Copas dr grup sebelah...
LUBANG-LUBANG PADA TUBUH MANUSIA TEMPAT BERSEMBUNYINYA JIN
==================================
1. Jin Berada pada Tubuh Manusia di lubang mulut
“Abu Said berkata: Rasulullah bersabda: “Apabila seseorang dari kalian menguap, letakkanlah tangannya pada mulutnya (tutuplah), karena setan akan masuk bersama dengan orang yang menguap (yang mulutnya tidak ditutup)” (H.R. Muslim)
2. Jin Berada pada Tubuh Manusia di lubang kuku
Wahai Abu Hurairah, potonglah (perpendek) kuku-kukumu. Sesungguhnya setan mengikat (melalui) kuku-kuku yang panjang. (H.R. Ahmad)
3. Jin Berada pada Tubuh Manusia di lubang hidung
Bahwa Nabi bersabda: Apabila salah seorang di antara engkau bangun tidur, hendaklah mengeluarkan air dari hidungnya (istintsar) tiga kali, karena setan itu menginap di batang hidungnya. (H.R. Muslim)
4. Jin Berada pada Tubuh Manusia di lubang telinga
Abdullah berkata, “Disebutkan di sisi Nabi bahwa ada seorang laki-laki yang selalu tidur sampai pagi tanpa mengerjakan shalat (malam). Lalu beliau bersabda, ‘Setan telah kencing di telinganya (H.R. Muslim).
5. Jin berada pada lubang urat darah
Dari Shafiyyah binti Huyay, Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya setan itu berjalan dalam tubuh anak Adam melalui peredaran darah dalam tubuhnya” (H.R. Muslim)
6. Jin berada pada lubang pusar
Ketahuilah lubang pusar adalah tempat terkotor yang kebanyakan manusia lupa membersihkannya, coba buktikan masukkan tangan anda kelubang pusar dan dekatkan kehidung, maka anda akan membaui bau busuknya. Pengalaman saya meruqyah diketahui kebanyakan jin juga bersembunyi di lubang pusar yang kotor.
7. Jin berada dilubang kemaluan.
Syetan menambah rasa nikmat dalam berzina dengan menstimulir syaraf kemaluan.
Karena itu JAGALAH LUBANG-LUBANG PADA TUBUH ANDA AGAR TIDAK DIJADIKAN TEMPAT TINGGAL JIN. Smg Allah mlindungi qt dari gangguan golongan jin dan manusia
Rabu, 29 Juli 2015
Lubang2 manusia
Teman yang mana?
Empat Jenis Teman.
Berteman, merupakan perkara lumrah manusia selaku makhluk sosial.
Namun selektiflah dalam berteman.
Ibnul Qayyim rahimahullah membagi teman dalam 4 bagian:
1. Teman bergaul laksana makanan yang tidak dapat ditinggalkan walau sehari pun.
Mereka adalah para ulama'. Bergaul dengan kelompok ini membawa keuntungan besar.
2. Teman bergaul bagaikan obat, yang dibutuhkan kala sakit.
Kita membutuhkan mereka untuk memenuhi keperluan hidup, semisal: rekan kerja, tetangga, kerabat.
3. Teman bergaul bagaikan penyakit, dengan berbagai tingkatan dan macamnya.
Berkawan dengannya tidaklah memberikan keuntungan dunia, terlebih lagi akhirat.
Termasuk dalam bagian ini adalah kawan yang malas, pembenci, suka ghibah, dan lainnya.
4. Teman bergaul yang membawa kebinasaan, seperti racun bagi kita.
Merekalah para penyeru kesesatan, orang yang gemar berbuat dosa dan maksiat, serta yang semisalnya.
(Bada'iul Fawaid; Ibnul Qayyim)
Hati ini lemah. Maka jagalah ia dengan berkawan kepada teman yang shalih.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
المرء على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل
"Agama seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya...” (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Silsilah Ash-Shahihah: 927)
Rahmatan lil alamin
cahaya .... Ungkapan Kyai Sepuh NU yg sgt bijak utk mengawali langkah dan tentukan pilihan pada muktamar NU ke-33 tahun 2015 di Jombang: #NASIHAT
Di tengah perpecahan umat Islam dewasa ini, nasihat guru Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan, Jawa Timur: Kiai Ahmad Dairobi tiba-tiba menyentak umat Islam Indonesia.
Dalam pekan ini, ‘Nasihat Ukhuwah’ Kiai Ahmad Dairobi populer secara viral di media sosial. Berikut nasihatnya:
“Diam-diam ternyata saya menyukai semangat FPI dalam memberantas kemunkaran. Saya tahu, kadangkala ada yang salah dalam aksi mereka. Namun, kesalahan mereka tidaklah seberapa dibanding kesalahanku yang takut dan tak peduli dengan kemunkaran yang merajalela.
Diam-diam ternyata saya menyukai semangat dan ketulusan Jamaah Tabligh dalam meramaikan shalat berjemaah di masjid. Saya tahu, kadangkala ada yang salah dalam tindakan sebagian mereka. Namun, kesalahan mereka tidaklah seberapa dibanding kesalahanku yang tidak melakukan apa- apa saat tetanggaku banyak yang tidak shalat.
Diam-diam ternyata saya menyukai semangat Hizbut Tahrir dalam membangun khilafah. Saya tahu, ada yang salah dalam sebagian konsep khilafah mereka. Namun, kesalahakanku yang tak mau berbuat apa-apa untuk penegakan syariat Islam, jauh lebih besar daripada kesalahan mereka.
Diam-diam ternyata saya menyukai cara berpolitik orang-orang PKS. Saya tahu, mereka banyak dihuni oleh tokoh-tokoh di luar Nahdlatul Ulama; dan yang namanya partai politik pasti cukup banyak kesalahan oknum mereka. Namun, kesalahan mereka tidaklah seberapa dibanding kesalahanku memilih partai yang cenderung sekuler dan anti penerapan syariat Islam.
Bahkan, diam-diam ternyata saya juga suka dengan keberanian Al-Qaidah dalam melawan kezaliman politik Amerika dan Israel. Aku tahu, mereka melakukan beberapa kesalahan, tapi kesalahanku yang tidak peduli dengan nasib umat Islam jauh lebih besar daripada kesalahan mereka.
Dan, dengan terang-terangan saya menyatakan sangat mengagumi Nahdlatul Ulama.
Yakni, NU yang sesuai dengan pandangan Hadratussyekh Kyai Hasyim Asy’ari.
BUKAN NU yang menjadi kendaraan politik.
BUKAN NU yang dipenuhi kepentingan pragmatis.
BUKAN NU yang menjadi pembela Syiah dan Ahmadiyah.
BUKAN NU yang melindungi liberalisme.
Dan, BUKAN NU yang menjadikan Rahmatan Lil Alamin sebagai justifikasi untuk ketidakpeduliannya terhadap perjuangan penegakan syariat Islam.
“Niat saya, agar antar gerakan Islam saling menjaga ukhuwah. Jangan sampai ashobiyyah dan fanatik buta pada organisasi masing-masing menutup pintu kebaikan kelompok lain.”
Jawaban Allah
"SEPELE, TAPI MARI BUKTIKAN KEBENARANNYA"
1)- Ketika kita mengeluh :
“Ah mana mungkin…. : .
”✅Allah menjawab :
“Jika AKU menghendaki, cukup Aku berkata“Jadi”, maka jadilah (QS. Yasin ; 82)
2)- Ketika kita mengeluh :
“Wah, letih sekali….
”✅Allah menjawab :
“…dan KAMI jadikan tidurmu untuk istirahat.” (QS.An- Naba :9)
3)- Ketika kita mengeluh :
“Berat sekali ya, gak sanggup rasanya…
”✅Allah menjawab :
“AKU tidak membebani seseorang, melainkan sesuai dgn kesanggupan.” (QS. Al-Baqarah : 286)
4)- Ketika kita mengeluh :
“Stress nich, bingung?!
” ✅Allah menjawab :
“Hanya dengan mengingatKu hati akan menjadi tenang”. (QS. Ar-Ra’d :28)
5)- Ketika kita mengeluh :
“Yah, ini mah bakal sia-sia..deh! ” ✅Allah menjawab :
”Siapa yg mengerjakan kebaikan sebesar biji dzarahpun, niscaya ia akan melihat balasannya”. (QS. Al- Zalzalah :7)
6)- Ketika kita mengeluh :
“saya sendirian, gak ada seorgpun yang mau membantu…
”✅ Allah menjawab :
“Berdoalah (mintalah) kepadaKU, niscaya Aku kabulkan untukmu”. (QS. Al-Mukmin :60)
7)- Ketika kita mengeluh :
“Sedih sekali rasanya…
”✅Allah menjawab :
“La Tahzan,..Innallaha Ma’ana... Janganlah kamu bersedih, sesungguhnya Allah beserta kita:. (QS. At-Taubah :40)
8)- Ketika kita mengeluh :
“Ampun..susah banget ini kerjaan…
”✅Allah menjawab : “sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan” (QS. Al-Insyirah:6-7).
Semoga semua yg kita lakukan pada hr ini bernilai ibadah...
Semoga hari-hari ini adalah hari yang penuh barokah buat kita. aamiin
Selalu ada hari baru utk saling memaafkan kesalahan yg telah berlalu, Selalu ada hari baru utk perbaikan.
Met berbaik sangka selalu. In Syaa Allah.
Selasa, 28 Juli 2015
Hawa Nafsu
Pengen diskusi sedikit mengenai hawa nafsu. Karena baru mengerti sekarang-sekarang ini.
NAFSU = NAFS = diri. Terkadang istilah 'nafs' merujuk pada pengertian diri secara fisik. Terkadang merujuk pada pengertian diri ruhani yaitu jiwa (ruh + hati).
Istilah nafs, tidak punya konotasi negatif. Karena Nafsu = diri.
yang dekat pada konotasi negatif itu adalah istilah HAWA.
karena HAWA = dorongan, atau kehendak.
HAWA NAFSU = dorongan atau kehendak dari dalam diri manusia itu sendiri.
DORONGAN/ DAYA dari dalam diri inilah yang harus diwaspadai.
========
pada mulanya, HAWA dari dalam NAFS, berguna untuk menjadi semacam pendorong agar manusia bergerak.
Misalnya, karena dorongan lapar, maka manusia bergerak mencari makan.
Karena dorongan marah, maka orang punya energi untuk berperang dan mempertahankan tanah air.
Karena dorongan cinta, seorang Ibu bisa bertahan dalam kesusahan untuk membesarkan anak-anaknya.
Tetapi, dorongan atau HAWA bisa membesar sampai pada taraf yang bukan lagi menjadi pemicu manusia bergerak melainkan menjadi lebih berkuasa dari MINDA manusia itu sendiri.
MINDA disetir oleh HAWA di dalam NAFS-nya
========
Yang menarik adalah, ternyata, kita bisa mengenali HAWA itu.
kalau kita "naik" dan memisahkan antara minda dan HAWA. maka kita bisa merasakan bahwa benar-benar kita terpisah antara MINDA yang mengamati, dan HAWA yang mendorong-dorong kita untuk berbuat sesuatu.
HAWA itu ternyata bisa dikenali dan bisa ditinggalkan. meskipun sulit, hehehe...
yang menarik lagi ternyata, kalau kita kenal diri, kenal MINDA yang mengamati, kenal HAWA di dalam diri, kita bisa kenal HAWA-nya orang lain.
Dorongan itu terasa sekali, ada yang dari dalam diri. Ada HAWA-nya orang lain.
semuanya berbentuk seperti sebuah dorongan yang mengaduk-aduk perasaan.
saya baru sadari itulah HAWA. kalau dari dalam, berarti hawa dari nafs kita sendiri. kalau dia terasa ada dorongan dari luar yang mau "intrude" mau menyusup masuk, berarti dia HAWA orang lain.
Berbeda dengan bisikan. Bisikan itu bermain pada wilayah bibit fikiran. Tetapi HAWA dia bukan berupa bisikan, dia bermainnya dalam wilayah DAYA atau DORONGAN dari dalam.
kalau bisikan, itu wilayahnya qarin. Dia mengacaukan minda. Tapi kalau ada daya, ada sebuah dorongan yang menggejolakkan perasaan kita, hampir pasti itu adalah hawa, bisa dari dalam diri (hawa nafsu) bisa dari luar diri. Hawa orang lain.
itu kesimpulan prematur saya. Monggo dilengkapi
Rabu, 08 Juli 2015
Tanda lailatul qodr
KTQS # 1054 (Ramadhan 13) ITIKAF: Berhenti Sejenak Mencari Kesejatian Diri TANDA-TANDA LAILATUL QADR [1] Matahari akan terbit pada pagi harinya dalam keadaan jernih, tidak ada sinar. Dari Abi bin Ka’ab bahwa Rasulullah saw bersabda yang artinya, ”Shubuh hari dari malam lailatul qadar matahari terbit tanpa sinar, seolah-olah mirip bejana hingga matahari itu naik.” (HR. Muslim, Lihat Shohih Fiqh Sunnah II/149-150) [2] “Lailatul qadar adalah malam yang terang, tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor bagi setan)”. (HR. at-Thobroni dalam al-Mu’jam al-Kabir 22/59 dengan sanad hasan) [3] Udara dan angin sekitar terasa tenang. Sebagaimana dari Ibnu Abbas, Rasulullah Saw bersabda, “Lailatul qadar adalah malam yang penuh kelembutan, cerah, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar lemah dan nampak kemerah-merahan”. (HR. Ath Thoyalisi, Haytsami mengatakan periwayatnya adalah tsiqoh / terpercaya) Sufyan Ats Tsauri mengatakan, “Aku sangat senang jika memasuki sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan untuk bertahajud di malam hari dan giat ibadah pada malam-malam tersebut." Sufyan pun mengajak keluarga dan anak-anaknya untuk melaksanakan shalat jika mereka mampu. [Latho-if Al Ma’arif, hal. 331. Setiap orang akan berbeda, apa yg dirasakannya dan yg dialaminya, juga akan berbeda kebaikan dan berkah yg didapat dari lailatul qadar, tergantung kesungguhannya. Semoga Allah memudahkan kita untuk meraih malam tersebut. Amin Yaa Mujibas Saailin. Salam !