Senin, 07 Desember 2015

Berlari ke Allah

Berlari atau Cukup Berjalan

Beginilah al-Qur’an bertutur, membuat sebuah panduan yang berharga untuk setiap muslim, bahwa apa yang kita tuju menentukan cara kita untuk sampai kepadanya

1.      Berdzikir (Sholat): perintahnya adalah “Berlarilah!”
“Wahai orang yang beriman, apabila kalian diseru untuk menunaikan sholat Jum’at, maka BERLARILAH kalian MENGINGAT Allah dan tinggalkanlah jual beli.” (QS. Al-Jum’ah: 9)

2.      Melakukan Kebaikan: perintahnya adalah “Berlombalah!”
“Maka BERLOMBA-LOMBALAH dalam berbuat KEBAIKAN.” (QS. Al-Baqarah: 148)

3.      Meraih Ampunan: perintahnya adalah “Bersegeralah!”
“Dan BERSEGERALAH kamu menuju AMPUNAN dari Tuhanmu dan menuju SURGA…”(QS. Ali Imron: 133)

4.      Menuju Allah: perintahnya adalah “Berlarilah dengan cepat!”
“Maka BERLARILAH kembali ta’at kepada ALLAH.” (QS. Adz-Dzaariyat: 50)

5.      Menjemput Rizki (Duniawi): perintahnya adalah “Berjalanlah!”
“Dialah yang menjadikan bumi mudah bagimu, maka BERJALANLAH di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari RIZKI-Nya.” (QS. Al-Mulk: 15)

Semestinya kita memahami, kapan kita perlu berlari, atau menambah kecepatan lari kita, atau bahkan cukup berjalan saja

Jangan-jangan, selama ini kita merasa lelah, karena berlari mengejar dunia.

Ya Allah, bimbinglah kami…!

Sabtu, 05 Desember 2015

SI Dzikir terus

TUNGGANGAN YANG MELINTASI KEBENDAAN

Pernahkah rekan-rekan berdo’a kepada Tuhan, dalam rangka meminta pilihan apakah sebaiknya makan mie goreng atau pecel lele untuk makan malam?

Rasanya tidak pernah, bukan?

Kenapa tidak pernah? Kenapa tidak sebaiknya kita berdo’a saja untuk keseluruhan detail hidup kita? Bukankah setiap kejadian akan berkaitan dengan kejadian lainnya dalam sebuah aksi reaksi kompleks, hingga pada akhirnya tak satupun kejadian yang tak punya imbas? Lalu kenapa tak berdo’a saja untuk semua hal? Dulu saya pernah bertanya seperti itu dalam batin saya sendiri.

Tetapi bukankah akan menjadi ganjil apabila kita berdoa dan meminta petunjuk untuk pilihan antara mie goreng atau pecel lele. Untuk apakah pesan jus jeruk atau es teh manis? Untuk apakah hari ini pakai kemeja biru atau kemeja warna merah dengan pola garis-garis? Ganjil bukan?

Itu memang kebingungan yang ganjil, rasanya tak masuk akal dan tentu tidak praktikal untuk dilakukan, tetapi saya belum mengerti kala itu apa landasan filosofinya kenapa tidak kita praktekkan berdoa di segala detail hidup?

Jawaban mengenai hal tersebut baru saya mengerti berbilang tahun kemudian. Setelah mengakrabi kajian para arifin, yang memberi tahu tentang keutamaan mengingati Allah. Bahwa sak bisa-bisanya kita harus belajar memraktekkan mengingati Allah dalam apapun kondisi: duduk, berdiri, berbaring, sebisa-bisanya mengingati Allah. Itu point pertama.

Point kedua adalah bahwa mengingati Allah itu berarti juga kita tidak mengingati benda-benda. Pecel lele, jus jeruk, kemeja biru dan merah, naik angkot ataupun gojek, semua itu adalah benda-benda. Dan mengingati Allah adalah bukan mengingati benda-benda tersebut. Itu point keduanya.

Dan yang paling penting saya rasa adalah berikut ini. Setelah kita belajar untuk dawam mengingati Allah dalam segala kondisi kehidupan kita. -Dan itu berarti bahwa kita mengingati Allah dalam lapang dan sempitnya kita-. Maka keseluruhan kejadian hidup yang mempertemukan kita dengan makna lapang dan sempit itu; sejatinya adalah jalan untuk kita mengingatiNya. Bukan mengingati kejadian hidupnya atau bendanya.

Indah sekali pesan orang-orang arif ini.

Kita misalkan saja begini. Kita bekerja sejak pagi, dan kita memulakan segala kehidupan kita dengan basmallah. ‘Memulakan kerja dengan basmallah’ itu adalah sebagai bentuk ingatan kepada Allah. Kemudian, kita memulai hari dalam kondisi dimana ingatan kepada Allah itu masih sinambung dan terjaga. Kita masih stay tune pada kondisi mengingati Allah.

Karena kita masih stay tune dalam ingatan Allah itulah sebabnya kita tak usah sibuk berdoa apakah kita akan keluar rumah lewat pintu depan atau pintu belakang, apakah naik motor atau naik mobil? Karena semua itu sudah dalam kondisi tinggal GO saja.

Kita sudah tinggal JUST DO IT, sambil memulakan segala sesuatunya dengan basmallah dan ingatan kepada Allah terjaga pada batin kita.

Lalu, dalam keseharian kita bekerja itu, akan ada banyak sekali hal yang mempertemukan kita dengan situasi lapang dan sempit.

Kejadian-kejadian yang menghantarkan situasi lapang dan sempit itu, sejatinya kebendaan. Dan seperti laiknya kebendaan; dia akan dengan cepat menghilangkan ingatan kita pada Allah yang sejak awal hari kita jaga untuk sinambung itu tadi.

Maka….agar ingatan pada Allah tetap terjaga, kita gunakanlah kejadian hidup yang kita temui itu, segala apapun yang membetot perhatian kita itu, sebagai “tunggangan” untuk ‘kembali’ pada Allah.

Ada situasi lapang yang memesonakan; sebelum dia membetot dan mencuri ingatan kita pada Allah, maka kita jadikan suasana itu sebagai tunggangan. Kita berdoa pada Allah sebagai bentuk kesyukuran. Imbasnya adalah, suasana senang yang kebendaan itu urung memenuhi batin kita, tetapi malah menjadikan kita semakin terkunci pada ingatan kepada Allah.

Ada situasi sempit yang menyesakkan; sebelum dia membetot dan mencuri ingatan kita pada Allah, maka kita jadikan suasana sempit itu sebagai tunggangan. Kita berdoa pada Allah sebagai bentuk kita meminta pertolongan. Imbasnya nanti, suasana sempit dan kesulitan keduniawian itu urung memenu

Selasa, 01 Desember 2015

Jalannya Rezeki

• MEMBUKA PINTU REZEKI 

Berikut amalan yang dapat membantu mendatang kan rezeki :

1. Bekerja/berusaha Sebaik-baiknya

Firman Allah: "Dialah Allah yang menjadikan Bumi ini mudah bagi Kamu, maka berjalanlah di segala penjuru dan makanlah sebagian dari Rizqi-NYA. Dan hanya kepada-NYA lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan". (QS Al Mulk:15)

2. Perbanyak Istighfar (Astaghfirullah)

"Maka aku katakan kepada mereka; Mohonlah ampun kepada Tuhanmu: Sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai." (QS. Nuh : 10-12).

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa memperbanyak istighfar (mohon ampun kepada Allah) niscaya Allah menjadikan untuk setiap kesedihannya jalan keluar dan untuk setiap kesempitannya kelapangan dan Allah akan memberinya rizki (yang halal) dari arah yang tidak disangka-sangka". (HR. Imam Ahmad, Abu Daud, An-Nasa'i, Ibnu Majah dan Al-Hakim. Sanad hadits ini dishahihkan oleh Imam Al-Hakim)

3. Perbanyak Syukur dan Tahmid (AlHamdulillah)

Firman Allah : " Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami (Allah), akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari (Nikmat-KU), sesungguhnya Azab-KU sangat pedih " (QS Ibrahim:7).

4. Tegakkan Shalat

Firman Allah: "Perintahkan kepada keluargamu supaya shalat, dan sabarlah dalam melaksanakannya, Kami (Allah) tidak menuntut kamu supaya mencari rizqi, Kami (Allah) yang menjamin rizqimu, dan akibat (kemenangan yang terakhir) bagi orang-orang yang bertaqwa." (QS. Ath-Thaha:132)

5. Takwa Kepada Allah

"Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya." (QS. Ath-Thalaq: 2-3).

Ibnu Katsir berkata, "Maknanya, barangsiapa yang bertakwa kepada Allah dengan melakukan apa yang diperintahkan-Nya dan meninggalkan apa yang dilarang-Nya, niscaya Allah akan memberinya jalan keluar, serta rezeki dari arah yang tidak pernah terlintas dalam benaknya."

6. Tawakkal Kepada Allah

Firman Allah : " Dan barang siapa ber-Tawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya ". (QS Ath Thalaq:3)

"Sungguh, seandainya kalian bertawakkal kepada Allah sebenar-benar tawakal, niscaya kalian akan diberi rezeki sebagaimana rezeki burung-burung. Mereka berangkat pagi-pagi dalam keadaan lapar, dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang." (HR Ahmad Tirmidzi).

7. Beribadah Sepenuhnya

"Sesungguhnya Allah berfirman, "Wahai anak Adam! Beribadahlah sepenuhnya kepada-Ku, niscaya Aku penuhi (hatimu yang ada) di dalam dada dengan kekayaan dan Aku penuhi kebutuhanmu. Jika tidak kalian lakukan, niscaya Aku penuhi tanganmu dengan kesibukan dan tidak Aku penuhi kebutuhanmu (kepada manusia). (HR, Tirmidzi, Ahmad, Ibnu Majah).

8. Haji dan Umrah

"Lanjutkanlah haji dengan umrah, karena sesungguhnya keduanya menghilangkan kemiskinan dan dosa, sebagaimana api dapat menghilangkan karat besi, emas dan perak. Dan tidak ada pahala haji yang mabrur itu melainkan jannah". (HR. Ahmad, at-Tirmidzi, an-Nasa'i)

9. Banyak Silaturrahim

"Siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya) maka hendaknyalah ia menyambung (tali) silaturahim." (HR. Bukhari)

10. Perbanyak Sedekah

"Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi Rezeki yang sebaik-baiknya." (Saba' : 39).

Ibnu katsir berkata, "Betapa pun sedikit apa yang kamu infakkan dari apa yang diperintahkan Allah kepadamu dan apa yang diperbolehkan-Nya, niscaya Dia akan menggantinya untukmu di dunia, dan di akhirat engkau akan diberi pahala dan ganjaran." 

Nabi bersabda dalam hadits qudsi: "Allah Tabaraka wa Ta'ala berfirman,"Wahai anak Adam, berinfaklah niscaya Aku berinfak (memberi rezeki) kepadamu." (HR. Abu Daud)

11. Menafkahi Penuntut Ilmu

Dahulu ada dua orang saudara pada masa Rasulullah, satunya sedang menuntut ilmu dan (saudaranya) yang lain bekerja, untuk menghidupi mereka berdua. Lalu saudaranya yang bekerja itu mengadu kepada Nabi, maka Beliau bersabda, "Mudah-mudahan engkau diberi rezeki dengan sebab dia." 
(Tirmizi, Hakim).

12. Bersabar Menghadapi Ujian

"Mungkin kamu enggan (tidak menyukai) sesuatu, sedang Allah telah menjadikan pada apa yang tidak engkau sukai itu kebaikan yang sebanyak-banyaknya".
(QS. An-Nisaa':19)

13. Membantu Kaum Lemah

Rasulullah SAW bersabda, "Bantulah orang-orang lemah, karena kalian diberi rezeki dan ditolong lantaran orang-orang lemah di antara kalian." (Muslim dan An-Nasa`i).

14. Hijrah di Jalan Allah

"Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak." (Qs. An-Nisa`: 100).

Mari kita berusaha coba mengamalkannya.

Semoga bermanfaat...Baarakallahu Fiikum