama, pada waktu dan tempat yang sama, bukan digerakkan oleh kekuatan fisik pemimpin mereka, tetapi kekuatan akidah dan pemahaman agama mereka. Mereka bisa menyatu dan mengalir begitu kuatnya seperti air menuju tiap titik manasik, dan tidak ada siapapun kekuatan yang bisa membendung aliran mereka. Semuanya ini membuktikan bahwa umat ini adalah umat yang satu; umat yang kuat dan tidak bisa dikalahkan oleh siapapun, karena persatuan mereka.

Kekuatan yang luar biasa ini didukung oleh kekuatan mental dan spiritual mereka, sebagaimana yang ditanamkan ibadah. Sejak dari rumah mereka sudah pasrahkan semua harta, keluarga, jabatan dan apapun yang mereka tinggal kepada Allah, dan siap hidup-mati melaksanakan perintah-Nya dengan ketundukan dan kepatuhan mutlak. Dengan kata lain, mereka tidak lagi mempunyai penyakit Wahn atau Hubb ad-Dunya wa Karahiyyatu al-Maut (mencintai dunia dan takut mati). Di saat seperti itu, mereka akan siap melakukan apapun yang diminta oleh Allah dan memberikan segalanya. Meski diperintah untuk melaksanakan sesuatu yang tampak irasional, seperti mencium dan menyentuh Hajar Aswad, atau menyentuh Rukun Yamani, mencari batu dan melempar jumrah Aqabah; jumrah Ula, Wustha dan Aqabah. Jika saja kekuatan umat yang dahsyat ini ditransformasikan dalam kehidupan nyata pasca haji, maka umat ini akan menjadi umat terbaik, terkuat, superior dan adidaya tak terkalahkan.

Selain itu, masyhad a’dham ini juga membuktikan, bahwa umat Islam ini bisa bersatu dalam satu tujuan dan nusuk, sekalipun negeri, bangsa, warna kulit, mazhab, bahkan bahasa mereka berbeda. Namun, masyhad a’dham ini tidak akan tampak lagi, ketika mereka sudah kembali ke negeri asal mereka. Jika saja, realitas masyhad a’dham itu juga mereka transformasikan dalam kehidupan politik mereka, maka umat ini tidak akan lagi tersekat dengan nation state, yang selama ini menghalangi persatuan mereka. Sebaliknya, mereka hanya hidup dalam satu negara, di bawah satu bendera, La ilaha ill-Llah Muhammad Rasulullah, satu imam, satu sistem (syariah) dan satu tujuan. Itulah Khilafah.

Haji juga menampakkan fenomena lain. Sejak niat pertama melaksanakan ibadah, mereka harus mengenakan pakaian ihram yang putih dan tidak berjahit, mulai dari tarwiyah hingga tahallul shughra, tanggal 8-10 Dzulhijjah. Saat itu, semua orang sama. Tidak ada lagi budak, majikan, kepala negara, rakyat, kaya, miskin, kulit putih, hitam dan sebagainya. Semuanya dibalut dengan pakaian yang sama, putih-putih, tidak berjahit, dengan muka dan kepala terbuka, berpanas-panas, berdesak-desakkan dan melakukan nusuk yang sama.

Ini merupakan sya’air hajj (simbol haji) yang memanifestasikan sikap egalitarian yang sesungguhnya. Semuanya sama di hadapan Allah. Semuanya melakukan hal yang sama, dan semua diperlakukan dengan perlakukan sama, sebagai dhuyûf ar-Rahmân (tamu Allah). Bahkan Nabi pun menolak diperlakukan istimewa. Ketika ada seseorang menawarkan jasa kepada Nabi, untuk menyiapkan tempat mabit yang teduh di Mina, dengan tegas Nabi menolak, “Tidak, Mina adalah tempat bagi siapa saja yang lebih dahulu sampai.” (Hr. Ibn Khuzaimah dari ‘Aisyah).

Darah, harta dan tanah mereka, seluruh umat Islam di seluruh dunia, sama kedudukannya. Sama-sama dimuliakan. Maka, tidak boleh ditumpahkan dan dinodai oleh siapapun, sebagaimana kemuliaan dan kesucian tanah, bulan dan hari haram ini. Itulah proklamasi yang dikumandangkan oleh Nabi pada saat Haji Wada’, di padang Arafah (Hr. Bukhari-Muslim dari Ibn ‘Umar). Tidak hanya itu, baginda SAW pun menegaskan, bahwa satu nyawa orang Islam lebih mulia bagi Allah, ketimbang Ka’bah. Karena hancurnya Ka’bah lebih ringan bagi-Nya, ketimbang hilangnya satu nyawa orang Islam (as-Sakhawi, al-Maqashid al-Hasanah, juz I/381). Padahal, siapa pun yang berdiri di hadapan Ka’bah, pasti akan merasa kecil. Tentu mereka akan lebih tidak sanggup lagi ketika menyaksikan darah dan nyawa orang Islam ditumpahkan.

Jika kesadaran itu ditransformasikan dalam kehidupan nyata, maka di hadapan sesama Muslim mereka merasa sama, sebaliknya mereka akan merasa superior di hadapan orang-orang kafir. Mereka tidak rela, jika tanah dan harta mereka dirampok oleh negara-negara kafir penjajah. Mereka juga tidak akan rela, saudara mereka dibantai atau ditangkap dan dipenjarakan atas pesanan negara-negara Kafir penjajah, sekalipun dilakukan dengan menggunakan tangan saudara mereka, sesama Muslim. Jika kesadaran itu ada, mereka pasti bangkit, dan merdeka. Semua kekuatan yang menghalangi kebangkitan mereka pun akan mereka libas, termasuk para penguasa antek penjajah.

Ketika dua tanah Haram, Makkah dan Madinah, dijadikan sebagai tempat pelaksanaan ibadah haji dan ziarah bagi jamaah haji, maka bagi mereka yang mempunyai modal pengetahuan sejarah tentang kedua tanah itu, pasti akan merasakan pengaruh yang luar biasa dalam diri mereka.  Betapa tidak, di sana mereka bisa menyaksikan langsung lembah Aqabah, tempat di mana Nabi dibaiat menjadi kepala Negara Islam pertama. Mereka juga bisa menyaksikan Hudaibiyyah, tempat di mana perjanjian Hudaibiyyah dilakukan, yang menjadi pintu masuk Fathu Makkah (Pembebasan Kota Makkah). Ketika mereka menyusuri kawasan al-Judriyyah, sebelah atas Masjid al-Haram, mereka akan menemukan masjid ar-Râyah (masjid Bendera). Di situlah pada tahun 8 H, Nabi bersama 10.000 tentaranya berhenti di tempat itu, dan menancapkan Rayatu al-Uqab, bendera berwarna hitam dengan tulisan La ilaha Ill-Llah Muhammad Rasulullah, menandai jatuhnya kota Makkah ke tangan kaum Muslim. Di tempat itu pula, Nabi melakukan shalat dua rakaat.

Ketika kita ziarah ke Madinah, di sana kita akan menemukan Masjid Nabawi yang menjadi pusat pemerintahan Nabi. Di sana, Nabi dan dua sahabat mulia baginda dimakamkan. Di masjid itu, selain ada Raudhah, surga Allah di bumi, juga ada tiang-tiang (usthuwanah) yang bersejarah: (1) Usthuwanah al-Hirs, tempat di mana dahulu ‘Ali bin Abi Thalib senantia menjaga Nabi; (2) Usthuwanah al-Wufûd, tempat di mana Nabi menerima para tamu, terutama delegasi dari berbagai kabilah dan negara; (3) Usthuwanah al-Taubah, tempat Abu Lubabah bertaubat, karena merasa sangat bersalah telah membantu Yahudi Bany Quraidzah yang telah berkhianat pada Rasulullah SAW.
Di luar Masjid Nabawi, lurus dengan Bâb as-Salâm, ada Sûqu an-Nabi (pasar Nabi),  Saqîfah Banî Sa’âdah, tempat di mana Abu Bakar dibaiat menjadi kepala Negara Islam kedua, menggantikan Nabi. Masih banyak yang lain.

Ketika kita menyaksikan tempat-tempat bersejarah itu, semangat dan kesadaran politik kita akan bangkit. Karena kita sadar, bahwa Nabi dan generasi terbaik umat ini dahulu mendirikan Negara Islam dimulai dengan perjuangan yang luar biasa. Sejak merintis di Makkah hingga berdirinya negara itu di Madinah, Nabi dan para sahabat berjuang siang-malam. Bahkan, ketika negara itu telah berdiri, manusia-manusia paling mulia di muka bumi itu justru tidak pernah beristirahat. Tidak kurang 50 perang besar dan kecil mereka arungi dalam kurun 10 tahun. Maka, wajar jika hanya dalam waktu 9 tahun, seluruh Jazirah Arab telah berhasil mereka taklukkan.

Semua memori kita itu akan melecutkan semangat dan kesadaran yang membuncah dalam diri kita. Dengan begitu, ketika kita berhaji tidak saja mendapatkan haji mabrur, tetapi juga menjadi pribadi yang berbeda. Di dalam dirinya telah tertanam semangat, kesadaran dan tekad yang kuat untuk mengembalikan kejayaan Islam, sebagaimana yang dilakukan oleh baginda SAW dan para sahabat.

Itulah makna politik ibadah haji yang seharusnya kita petik. []

Selasa, 22 September 2015

Dzikir dalam ke luar

Saya melihatnya bahwa LATIHAN zikrullah dengan minda adalah supaya benar2 terbiasa bagi "yang di dalam" (minda/hati); untuk mengingat.

Maka sebagai sebuah tirakat untuk "memperbaiki",
Atau membetulkan, bahwa aktivitas mengingat itu sejatinya adalah dengan minda / hati / al aql, maka ustadz hussien punya pendekatan yang seolah "melarang" orang zikir lisan.

Dilarang-nya ini, dalam konteks seorang murid yang melakukan latihan.

Ketimbang LATIHAN Zikir beribu-ribu pake lisan (luar), mendingan zikir sering-sering dengan minda (dalam).

Orang Yang latihannya dengan Zikir banyak2 pakai lisan, menempuh metoda dari luar ke dalam. Yang luar (fisik) dibiasakan melantunkan zikir sampai refleks, harapannya nanti yang dalam akan lambat laun mengikuti.

Tetapi ustadz Hussien, sebagai seorang guru, punya approach beda. Untuk mempercepat, daripada berlama-lama di lisan, mending langsung berlama-lama di minda. Langsung ke "dalam".

Nantinya, setelah yang dalam bisa mengingati Allah, maka aktivitas luar akan menyesuaikan dengan yang dalam.

Yang dalam mengingat Allah, yang luar merefleksikan.

Yang luar bisa menangis, bisa tertawa, bisa gemetar. Atau bisa terlantunkan istighfar. Terlantunkan pujian. Terlantunkan penyucian. Sebagai imbas aktivitas yang di dalam.

Kata ulama dulu, amaliyah (bentuk luaran) disetir oleh ahwal (hal / daleman). Persis seperti approach ustadz Hussien.

Adapun syariat seperti biasa, lakukan saja seperti yang tertuntunkan oleh Rasulullah. Ada lafadz, ya baca saja.

Karena jangankan melafazkan, melakukan aktivitas apapun saja, konon, ingatan kepada Allah tak akan lepas, selama yang dalam sudah "manggon".

Demikian menurut saya. Hanya mencoba menulis pola yang saya amati.

Adapun diri saya sendiri, masih belum mampu untuk "yang dalam" ON 24 jam sehari.

:-D

Satu istri 4 rasa

🎯 SATU ISTRI EMPAT RASA

📝 (Catatan Kajian Spesial Muslimah, Ahad 20 September 2015)

Satu istri empat rasa. Tema yang sangat provokatif dan kontroversial. Mengundang komentar banyak orang, bahkan hujatan.

Padahal, kajian ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan kampanye anti poligami, atau yang semacamnya. Kajian ini hanyalah sebuah upaya pencerahan, tentang peran seorang istri yang memiliki banyak rasa.

Allah berfirman, “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS Ar Ruum: 21)

Ayat di atas mengisyaratkan, setidaknya ada tiga rasa dalam kerumahtanggaan. Yakni rasa tenteram, rasa kasih, dan rasa sayang. Berdasarkan indikasi ayat ini, maka pasutri semestinya memiliki kemampuan mengolah rasa yang melingkupi rumah tangganya.

Terkait dengan masalah olah rasa ini, peran istri tentu tidak dapat diabaikan. Sebab celupan warna rasa dari para istri bisa jadi merupakan hal yang paling menentukan dalam laju sebuah rumah tangga.

Satu istri empat rasa. Artinya, seorang istri harus mampu setidaknya mengelola empat peran mendasar, demi terpenuhinya empat rasa yang dibutuhkan para suami.

Apa sajakah empat peran tersebut?

Pertama, istri sebagai pengantin atau kekasih suami
Menadi pengantin seumur hidup bagi suami itu sangat mungkin. Tipsnya sederhana, yakni menjaga kecantikan fisik dengan berhias dan merawat diri, serta memiliki inner beauty atau akhlak yang baik. Menjaga penampilan di hadapan suami dengan senantiasa berpakaian yang rapi dan menyenangkan.
Hal ini sebagaimana yang disabdakan Rasulullah, “Sebaik-baik wanita adalah mereka yang senantiasa menyenangkan apabila suaminya memandang, yang senantiasa taat saat suaminya memberi perintah, selalu menjaga harta dan dan kehormatan bila ditinggal suaminya.” (HR Abu Daud)

Kedua, istri sebagai “ibu” bagi suaminya
Terhadap anaknya, seorang ibu biasanya lemah lembut, rela berkorban apa saja, memberi tanpa pamrih, bersabar, mudah memaafkan, dan lain-lain. Maka, sebagai istri kita pun dituntut untuk bisa bersikap demikian. Menjaga dan merawat suami tanpa pamrih dan tanpa kenal lelah.

Ketiga, istri sebagai sahabat suami
Disamping harus menjadi kekasih dan ibu, seorang istri juga sebisa mungkin harus bisa menjadi sahabat bagi suaminya. Fungsi sahabat yaitu sebagai partner di segala bidang, men-support di segala kondisi, sebagai keeper (penjaga) rahasia suami, dan sebagai pendengar atau tempat berbagi keluh-kesah. Sebab, seperti halnya wanita, para laki-laki pun adakalanya merasa ‘down’, kecewa, dan sebagainya. Siapa lagi yang akan membangkitkan semangat suami kembali, jika bukan kita, istrinya?
Hal tersebut sudah dicontohkan oleh para istri Rasulullah. Ialah Khadijah, yang langsung menyelimuti dan memotivasi suaminya, saat beliau saw memperoleh wahyu pertama kali sehingga ketakutan. Adalah Ummu Salamah, yang cerdas memberikan ide kepada sang suami saat dihimpit kebimbangan. Pun tentang Aisyah, yang senantiasa membuat Rasulullah tersenyum dengan kepolosannya.

Istri sebagai pelayan suami
Siapa yang tidak ingin dilayani seumur hidup? Setiap orang pastinya, tak terkecuali suami. Suami membutuhkan kehadiran seorang pelayan, yang mampu mengurus segala keperluannya. Pelayan yang menyediakan masakan untuknya, dengan sentuhan kasih dan cinta. Pelayan yang siap memijit tubuhnya saat ia sedang kelelahan. Pelayan yang selalu berusaha menjaga agar suami dalam keadaan bersih dan rapi. Pelayan yang siap meladeni suami kapanpun dan di manapun, termasuk urusan ranjang yang hanya boleh didapatkan dari istrinya. Maka jadilah pelayan yang taat untuk suamimu, insyaallah dia pun akan menjadi majikan yang murah hati bagimu.

Mengapa istri harus menjalankan semua peran tersebut?

Ya karena memang suami adalah imam bagi istri, dan istri adalah makmum bagi suaminya. Secara kodrat, Allah sudah melebihkan para suami, yakni sebagai pemimpin bagi wanita/istrinya karena berbagai alasan. Maka ridho Allah ada pada ridho suami.

Rasulullah saw bersabda, “Tidak selayaknya seseorang sujud kepada manusia. Seandainya dibolehkan seseorang bersujud kepada sesama manusia, pasti akan aku perintahkan para istri untuk bersujud kepada suaminya, disebabkan Allah telah melebihkan haknya atas istrinya.” (HR Ibnu Hibban dari Abu Hurairah)

Satu istri empat rasa, sebuah cita-cita dan upaya terciptanya istri-istri ideal yang didamba para suami. Jika istri mampu menjadi kekasih dan pengantin bagi suami seumur hidup, maka suami merasa kaya akan cinta. Saat istri menghujani kasih sayang yang melimpah layaknya seorang ibu kepada anaknya, maka suami akan senantiasa merasa damai dan tenteram. Saat istri mampu menjadi sahabat yang baik bagi suaminya, maka suami akan mendapatkan kepercayaan diri yang tinggi sehingga mudah baginya meraih kesuksesan. Begitu pula saat istri mampu melayani suami, kapanpun dan di manapun, maka suami pasti akan merasa bahagia karena diperlakukan secara spesial.

“Dunia ini perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan ialah wanita (istri) shalihah.”

~●~●~●~●~●~●~●~●~●~●~

📈 Sekali lagi, ini bukanlah sosialisasi penolakan ta'adud (poligami). Berapapun jumlah istri, jika masing-masing mampu menjalankan minimal 4 peran besar di atas, maka insyaallah terciptanya keluarga sakinah, mawaddah, dan rahmah bukan sekadar angan-angan belaka.

🏠▪🏠▪🏠▪🏠▪🏠

Syahid wanita

🔪 HATI BAJA ➡ KISAH Nusaibah Binti Ka'ab - Sahabiyah Ansar Yang Berhati Baja 🔩💖👌⬅

Silahkan dibaca dengan perlahan untuk di ambil ibrohnya...

Hari itu Nusaibah sedang berada di dapur.  Suaminya, Said sedang berehat di bilik tidur.

Tiba-tiba terdengar suara gemuruh bagaikan gunung-gunung batu yang runtuh.

Nusaibah meneka, itu pasti tentera musuh. Memang, beberapa hari ini ketegangan memuncak di kawasan Gunung Uhud.

Dengan bergegas, Nusaibah meninggalkan apa yang sedang dilakukannya dan masuk ke bilik.

Suaminya yang sedang tertidur dengan halus dan lembut dikejutkannya. “Suamiku tersayang,” Nusaibah berkata, “aku mendengar suara pelik menuju ke Uhud. Mungkin orang-orang kafir telah menyerang.”

Said yang masih belum sadar sepenuhnya, tersentak. Dia menyesal mengapa bukan dia yang mendengar suara itu. Malah isterinya.

Dia segera bangun dan mengenakan pakaian perangnya. Sewaktu dia menyiapkan kuda, Nusaibah menghampiri. Dia menyodorkan sebilah pedang kepada Said.

“Suamiku, bawalah pedang ini. Jangan pulang sebelum menang….”

Said memandang wajah isterinya. Setelah mendengar perkataannya seperti itu, tak pernah ada keraguan padanya untuk pergi ke medan perang.

Dengan sigap dinaikinya kuda itu, lalu terdengarlah derap suara langkah kuda menuju ke utara.

Said langsung terjun ke tengah medan pertempuran yang sedang berkecamuk. Di satu sudut yang lain, Rasulullah melihatnya dan tersenyum kepadanya.

Senyum yang tulus itu semakin mengobarkan keberanian Said.

Di rumah, Nusaibah duduk dengan gelisah. Kedua anaknya, Amar yang baru berusia 15 tahun dan Saad yang dua tahun lebih muda, memerhatikan ibunya dengan pandangan cemas.

Ketika itulah tiba-tiba muncul seorang penunggang kuda yang nampaknya sangat gugup.
“Ibu, salam dari Rasulullah,” berkata si penunggang kuda, “Suami Ibu, Said baru sahaja gugur di medan perang. Beliau syahid…”

Nusaibah tertunduk sebentar, “Inna lillah…..” gumamnya,

“Suamiku telah menang perang. Terima kasih, ya Allah.”

Setelah pemberi khabar itu meninggalkan tempat itu, Nusaibah memanggil Amar.

Ia tersenyum kepadanya di tengah tangis yang tertahan, “Amar, kaulihat Ibu menangis? Ini bukan air mata sedih mendengar ayahmu telah syahid. Aku sedih kerana tidak memiliki apa-apa lagi untuk diberikan pagi para pejuang Nabi. Maukah engkau melihat ibumu bahagia?”

Amar mengangguk. Hatinya berdebar-debar.

“Ambilah kuda di kandang dan bawalah tombak. Bertempurlah bersama Nabi hingga kaum kafir terhapus.”

Mata Amar bersinar-sinar. “Terima kasih, Ibu. Inilah yang aku tunggu sejak dari tadi. Aku ragu-ragu seandainya Ibu tidak memberi peluang kepadaku untuk membela agama Allah.”

Putera Nusaibah yang berbadan kurus itu pun terus menderapkan kudanya mengikut jejak sang ayah. Tidak terlihat ketakutan sedikitpun dalam wajahnya.

Di hadapan Rasulullah, ia memperkenalkan diri. “Ya Rasulullah, aku Amar bin Said. Aku datang untuk menggantikan ayahku yang telah gugur.”

Rasul dengan terharu memeluk anak muda itu. “Engkau adalah pemuda Islam yang sejati, Amar. Allah memberkatimu….”

Hari itu pertempuran berlalu cepat. Pertumpahan darah berlangsung hingga petang. Pagi-pagi seorang utusan pasukan Islam berangkat dari perkemahan mereka menuju ke rumah Nusaibah.

Setibanya di sana, wanita yang tabah itu sedang termangu-mangu menunggu berita, “Ada kabar apakah gerangannya?” serunya gementar ketika sang utusan belum lagi membuka suaranya, “Apakah anakku gugur?”

Utusan itu menunduk sedih, “Betul….”

“Inna lillah….” Nusaibah bergumam kecil.
Ia menangis.
“Kau berduka, ya Ummu Amar?”

Nusaibah menggeleng kecil. “Tidak, aku gembira. Hanya aku sedih, siapa lagi yang akan kuberangkatkan? Saad masih kanak-kanak.”

Mendengar itu, Saad yang sedang berada tepat di samping ibunya, menyela, “Ibu, jangan remehkan aku. Jika engkau izinkan, akan aku tunjukkan bahwa Saad adalah putera seorang ayah yang gagah berani.”

Nusaibah terperanjat. Ia memandang puteranya. “Kau tidak takut, nak?”

Saad yang sudah meloncat ke atas kudanya menggeleng yakin. Sebuah senyum terhias di wajahnya. Ketika Nusaibah dengan besar hati melambaikan tangannya, Saad hilang bersama utusan itu.

Di arena pertempuran, Saad betul-betul menunjukkan kemampuannya. Pemuda berusia 13 tahun itu telah banyak menghempaskan banyak nyawa orang kafir. Hingga akhirnya tibalah saat itu, yakni ketika sebilah anak panah menancap di dadanya.

Saad tersungkur mencium bumi dan menyerukan, “Allahu akbar!”
Kembali Rasulullah memberangkatkan utusan ke rumah Nusaibah.

Mendengar berita kematian itu, Nusaibah meremang bulu tengkuknya. “Hai utusan,” ujarnya, “Kau saksikan sendiri aku sudah tidak memiliki apa-apa lagi. Hanya masih tersisa diri yang tua ini. Untuk itu izinkanlah aku ikut bersamamu ke medan perang.”

Sang utusan mengerutkan keningnya. “Tapi engkau wanita, ya Ibu….”

Nusaibah tersinggung, “Engkau meremehkan aku kerana aku wanita? Apakah wanita tidak ingin juga masuk syurga melalui jihad?”

Nusaibah tidak menunggu jawaban dari utusan tersebut. Ia bergegas menghadap Rasulullah dengan kuda yang ada.

Tiba di sana, Rasulullah mendengarkan semua perkataan Nusaibah. Setelah itu, Rasulullah pun berkata dengan senyum. “Nusaibah yang dimuliakan Allah. Belum masanya wanita mengangkat senjata. Untuk sementara engkau kumpulkan saja ubat-ubatan dan rawatlah tentera yang luka-luka. Pahalanya sama dengan yang bertempur.”

Mendengar penjelasan Nabi demikian, Nusaibah pun segera menenteng bekas ubat-ubatan dan berangkatlah ke tengah pasukan yang sedang bertempur.

Dirawatnya mereka yang luka-luka dengan cermat. Pada suatu saat, ketika ia sedang menunduk memberi minum seorang perajurit muda yang luka-luka, tiba-tiba terpercik darah di rambutnya. Ia memandang. Kepala seorang tentera Islam tergolek terbabat senjata orang kafir.

Timbul kemarahan Nusaibah menyaksikan kekejaman ini.

Apalagi ketika dilihatnya Nabi terjatuh dari kudanya akibat keningnya terserempet anak panah musuh, Nusaibah tidak dapat menahan diri lagi.

Ia bangkit dengan gagah berani. Diambilnya pedang perajurit yang tewas itu. Dinaiki kudanya.
Lantas bagaikan singa betina, ia mengamuk.

Musuh banyak yang terbirit-birit menghindarinya. Puluhan jiwa orang kafir pun tumbang.

Hingga pada suatu waktu seorang kafir menghendap dari belakang, dan menebas putus lengan kirinya. Ia terjatuh terinjak-injak kuda.

Peperangan terus saja berjalan. Medan pertempuran makin menjauh, sehingga Nusaibah teronggok sendirian.

Tiba-tiba Ibnu Mas’ud menunggang kudanya, mengawasi kalau-kalau ada mangsa yang boleh ditolongnya.

Sahabat itu, begitu melihat sekujur tubuh bergerak-gerak dengan payah, segera mendekatinya.
Dipercikannya air ke muka tubuh itu.

Akhirnya Ibnu Mas’ud mengenalinya, “Isteri Said-kah engkau?”

Nusaibah samar-sama memerhatikan penolongnya.
Lalu bertanya, “bagaimana dengan Rasulullah? Selamatkah baginda?”

“Baginda tidak kurang suatu apapun…”

“Engkau Ibnu Mas’ud, bukan?
Pinjamkan kuda dan senjatamu kepadaku….”

“Engkau masih luka parah, Nusaibah….”

“Engkau mahu menghalangi aku membela Rasulullah?”

Terpaksa Ibnu Mas’ud menyerahkan kuda dan senjatanya. Dengan susah payah, Nusaibah menaiki kuda itu, lalu menderapkannya menuju ke pertempuran.

Banyak musuh yg di jungkir-balikkan Namun, karena tangannya sudah kudung, akhirnya tak urung juga lehernya terbabat putus.

Gugurlah wanita itu ke atas pasir. Darahnya membasahi tanah yang dicintainya.

Tiba-tiba langit berubah hitam mendung. Padahal tadinya cerah terang benderang. Pertempuran terhenti sejenak.

Rasul kemudian berkata kepada para sahabatnya, “Kalian lihat langit tiba-tiba menghitam bukan? Itu adalah bayangan para malaikat yang beribu-ribu jumlahnya. Mereka berduyun-duyun menyambut kedatangan arwah Nusaibah, wanita yang perkasa.”

Subhanallah.
Allahu akbar...
Allahu akbar...
Allahu akbar....

Tanpa pejuang sejati atau para Pahlawan Islam yg gugur dimedan perang seperti  mereka (para Sahabat dan Sahabiyah Rasululloh) mustahil agama Islam sampai kepada kita sekarang, dengan tenang dan damai. Kita semua berhutang besar kepada mereka semua.

Semoga Allah Azza Wa Jalla menempatkan mereka semua di Syurga,...Aamiin.

Minggu, 20 September 2015

Penyakit pikiran(hati)

WOW 90% PENYAKIT BERASAL DARI PIKIRAN !!!

Penyakit itu 90% berasal dari pikiran, 10%-nya dari pola makan. Gak Percaya?? Lihat Orang Gila, makan apa pun fisiknya sehat karena pikirannya selalu Happy.

Berikut korelasi daftar penyakit dengan pikiran negatif:

1) MARAH, selama 5 menit akan menyebabkan sistem imun tubuh kita mengalami depresi 6 jam.

2) DENDAM & MENYIMPAN KEPAHITAN akan menyebabkan imun tubuh kita mati.. Dari situlah bermula segala penyakit, seperti STRESS, KOLESTEROL, HIPERTENSI, SERANGAN JANTUNG, RHEMATIK, ARTHRITIS, STROKE (perdarahan / penyumbatan pembuluh darah).

3) Jika kita sering membiarkan diri kita STRESS, maka kita sering mengalami GANGGUAN PENCERNAAN.

4) Jika kita sering merasa KHAWATIR, maka kita mudah terkena penyakit NYERI PUNGGUNG.

5) Jika kita MUDAH TERSINGGUNG, maka kita akan cenderung terkena penyakit INSOMNIA (susah tidur).

6) Jika kita sering mengalami KEBINGUNGAN, maka kita akan terkena GANGGUAN TULANG BELAKANG BAGIAN BAWAH.

7) Jika kita sering membiarkan diri kita merasa TAKUT yang BERLEBIHAN, maka kita akan mudah terkena penyakit GINJAL.

8) Jika kita suka ber-NEGATIVE THINKING, maka kita akan mudah terkena DYSPEPSIA (penyakit sulit mencerna).

9) Jika kita mudah EMOSI & cenderung PEMARAH, maka kita bisa rentan terhadap penyakit HEPATITIS.

10) Jika kita sering merasa APATIS (tidak pernah peduli) terhadap lingkungan, maka kita akan berpotensi mengalami PENURUNAN KEKEBALAN TUBUH.

11) Jika kita sering MENGANGGAP SEPELE semua persoalan, maka hal ini bisa mengakibatkan penyakit DIABETES.

12) Jika kita sering merasa KESEPIAN, maka kita bisa terkena penyakit DEMENSIA SENELIS (berkurangnya memori dan kontrol fungsi tubuh).

13) Jika kita sering BERSEDIH & merasa selalu RENDAH DIRI, maka kita bisa terkena penyakit LEUKEMIA (kanker darah putih).

Sumber : Buku “The Healing & Discovering the Power of the Water” (by : Dr. Masaru Emoto).

Jumat, 18 September 2015

Pendidikan Allah

TARBIYAH ALLOH

من تربية الله لك (1)...
قد يبتليك الله بالأذى ممن حولك حتى لا يتعلق قلبك بأي أحد لا أم ولا أب لا أخ ولا صديق، فيتعلّق قلبك بهِ وحده
(1) Termasuk didikan Allah terhadapmu
Terkadang Allah mengujimu dengan gangguan dan sesuatu yang menyakitkan dari orang disekitarmu sampai hatimu tidaklah bergantung kepada siapapun, tidak kepada ibu, bapak, saudara, dan teman, akan tetapi hatimu bergantung kepada-Nya saja.
💎💎💎💎💎💎💎💎💎
من تربية الله لك (2) ...
قد يبتليك ليستخرج من قلبك عبودية الصبر والرضى وتمام الثقة به هل أنت راض عنه لأنه أعطاك؟ أم لأنك واثق أنه الحكيم الرحيم؟
(2) Termasuk didikan Allah terhadapmu
Terkadang Dia mengujimu dengan tujuan menampakkan dari hatimu ibadah kesabaran, ridho, dan percaya diri kepada-Nya, apakah kamu ridho kepada-Nya dikarenakan Dia telah memberikanmu ? Atau dikarenakan kamu percaya bahwa Dia adalah Dzat yang penuh dengan hikmah (didalam segala kehendak dan perbuatannya) lagi maha penyayang ?
💎💎💎💎💎💎💎💎💎.
من تربية الله لك (3)...
قد يمنع عنك رزقا تطلبه لأنه يعلم أن هذا الرزق سبب لفساد دينك أو دنياك، أو أن وقته لم يأت، وسيأتي في أروع وقت ممكن
(3) Termasuk didikan Allah terhadapmu
Terkadang Dia mencegah darimu rezeki yang kamu minta, sebab Dia mengetahui bahwa sesungguhnya rezeki ini adalah akan menjadi penyebab rusaknya agama atau duniamu, atau waktunya belum tiba dan akan tiba pada saat yang terbaik serta memungkinkan.
💎💎💎💎💎💎💎💎💎
من تربية الله لك (4) ...
قد ينغص عليك نعمة كنت متمتعاً فيها لأنه رأى أن قلبك أصبح "مهموما" بالدنيا فأراد أن يريك حقيقتها لتزهد فيها وتشتاق للجنة
(4) Termasuk didikan Allah terhadapmu
Terkadang Dia tidak memberikanmu kenikmatan dengan sempurna, yang kamu telah nikmati, sebab Dia melihat bahwa hatimu telah menyukai dunia, lalu Dia berkehendaki memperlihatkan padamu akan hakikatnya dunia agar kamu dapat berzuhud, memandang rendah pada dunia dan merindukan surga.
💎💎💎💎💎💎💎💎💎
من تربية الله لك (5)...
أنه يعلم في قلبك مرضاً أنت عاجز عن علاجه باختيارك.. فيبتليك بصعوبات...تخرجه رغماً عنك تتألم قليلاً...ثم تضحك بعد ذلك
(5) Termasuk didikan Allah terhadapmu
Sesungguhnya Dia mengetahui penyakit dihatimu yang kamu tidak mampu mengobatinya sesuai dengan kemauanmu, lalu Dia mengujimu dengan kesulitan-kesulitan yang semuanya itu akan mengusir penyakit tersebut walaupun kamu merasakan sedikit sakit dan pedih, namun kemudian kamu akan tertawa setelah itu.
💎💎💎💎💎💎💎💎💎
من تربية الله لك (6) ...
أن يؤخر عنك الإجابة حتى تستنفد كل الأسباب وتيأس من صلاح الحال ثم يُصلحه لك من حيث لا تحتسب حتى تعلم من هو المُنعم عليك
(6) Termasuk didikan Allah terhadapmu
(Terkadang) Dia menunda terkabulnya doamu sehingga kamu menghabiskan segala sebab dan usaha (untuk mewujudkan harapan dan cita-cita) dan kamu berputus asa dari keadaan yang baik, namun kemudian Dia memperbaiki keadaanmu dari sekiranya kamu tidak menyangkanya, sehingga kamu mengetahui bahwa Dia-lah yang menganugerahkan kenikmatan tersebut terhadapmu.
💎💎💎💎💎💎💎💎💎
من تربية الله لك(7)...
حين تقوم بالعبادة من أجل الدنيا يحرمك الدنيا حتى يعود الإخلاص إلى قلبك وتعتاد العبادة للرب الرحيم ثم يعطيك ولا يُعجزه
(7) Termasuk didikan Allah terhadapmu
(Terkadang) Ketika kamu sedang melaksanakan ibadah karena berniat mencari dunia lalu Dia menghalang-halangi kamu dari dunia sehingga niat Ikhlas dapat kembali lagi ke hatimu dan kamu dapat terbiasa beribadah karena Rabb yang maha penyayang, kemudian akhirnya Dia memberikanmu (dunia tersebut) dan tidak melemahkan keikhlasanmu.
💎💎💎💎💎💎💎💎💎
من تربية الله لك (8)...
أن يُطيل عليك البلاء ويُريك خلال هذا البلاء من اللطف والعناية وانشراح الصدر ما يملأ قلبك معرفة به حتى يفيض حبه في قلبك
(8) Termasuk didikan Allah terhadapmu
(Terkadang) Dia memperlama ujian dan cobaan pada dirimu dan Dia berhendak akan memperlihatkan padamu disela-sela cobaan ini kasih sayang, pertolongan, dan perasaan lapang dada yang memenuhi hatimu, yang kamu ketahui dengan baik, sehingga kecintaan tersebut memenuhi hatimu.
💎💎💎💎💎💎💎💎💎
من تربية الله لك(9)...
أن يراك غافلا عن تربيته وتُفسر الأحداث كأنها تحدث وحدها فيظل يُريك من عجائب أقداره وسرعة إجابته للدعاء حتى تستيقظ وتُبصر
(9) Termasuk didikan Allah terhadapmu
(Terkadang) Dia melihat dirimu lalai untuk mentarbiyah/mendidik hatimu dan menafsirkan semua kejadian-kejadian seakan-akan semuanya terjadi dengan sendirinya, lalu kemudian Dia memperlihatkan padamu sebagian dari keajaiban takdir-takdir-Nya dan pengabulan-Nya yang cepat terhadap doa, sehingga (ketika itu) kamu dapat bangun dan sadar dari kelalaian tersebut.
💎💎💎💎💎💎💎💎💎
من تربية الله لك(10) ...
أن يعجل لك عقوبته على ذنوبك حتى تُعجّل أنت التوبة فيغفر لك ويطهرك ولا يدع قلبك تتراكم عليه الذنوب حتى يغطيه الرّان فتعمى
(10) Termasuk didikan Allah terhadapmu
(Terkadang) Dia mempercepat turunnya hukuman-Nya terhadap dirimu atas dosa-dosamu sehingga kamu dapat segera bertobat, lalu Dia mengampunimu dan mensucikanmu dan tidak membiarkan dosa-dosamu terakumulasidan memenuhi hatimu sehingga hatimu tertutup dengan ARR00N/noda hitam yang menyebabkan hatimu jadi buta.

💎💎💎💎💎💎💎💎💎
من تربية الله لك (11)...
أنك إذا ألححت على شيء مصراً في طلبه متسخطاً على قدر الله يعطيك إياه حتى تذوق حقيقته فتبغضه وتعلم أن اختيار الله لك كان خيرا لك
(11) Termasuk didikan Allah terhadapmu
Sesungguhnya kamu ketika terus menerus memelas memohon sesuatu serta marah-marah terhadap qodar Allah (karena belum mengabulkan keinginanmu), maka Dia memberikan dan mengabulkannya untukmu sehingga kamu dapat merasakan hakikat (keburukan hasil)nya, lalu kamu membencinya dan kamu baru mengetahui (ketika itu) bahwa pilihan Allah untukmu lebih baik bagimu.
💎💎💎💎💎💎💎💎💎
من تربية الله لك (12) ...
أن تكون في بلاء ... فيُريك من هو أسوأ منك بكثير (في نفس البلاء) ... حتى تشعر بلطفه بك وتقول من قلبك: الحمد لله
(12) Termasuk didikan Allah terhadapmu
Suatu ketika kamu tertimpa cobaan, lalu Dia memperlihatkan kamu orang lain yang tertimpa cobaan yang sama denganmu, akan tetapi keadaannya jauh lebih buruk daripada kamu, sehingga kamu dapat merasakan belas kasih-Nya terhadap dirimu dan kamu mengatakan didalam hatimu: Alhamdulillah.
💎💎💎💎💎💎💎💎💎
اهدوها لمن تحبون
Hadiahkan kalimat ini kepada yang anda cintai.

Senin, 14 September 2015

Nasehat Umar bin khottob

8 NASEHAT AMIRUL MUKMININ UMAR BIN KHATTAB RA. :
==========:

1. Barangsiapa meninggalkan ucapan yang tidak perlu, maka dia akan diberi hikmah.

2. Barangsiapa meninggalkan penglihatan yang tidak perlu, maka dia akan diberi kekhusyu’kan dalam hati.

3. Barangsiapa meninggalkan makan yang berlebihan, maka dia diberi kenikmatan beribadah.

4. Barangsiapa meninggalkan tertawa yang berlebihan, maka dia akan diberi kewibawaan.

5. Barangsiapa meninggalkan humor, maka dia akan diberi kehormatan.

6. Barangsiapa meninggalkan cinta duniawi, maka dia akan diberi kecintaan kepada akhirat.

7. Barangsiapa meninggalkan perhatiannya kepada aib orang lain, maka dia akan diberi kemampuan untuk memperbaiki aibnya sendiri.

8. Barangsiapa meninggalkan penelitian tentang bagaimana wujud Allah, maka dia akan terhindar dari nifaq”

Rasulullah SAW bersabda:
“Manisnya iman tidak akan merasuk ke dalam hati seseorang hingga dia mau meninggalkan sebahagian ucapan karena takut dusta, meskipun dia itu jujur; dan mau meninggalkan sebahagian sanggahan meskipun dia itu benar.” (HR Dailami)



Rabu, 09 September 2015

Pasangan Ruhani

🌹mar'ah solihah🌹

Inilah Hal-hal Remeh yang Dilakukan Suami Istri, Namun Bernilai Besar di Mata Allah. mari sering-sering lakukan!

1.Saling Memandang

“Sesungguhnya ketika seorang suami memperhatikan istrinya dan istrinya memperhatikan suaminya,” kata Nabi Saw. menjelaskan, “maka Allah memperhatikan mereka berdua dengan perhatian penuh rahmat.” (Diriwayatkan Maisarah bin Ali dari Ar-Rafi’ dari Abu Sa’id Al-Khudzri r.a.)

2.Bergenggaman tangan

"...Manakala suaminya merengkuh telapak tangannya (diremas-remas), maka berguguranlah dosa-dosa suami-istri itu dari sela-sela jari-jema-rinya." (Diriwayatkan Maisarah bin Ali dari Ar-Rafi’ dari Abu Sa’id Al-Khudzri r.a.)

3.Membelai istri

Perhatikanlah apa yang dilakukan Rasulullah, beliau senantiasa memberi hak istrinya untuk diperhatikan dan dimanja dengan belaian kasih sayang.

"Rasululloh SAW biasa setiap hari tidak melupakan untuk mengunjungi kami (para istrinya) seorang demi seorang. Beliau menghampirinya dan membelainya, sekalipun tidak mencampurinya, sehingga sampai ke tempat istri yang tiba gilirannya, lalu bermalam di situ." (HR. Abu Dawud)

4.Membantu pekerjaan istri di rumah

Al-Aswad bin Yazid bertanya kepada Aisyah, "Apa yang biasa dilakukan Nabi s.a.w. di dalam rumah?" Aisyah menjawab, "Beliau biasa membantu pekerjaan istrinya. Bila tiba waktu shalat, beliau pun keluar untuk mengerjakan shalat". [H.R. Bukhari]

5.Bercanda antar pasutri dan anak.

”Segala sesuatu yang dijadikan permainan oleh anak Adam adalah bathil, kecuali tiga perkara, melepaskan panah dari busurnya, latihan berkuda, dan senda gurau (mula’abah) bersama keluarganya, karena itu adalah hak bagi mereka.” (HR. Ath-Thabrani dalam Al-Kabir , Silsilah As-Shahihah no. 309)

Selasa, 08 September 2015

Simbol2 Haji

simbol-simbol ibadah haji
*************************-

Semoga bisa menghiasi disetiap perjalanan hidup  kita.

1. Miqot.

Ketika  miqat , kita menanggalkan pakaian berjahit sebagai simbol keduniawian, apakah kita berniat juga menanggalkan pakaian kemaksiatan dan berganti dengan pakaian ketakwaan?
.Apakah saat itu saja kita tanggalkan riya dalam segala hal. Apakah kita juga menanggalkan sifat kemunafikan dan yang subhat?

2. Baju ihrom.

Ketika kita  berihram tanda kita memulai kegiatan haji. Apakah kita bertekad mengharamkan atas diri kita semua yang diharamkan Allah, lalu kita mencari yang halal dan thayib?

2. kota mekah.

Ketika  menuju Kota Suci Makkah, apakah kita berniat untuk berjalan menuju Allah karena di sana terdapat Baitullah?

3. Masjidil harom.
Ketika kita memasuki Masjidil Haram, di mana manusia dari seluruh dunia datang, apakah kita berniat untuk menghormati hak-hak orang lain dan tidak berucap apa pun kecuali berzikir kepada Allah ?

4. Sai.
Ketika  sa'i, apakah kita merasa sedang menuju dan lari menuju Allah di antara cemas dan penuh harap, sebagaimana disimbolkan oleh Siti Hajar yang sedang mencari air demi kelangsungan hidup putranya, Ismail?

5. Wukuf.
Ketika  wukuf di Arafah, adakah kita merasakan bahwa Allah mengetahui segala kejahatan masa lalu kita yang tersembunyi dan  sengaja menyembunyikannya?

6.Mina.
Ketika berangkat ke  Mina, apakah kita bertekad untuk tidak mengganggu orang lain dengan lidah, tangan, dan hati seperti yang dilakukan oleh setan terhadap Nabi Ibrahim AS?

7. Melempar jumroh.

ketika kita melempar jumrah, apakah kita juga berniat memerangi iblis yang sering bersarang di hati kita?

Semoga rangkaian perjalanan ibadah haji diatas, selalu tercermin dalam kehidupan kita semua.

Aamiin....

Barokallah.....

⭐⭐⭐⭐🌿🌿🌿🌿

Jumat, 04 September 2015

Nasrani Memilih Islam

⚽ Emanuel Adebayor: 13 Alasan Mengapa Saya Memilih Islam

admin 3 Agt 2015

Beberapa bulan terakhir, berita tentang masuk Islamnya seorang atlet sepak bola internasional terdengar cukup ramai berseliweran di dunia maya. Ya, seorang pemain internasional asal Togo, Sheyi Emmanuel Adebayor, mengumumkan bahwa ia telah memeluk Islam. Ia telah meninggalkan keyakinan Kristennya dan memilih Islam sebagai jalan hidup. Jalan kebenaran yang ia yakini.

Menariknya, ia juga menyebutkan beberapa alasan mengapa ia memilih Islam dan meninggalkan Kristen. Tentu ini menunjukkan, Adebayor melakukan pengkajian, membandingkan, dan merenungkan sehingga sampai pada kesimpulan bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang benar. Bukan sekedar ikut-ikutan dan emosional saja.

Berikut ini alasan Adebayor memeluk Islam sebagaimana dirilis oleh theheraldng.com. Pesepakbola yang pernah bermain untuk klub-klub sepak bola top Eropa: Arsenal, Manchester City, Real Madrid, dan kini Tottenham Hotspurs ini mengatakan,

“Aku punya 13 alasan yang kuat mengapa seorang muslim itu sama seperti Yesus dan mereka lebih mengikuti Yesus daripada orang-orang Kristen:

Pertama, Yesus mengajarkan bahwa hanya ada satu Tuhan. Hanya satu Tuhan saja yang berhak untuk disembah. Hal itu termaktub dalam Deut 6:4, Mark 12:29. Umat Islam juga meyakini demikian. Sebagaimana diajarkan Alquran dalam surat 4 (An-Nisa) ayat 171.

Kedua, Yesus tidak makan daging babi. Dijelaskan dalam Leviticus 11:7. Sama dengan yang dilakukan umat Islam. Dan hal itu dijelaskan Alquran dalam surat 6 (Al-An’am) ayat 145.

Ketiga, Yesus mengucapkan salam dengan kalimat “assalamu’alaikum” (kedamaian selalu bersamamu). Terdapat dalam John 20:21. Muslim juga mengucapkan salam dengan cara demikian.

Keempat, Yesus selalu mengucapkan “God Willing” (insya Allah). Umat Islam mengucapkan kalimat ini juga sebelum mereka melakukan apapun. Sebagaimana dituntunkan dalam Alquran surat 18 (Al-Kahfi) ayat 23-24.
Kelima, Yesus mencuci wajah, kedua tangan, dan kedua kakinya sebelum shalat. Hal yang sama juga dilakukan oleh seorang muslim.

Keenam, Yesus dan nabi-nabi lainnya yang terdapat di dalam Injil shalat dengan meletakkan kepala mereka di tanah. Dijelaskan dalam Matthew 26:39. Muslim juga melakukan demikian. Sebagaimana diajarkan Alquran dalam surta 3 (Ali Imran) ayat 43.

Ketujuh, Yesus memiliki janggut dan memakai throbe (gamis). Hal ini disunnahkan bagi seorang muslim.

Kedelapan, Yesus mengikuti syariat (syariatnya tauhid sama seperti nabi-nabi sebelumnya pen.) dan mengimani semua nabi. Lihat Matther 5:17. Muslim juga diajarkan demikian oleh Alquran. Lihatlah surat 3 (Ali Imran) ayat 84 dan 2 (Al-Baqarah) 285.

Kesembilan, Ibu Yesus, Maryam, mengenakan pakaian yang menutupi seluruh tubuhnya dan mengenakan hijab. Sebagaimana terdapat dalam 1 Timothy 2:9, Genesis 24: 64-65, dan Corinthians 11:6. Wanita muslimah juga mengenakan pakaian yang sama. Alquran mengajarkan mereka dalam surat 33 (Al-Ahzab) ayat 59.

Kesepuluh, Yesus dan nabi-nabi lainnya yang disebutkan di dalam Injil berpuasa hingga lebih dari 40 hari. Lihat Exodus 34:28, Daniel 10:2-6. 1Kings 19:8 dan Matthew 4:1. Muslim pun berpuasa selama bulan Ramadhan. Seorang muslim diwajibkan berpuasa sebulan penuh, 30 hari. Lihat Alquran surat 2 (Al-Baqarah) ayat 183. Kemudian dianjurkan untuk melanjutkan berpuasa 6 hari untuk menambah ganjaran pahala.

Kesebelas, Yesus mengajarkan agar berucap “Kedamaian untuk rumah ini” ketika memasuki rumah. Lihat Luke 10:5. Dan juga memberi salam kepada orang-orang di dalam rumah dengan ucapan “Kedamaian untuk kalian”. Sekali lagi, muslim melakukan hal yang sama persis dengan apa yang dilakukan dan diajarkan Yesus. Ketika kita masuk ke rumah kita, atau rumah orang lain, kita mengucapkan “Bismillah” dan juga memberi salam “assalamualaikum”. Inilah tuntunan Alquran dalam surat 24 (An-Nur) ayat 61.

Kedua belas, Yesus dikhitan (disunat). Khitan merupakan salah satu dari 5 sunnah fitrah dalam ajaran Islam. Dalam Islam, seorang laki-laki diwajibkan untuk berkhitan. Berdasarkan Injil Luke 2:21. Yesus berusia 8 hari saat ia dikhitan. Di dalam Taurat, Allah berfirman kepada Nabi Ibrahim bahwa khitan adalah sebuah “perjanjian abadi”. Lihat Genesis 17:13. Di dalam Alquran, surat 16 (An-Nahl) ayat 123, seorang muslim diwajibkan untuk mengikuti agama Nabi Ibrahim. Nabi Muhammad ﷺ bersabda, “Ibrahim berkhitan setelah berumur delapan puluh tahun” (HR. Bukhari, Muslim, dan Ahmad).

Ketiga belas, Yesus berbicara dalam bahasa Aramaik dan menyebut Tuhan dengan Elah. Secara penyebutan atau pelafalan, sama dengan lafadz Allah. Aramaik adalah bahasa kuno. Ia merupakan bahasa Bible. Bahasa ini merupakan salah satu dari Bahasa Semit. Termasuk juga bahasa Hebrew (Ibrani), Arab, Ethiopia, dan bahasa-bahasa kuno lainnya seperti bahasa Assyria dan Babylonia yang merupakan Bahasa orang-orang Akkadia.

Bahasa Aramaik “Elah” dan bahasa Arab “Allah” adalah sama.

Kata Aramaik “Elah” berasal dari bahasa Arab “Allah”. Yang artinya adalah Tuhan. Allah dalam bahasa Arab artinya juga Tuhan. Tuhan Yang Mahatinggi. Anda bisa dengan mudah mendapatkan kesamaan pelafalannya. Dengan demikian, Tuhannya Yesus juga merupakan Tuhannya orang-orang Islam. Dialah Tuhan semua manusia. Dan Tuhan semua makhluk yang ada.

Nah, sekarang katakan kepadaku, siapakah pengikut Yesus yang sebenarnya? Tentu saja jawabnya umat Islam. Sekarang saya yakin saya telah menjadi pengikut Yesus yang sebenarnya”. Tutup Adebayor.

Penutup

Kajian yang dilakukan Adebayor benar-benar menunjukkan bahwa yang benar itu jelas dan yang menyimpang itu juga telah jelas. Oleh karena itu, benarlah apa yang Allah firmankan,

وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ

“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima [truncated by WhatsApp]

Ikhlas

BAHAGIANYA ORANG YANG IKHLASH
(ustadz firanda andirja)

Oleh karena itu, Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullāh dalam kitabnya “Al Wasaail Al Mufidah Lil Hayati Sa’iidah” (Kiat-kiat Untuk Meraih Kabahagiaan), beliau menyebutkan:

💡“Di antara hal yang bisa mendatangkan kebahagian yaitu seseorang tatkala sedang berbuat baik kepada orang lain, jangan dia menganggap sedang bermuamalah dengan orang tersebut, tetapi sedang bermuamalah kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā”.

Tatkala dia memberikan sumbangan kepada orang lain, tatkala dia memberikan bantuan uang kepada orang lain, dia ingat bahwasannya sekarang ini sedang bermuamalah dengan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, Allāh sedang melihat dia memberi sumbangan.

Muamalah dia bukan dengan orang yang dia bantu, tapi muamalah dia dengan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.
Sehingga jika perkaranya demikian, yang dia harapkan hanyalah pujian Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, yang dia harapkan Allāh mengetahui siapa dirinya.

Semakin dia ikhlash, semakin tidak ada orang yang mengetahui amalannya, Allāh akan semakin mengetahui dia, Allāh akan semakin mengenalnya, Allāh akan semakin mencintainya.

Oleh karenanya dia tidak peduli dengan komentar orang-orang yang dia bantu, dia tidak perlu dengan komentar orang lain.

Dan syi'arnya sebagaimana orang-orang yang bertakwa yang Allāh sebutkan dalam Al Qur’an:

إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ الله لَا نُرِيدُ مِنْكُمْ جَزَاءً وَلَا شُكُورًا

“Kami memberi makan kepada kalian karena Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, muamalah kami dengan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, bukan dengan kalian. Kami tidak butuh dari kalian terima kasih dan kami tidak butuh dari kalian balasan.” (QS: Al-Insaan: 9)

Inilah orang yang paling ikhlash, orang yang paling bahagia.

Adapun orang yang tidak ikhlash, dia senantiasa sibuk mendengar komentar orang lain tentang bagaimana amalan dia. Apakah dia dipuji, apakah dia dicela.

Wallahu a'lam
Semoga bermanfaat

Selasa, 01 September 2015

Jangan menunggu

Renungan pagi,            13 kata
“JANGAN MENUNGGU”
yg perlu dihindari:
***********************
👍1. Jangan menunggu bahagia baru tersenyum, tapi tersenyumlah, maka kamu akan bahagia.
🌻2. Jangan menunggu kaya baru bersedekah, tapi bersedekahlah, maka kamu semakin kaya.
🌻3. Jangan menunggu termotivasi baru bergerak, tapi bergeraklah, maka kamu akan termotivasi.
🌻4. Jangan menunggu dipedulikan orang baru kamu peduli, tapi pedulilah dengan orang lain! Maka kamu akan dipedulikan ….
🌻5. Jangan menunggu orang memahami kamu. baru kamu memahami dia, tâÞi pahamilah orangitu, maka orang itu paham dengan kamu.
🌻6. Jangan menunggu terinspirasi baru menulis.tapi menulislah, maka inspirasi akan hadir dalam tulisanmu.
🌻7. Jangan menunggu projek baru bekerja, tapi bekerjalah, maka projek akan menunggumu.
🌻8. Jangan menunggu dicintai baru mencintai, tapi belajarlah mencintai, maka kamu akan dicintai.
🌻9. Jangan menunggu banyak uang baru hidup tenang, tapi hiduplah dengan tenang. Percayalah bukan sekadar uang yang datang tapi juga rezeki yang lainnya.
🌻10. Jangan menunggu contoh baru bergerak mengikuti, tapi bergeraklah, maka kamu akan menjadi contoh yang diikuti.
🌻11. Jangan menunggu sukses baru bersyukur tapi bersyukurlah, maka bertambah kesuksesanmu.
🌻12. Jangan menunggu bisa baru melakukan, tapi lakukanlah! Maka kamu pasti bisa!
🌻13. Jangan menunggu waktu luang tuk ber-Ibadah.
Tapi luangkan waktu tuk ber-Ibadah.
🌺Dan… Jangan menunggu lama lagi untuk membagikan tulisan ini kepada semua orang yang anda kenal..

... Have a nice day

Jaga kesehatan

Ada seorang dokter membuka klinik di Tanah Suci (Makkah Mukarramah). Selama 6 bulan praktek, tidak ada seorang pasienpun yang datang untuk berobat. Hingga beliau merasa heran, apakah orang-orang di sini tidak pernah sakit?
Akhirnya beliau temukan jawabannya, dari salah seorang muslim di sana :

Bila kami sakit,
ikhtiar pertama yg kami lakukan ialah
shalat dua rakaat, dan memohon kesehatan kpd Allah. In syaa Allaah sembuh dengan ijin dan kasih sayangNya.
Kalau belum sembuh,

Ikhtiar ke-dua.
Yaitu baca Al Fatihah/surat2 lain, tiupkan pada air dan minum. Dan alhamdulillaah kami akan sehat. Inilah Ruqyah utk diri sendiri.
Tapi kalau belum sehat juga, kami lakukan ikhtiar yg ke-tiga.

Yaitu bersedekah, dengan niat mendapatkan pahala kebaikan, & dijadikan jalan penyembuh sakit kami. In syaa Allah akan sembuh.
Kalau tidak sembuh juga, kami akan tempuh ikhtiar yg ke-empat.

Yaitu banyak2 istighfar, untuk bertaubat. Sebab, Nabi ﺻﻞ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ beritahu kami, bahwa sakit adalah salah satu sebab diampuninya dosa2.
Kalau belum sembuh juga, baru kami lakukan ikhtiar yg ke-lima.

Yaitu minum madu dan habbatussauda’.

Ikhtiyar yg ke-enam yaitu dengan mengonsumsi makanan herbal, seperti bawang putih, buah tin, zaitun, kurma, dan lain-lain, seperti disebut dalam Al Qur’an.
Dan,Alhamdulillah. Laa hawlaa wa laa quwwataa illaa billaah. Jika belum sembuh, baru kami ikhtiar ke-tujuh yaitu pergi ke dokter muslim yg shalih.

In syaa Allah akan diberi kesembuhan dari Allah SWT. Aamiin..

Wallaahu a’lam..

Kalau di Negara Berkembang, ketika kita sakit :
1. Googling di internet gejala sakit apa ya kira2.
2. Beli obat di apotik, bila sakit berlanjut
3. Datang ke dokter dan minta obat. Kalau belum sembuh juga,
4. Pindah ke dokter lain, dokternya nggak cocok, belum sembuh lagi,
5. Cari informasi temen-temen, obat herbal atau pengobatan alternatif, bila makin parah.
6. Konsultasi ke ustad, kira-kira selama di dunia dosa apa, dan amalan-amalan apa yang harus dilakukan untuk menyembuhkan sakit.

Selanjutnya baru bertaubat kepada Allah atas segala dosa dan khilaf dan berdoa kepada Allah memohon kesembuhan.
Itu pada umumnya yaa…..

Makanya bisnis obat-obatan di Negara-Negara Berkembang laku keras, kuliah di kedokteran keren bingiits, obat herbal booming…

Nah dari cerita dokter di Mekkah tersebut, kita seharusnya bisa mengambil pelajaran dan bisa mencontoh penduduk di sana, bagaimana sikap kita sebagai seorang muslim ketika dihadapkan pada kondisi sakit. Seorang muslim hendaknya menyandarkan segala kondisinya hanya kepada Allah Ta’ala. Sehingga ketika sakitpun, ikhtiar utama (mayoritas) yang kita lakukan adalah mendekatkan diri pada Allah melalui shalat, taubat, istighfar, dan do’a. Barulah kemudian iktiyar2 yg sifatnya secara ‘materi’.

Semoga saudaraku yang kini tengah sakit, segera diberi kesembuhan oleh Allah Ta’ala, semoga menjadi penggugur dosa2nya. Aamiin.

Doa sakit yang diajarkan Rasulullah:
.
اَللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ البَاسَ، اِشْفِ أَنْتَ الشَّافِي، لاَ شِفَاءَ إِلاَّ شِفَاؤُكَ شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا

Ya Alloh, Tuhan seluruh manusia, hilangkanlah sakit ini, sembuhkanlah, Engkaulah As-Syafi (Sang Penyembuh), tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit. (HR. Bukhari 5675 dan Muslim 2191).

(Mugi rahayu. Persalinan maryam)

Tidak ada kejahatan

Dialog fisika & islam
Fisika dan Islam.                            
                                  Pada suatu hari, Syaiikh Hasan Al-Bashri Rahimahullah pergi mengunjungi Syaikh Habib Ajmi Rahimahullah, seorang sufi besar lain. Pada waktu shalatnya, Syaikh Hasan Al-Bashri mendengar Syaikh Habib Ajmi banyak melafadzkan bacaan shalatnya dengan keliru. Oleh karena itu, Syaikh Hasan Al-Bashri memutuskan untuk tidak salat berjamaah dengannya. Ia menganggap kurang pantaslah bagi dirinya untuk shalat bersama orang yang tak boleh mengucapkan bacaan shalat dengan benar.
Di malam harinya, Syaikh Hasan Al-Bashri bermimpi. Ia mendengar Tuhan berbicara kepadanya, “Hasan, jika saja kau berdiri di belakang Habib Ajmi dan menunaikan shalatmu, kau akan memperoleh keridaan-Ku, dan shalat kamu itu akan memberimu manfaat yang jauh lebih besar daripada seluruh shalat dalam hidupmu. Kau mencoba mencari kesalahan dalam bacaan shalatnya, tapi kau tak melihat kemurnian dan kesucian hatinya. Ketahuilah, Aku lebih menyukai hati yang tulus daripada pengucapan tajwid yang sempurna.
Seorang profesor yang atheis berbicara dalam sebuah kelas.
Profesor: "Apakah Allah menciptakan segala yang ada?"
Para mahasiswa: "Betul! Dia pencipta segalanya."
Profesor: "Jika Allah menciptakan segalanya, berarti Allah juga menciptakan kejahatan." (Semua terdiam. Agak kesulitan menjawab hipotesis profesor itu).
Tiba-tiba suara seorang mahasiswa memecah kesunyian.
Mahasiswa: "Prof! Saya ingin bertanya. Apakah dingin itu ada?"
Profesor: "Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja, dingin itu ada."
Mahasiswa: "Prof! Dingin itu tidak ada. Menurut hukum fisika, yang kita anggap dingin sebenarnya adalah ketiadaan panas. Suhu -460 degree Fahrenheit adalah ketiadaan panas sama sekali. Semua partikel menjadi diam. Tidak boleh bertindak pada suhu tersebut. Kita menciptakan kata 'dingin' untuk mengungkapkan ketiadaan panas ya.
Selanjutnya! Apakah gelap itu ada?"
Profesor: "Tentu saja ada!"
Mahasiswa: "Anda salah lagi Prof! Gelap juga tidak ada. Gelap adalah keadaan di mana tiada cahaya. Cahaya boleh kita pelajari. Sedangkan gelap tidak boleh. Kita boleh menggunakan prisma Newton untuk mengurai cahaya menjadi beberapa warna dan mempelajari panjang gelombang setiap warna. Tapi! Anda tidak boleh mengukur gelap. Seberapa gelap suatu ruangan diukur melalui berapa besar intensiti cahaya di ruangan itu. Kata 'gelap' dipakai manusia untuk menggambarkan ketiadaan cahaya. Jadi! Apakah kejahatan, kemaksiatan itu ada?"
Profesor mulai bimbang tapi menjawab juga: "Tentu saja ada."
Mahasiswa: "Sekali lagi anda salah Prof! Kejahatan itu tidak ada. Allah tidak menciptakan kejahatan atau kemaksiatan. Seperti dingin dan gelap juga. Kejahatan adalah kata yang dipakai manusia untuk menggambarkan ketiadaan Allah dalam dirinya. Kejahatan adalah hasil dari tidak hadirnya Allah dalam hati manusia." Profesor terpaku dan terdiam! Dosa terjadi kerana manusia lupa hadirkan Allah dalam hatinya.. Hadirkan Allah dalam hati pada setiap saat, maka akan selamatlah diri kita.. Itulah IMAN.. SESUNGGUHNYA DOSA ITU LAHIR SAAT IMAN TIDAK HADIR DALAM HATI KITA..
Semoga bermanfaat dulur...